Malam apa saja yang dilarang melakukan hubungan suami istri?

Senin, 5 September 2022 | 21:30 WIB

Jumat, 2 September 2022 | 21:21 WIB

Jumat, 2 September 2022 | 21:06 WIB

Jumat, 2 September 2022 | 08:42 WIB

Kamis, 1 September 2022 | 21:45 WIB

Kamis, 1 September 2022 | 19:45 WIB

Rabu, 31 Agustus 2022 | 19:23 WIB

Selasa, 30 Agustus 2022 | 08:40 WIB

Rabu, 24 Agustus 2022 | 20:50 WIB

Senin, 22 Agustus 2022 | 21:30 WIB

Senin, 22 Agustus 2022 | 19:25 WIB

Senin, 22 Agustus 2022 | 10:06 WIB

Senin, 22 Agustus 2022 | 06:32 WIB

Minggu, 21 Agustus 2022 | 03:00 WIB

Kamis, 18 Agustus 2022 | 08:48 WIB

Jumat, 12 Agustus 2022 | 15:49 WIB

Jumat, 12 Agustus 2022 | 15:25 WIB

Jumat, 12 Agustus 2022 | 15:24 WIB

Jumat, 12 Agustus 2022 | 11:46 WIB

Jumat, 12 Agustus 2022 | 08:41 WIB


Page 2


Page 3

Malam apa saja yang dilarang melakukan hubungan suami istri?

Buya Yahya jawab mitos larangan hubungan intim pada hari-hari tertentu berdasarkan ajaran agama Islam /Tangkap Layar YouTube Al-Bahjah TV/

SEPUTARTANGSEL.COM - Hubungan intim merupakan salah satu kebutuhan pasangan suami istri untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis.

Namun ternyata, ada anggapan atau mitos yang mengatakan bahwa suami istri dilarang melakukan hubungan intim pada hari-hari tertentu. Di antaranya yakni pada Sabtu, Minggu, dan Selasa.

Menanggapi hal ini, Buya Yahya segera membantah anggapan tersebut. Ia mengatakan semua hari baik, termasuk untuk melakukan hubungan intim antara suami istri.

Baca Juga: Istri Jangan Layani Permintaan Suami untuk Lakukan Ini Saat Berhubungan Intim, Buya Yahya: Tidak Akan Puas

Bahkan, Buya Yahya melarang umat Islam meyakini adanya hari-hari tertentu yang dianggap buruk.

"Tidak ada, tidak boleh meyakini hari-hari begitu. Kenapa, hari baik semuanya, darimana ilmu begitu?" kata Buya Yahya, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Sabtu, 26 Februari 2022.

Namun apabila istri menolak diajak suami untuk hubungan intim di hari-hari tertentu dengan alasan yang baik seperti ikut pengajian, maka Buya Yahya menyarankan agar jujur kepada suami.

Baca Juga: Istri Jangan Layani Permintaan Suami untuk Lakukan Ini Saat Berhubungan Intim, Buya Yahya: Tidak Akan Puas

Malam apa saja yang dilarang melakukan hubungan suami istri?

Buya Yahya /Tangkapan Layar YouTube Al Bahjah TV/

PORTAL SULUT — Ada sebagian orang membagi hari baik dan tidak baik dalam hal berhubungan suami istri.

Seperti apa hukum Islam menyikapi hal tersebut!

Apakah ada hari yang tidak baik bagi suami istri untuk berhubungan intim?

Baca Juga: Sempurnakan Ibadahmu dengan Amalan Subuh Hari Raya Idul Fitri ini, Segala Dosa akan Terhapus Seketika!

Hal ini merupakan pertannyaan salah satu jemaah kepada Buya Yahya, soal hari tidak baik berhubungan suami istri yakni hari Sabtu, Ahad dan hari Selasa.

Menanggapi hal itu, Buya Yahya menjelaskan, semua hari baik untuk kebaikan, tidak boleh meyakini ada hari-hari tidak baik untuk berhubungan suami istri.

“Ini ada hari tidak boleh. Hari Sabtu nggak boleh, Ahad hari Selasa. Hari baik semuanya dari mana ilmu begitu,” terang Buya Yahya, seperti dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com pada Minggu 1 Mei 2022 dari kalal YouTube Buya Yahya, diunggah 6 Februari 2022.

Menurut Buya Yahya, jika itu alasan karena melakukan kebaikan lain, misalnya Sabtu ngaji di majelis, kemudian hari Ahad dan Selasa ada kegiatan serupa, bilang saja tidak bisa dan sampaikan alasannya.

“Bilang saja jika hari Sabtu ada majelis dan seterusnya. Semuanya hari baik,” kata Buya Yahya.

Tanya: Assalamu’alaikum wr wb, Yth. Dewan Pakar PSQ, saya baru menikah dan ingin bertanya seputar hubungan suami istri. 1) Setelah berhubungan dengan suami, sampai dengan 16 jam ke depan, terkadang saat saya buang air kecil, saya menjumpai (maaf) sisa mani yg keluar. Apakah saya harus mengulang mandi wajib? 2) Adakah waktu-waktu yang dilarang untuk berhubungan suami istri? Saya pernah membaca larangan berhubungan sepanjang waktu dhuhur, dikatakan nanti anaknya akan bermata juling. Mohon informasinya. Terimakasih banyak. Wassalamu’alaikum Wr Wb. [Hamba Allah-via formulir pertanyaan] Jawab: Wa’alaikumussalam wr. wb. Bismillahirrahmanirrahim, Cairan yang keluar itu kemungkinan besar adalah sisa mani sebelumnya, bukan ‘mani baru’. Sebab, mani yang menyebabkan kita berhadats besar dan mengharuskan kita mandi janabah (mandi besar, mandi wajib) adalah cairan yang keluar dari kemaluan secara memancar (pada kasus laki-laki) dan dibarengi dengan syahwat dan rasa nikmat saat keluarnya. Jika kita mengalami seperti yang Anda sebutkan, menurut banyak ulama, kita hanya wajib membersihkan kembali sisa mani itu kemudian berwudu, tidak harus mengulangi mandi janabah. Ini menurut pendapat ulama-ulama mazhab Hanbali dan Imam Malik. Sedangkan ulama-ulama Syafi’i berpendapat kita harus mengulangi mandi. Ulama mazhab ini menganalogikan (melakukan qiyas) hal ini dengan keluarnya air kencing. Seperti diketahui, orang yang sudah berwudu setelah membuang air kecil (kencing), kemudian setelah itu keluar lagi sesuatu seperti kencing, ia harus melakukan wudu lagi. Saya sendiri cenderung mengikuti pendapat mayoritas ulama. Mengenai waktu-waktu melakukan hubungan badan, sejauh yang saya ketahui, tidak ada hari-hari atau waktu-waktu tertentu di mana kita dianjurkan atau dilarang melakukan hubungan suami istri. Itu semua berpulang kepada kondisi fisik dan kejiwaan masing-masing pasangan. Yang pasti tidak boleh adalah ketika istri sedang mengalami haid. Memang ada riwayat bahwa jika melakukan pada waktu Zuhur maka anak yang lahir akan bermata juling, seperti yang Anda sebutkan, tetapi riwayat itu bukan hanya tidak kuat (lemah atau dha’if), melainkan bahkan palsu. Demikian, wallahu a’lam. [Muhammad Arifin, MA.-Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur’an]

Foto: Waktu yang Dilarang untuk Berhubungan Seksual dalam Islam, Wajib Diketahui. (Foto: celebrities.id/Freepik)

JAKARTA, celebrities.id - Waktu yang dilarang untuk berhubungan seksual dalam Islam wajib untuk diketahui. Sekadar informasi, berhubungan seksual bagi pasangan suami istri pada dasarnya boleh dilakukan kapan saja.

Tidak ada aturan tertentu yang melarang untuk melakukannya. Boleh dilakukan pagi hari, siang, petang ataupun malam hari. Semua tergantung pada kebutuhan biologis dari suami istri tersebut.

Namun, dalam Islam ternyata ada waktu yang dilarang untuk melakukan berhubungan seksual antara suami istri yang merujuk pada Alquran dan Hadist. Berikut ada tiga waktu yang dilarang berhubungan suami istri dilansir dari berbagai sumber, Rabu (20/7/2022).

Waktu yang Dilarang untuk Berhubungan Seksual dalam Islam

1. Ketika Istri Sedang Haid

Larangan tidak diperbolehkannya suami berhubungan badan dengan sang istri ketika sedang haid, tercatat dalam surat Al Baqarah.

Allah berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah, ‘Haidh itu adalah suatu kotoran,’. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS Al-Baqarah: 222).

Namun perlu digarisbawahi, bahwa suami masih bisa bercumbu dengan sang istri. Asalkan tidak sampai berhubungan seksual.

2. Siang Hari di Bulan Ramadhan

Berhubungan suami istri siang hari di bulan Ramadhan menjadi salah satu hal yang membatalkan puasa.

Allah berfirman: "Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa” (QS Al-Baqarah: 287).

Baca Juga : Hukum Pernikahan Sesama Jenis Menurut Islam

Pelaku jinak (berhubungan badan dengan istri) pada siang hari di bulan Ramadhan wajib membayar kafarah (denda) seperti yang disebutkan dalam hadis:

 "Membebaskan 1 orang budak. Jika tidak memilikinya, harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Kalau tidak mampu melakukannya, harus memberi makan 60 orang miskin."

3. Saat Ihram

Waktu yang dilarang berhubungan seksual antara suami istri selanjutnya adalah ketika melaksanakan ibadah haji.

“Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji” (QS Al-Baqarah: 197).

Rafats dalam ayat tersebut bermakna berhubungan suami istri di kala melaksanakan ibadah haji, atau tepatnya sebelum tahalul kedua.

Jika melakukan hubungan suami istri saat berhaji, maka haji mereka harus diulang kembali dengan sempurna.

Bagaimana Hukum Anal Seks dalam Islam? Begini Penjelasan Ustadz Fauzan Amin

Editor : Leonardus Selwyn Kangsaputra