Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Sering sekali, dalam menggambar suatu benda, banyak ditemui bahwa didalam benda tersebut memiliki rongga-rongga. Untuk menggambarkan rongga-rongga tersebut tentu saja tidak digambarkan sebagai ”gambar benda tidak tampak / terhalang”. Karena  jika menggunakan metode seperti ini tentunya gambar yang dihasilkan akan menjadi sebuah gambar yang sulit dipahami dan menjadi gambar yang rumit. Maka dari itu, diumpamakan bagian gambar yang menutupi dibuang. Cara ini disebut dengan cara potongan.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Penyajian Potongan 

Pada umumnya, bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya disebut potongan utama. Namun untuk keadaan tertentu terkadang bagian yang dipotong tidak harus mengikuti atau melalui sumbu dasar, melainkan dapat dibuat diluar sumbu dasar. Penerapan ini tentunya harus diberi tanda agar lebih jelas, yaitu dengan anak panah, dimana arah anak panah menunjukkan arah pandangan.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Letak Potongan dan Garis Potong

Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, maka tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut. Namun jika letak bidang potong belum jelas, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam gambar. Letak garis potong juga harus diberi informasi dengan menaruh tanda dengan huruf besar dan diberi anak panah yang menunukan arah penglihatan potongan.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Cara Membuat Potongan

Potongan dalam satu bidang 

 > Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar 

Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, maka garis potongnya dan tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar.

> Potongan yang tidak melalui sumbu dasar

Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, maka letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.

Potongan oleh lebih dari satu bidang

> Potongan melocat

Untuk menyerdehanakan gambar dan penghematan waktu potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan, dengan kata lain gambar yang harusnya dipotong oleh 2 bidang dapat disatukan menjadi 1 bidang

> Potongan oleh dua bidang berpotongan 

Potongan dimana bagian-bagian yang simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang potongan merupakan potongan utama dan potongan yang dibentuk bidang lain membentuk sudut terhadap potongan utama.

> Potongan pada bidang berdampingan 

Potongan ini  biasanya digunakan untuk membuat potongan pada benda seperti pipa. Dibuat dengan membuat bidang potong yang berdampingan melalui garis sumbunya.

Di bawah ini adalah gambar potongan lebih dari satu bidang yang meliputi potongan melocat, potongan oleh dua bidang berpotongan, dan potongan pada bidang berdampingan.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Potongan separuh 

Potongan dimana bagiannya simetrik, yang satu menunjukan gambar pandangan dan satu lagi untuk menunjukan pandangan potongnya.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Potongan setempat (sebagian kecil bidang)

Terkadang dibutuhkan gambaran dari sebagian bagian kecil dari suatu benda saja. Untuk menampakan bagian kecil yang tersembunyi itu dibutuhkan suatu potongan yang hanya menunjukan bagian kecil yang diinginkan tersebut. Kita dapat menggunakan potongan setempat/ potongan sebagian kecil bidang.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Potongan yang diputar ditempat atau dipindahkan 

Pada benda-benda tertentu penampangnya dapat digambarkan setempat atau dapat juga digambar dengan diputar terlebih dahulu lalu dipindahkan.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Susunan Potongan-potongan Berurutan 

Potongan berurutan diperlukan dalam member ukuran atau alasan lain, dimana semua potongannya terletak pada sumbu utama, dan masing-masing terletak di bawah garis potongnya.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Penampang-penampang Benda Tipis

Penampang-penampang tipis, misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, contohnya baja profil atau paking, dapat digambar dengan garis tebal dan bukan dengan pemberian arsiran, atau dapat juga seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian yang dipotong berbatasan maka batas-batasnya dibiarkan berwarna putih.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Bagian Benda yang Tidak Boleh Dipotong

Beberapa benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku, pasak ,dan sebagainya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Berikut ini adalah gambar dimana benda tersebut dipotong namun terdapat beberapa benda yang tidak ikut terpotong.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Arsiran

Arsiran dipergunakan untuk menandakan sebuah bidang yang terkena potongan. Garis arsir umumnya atau kebanyakan berorientasi ke arah kanan dengan membentuk sudut 45° terhadap garis sumbunya atau garis gambarnya. Dengan jarak garis arsiran yang disesuaikan dengan besarnya gambar.

> Berikut ini adalah beberapa aturan-aturan arsiran yang lain

~ Arsiran dari bagian-bagian benda yang berdampingan harus dibedakan arah orientasinya

~ Penampang-penampang yang luas dapat diarsir terbatas yaitu hanya pada sekelilingnya saja.

~ Potongan sejajar dari benda yang sama dapat diarsir dengan arsiran serupa atau bisa juga digeser.

~ Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka sebuah informasi gamba, jika pemberian angka maupun huruf ini tidak dapat dilakukan pada bagian luar arsiran.

Mengapa dalam membuat potongan harus diberi tanda arah panah

Beberapa Catatan Tentang Potongan

> Potongan hanya dapat digunakan apabila dengan cara memotong bendanya bentuk bagian dalam bendanya bisa tampak lebih jelas. Apabila tanpa benda sudah tampak dengaan jelas, maka gambar potongan tidak perlu dibuat

> Beberapa bagian benda yang tidak boleh dipotong secara memanjang antara lain: gigi, ruji, baut penetap, pasak, pena tirus, poros, sirip, cincin, mur dan baut.

Referensi:

Sato,G.Takeshi. Hartanto,N.Sugiarto.2005.Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.Jakarta: Pradnya Paramitha.