Konsumsi karbohidrat secara berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit

Penyakit jantung telah menjadi penyakit paling berbahaya di dunia. Banyak orang yang merasa khawatir bahwa dirinya terkena penyakit berat yang satu ini.

Beragam carapun dilakukan untuk mengurangi resiko terserang penyakit jantung, mulai dari rajin melakukan olahraga (khususnya senam jantung), memeriksakan kondisi jantung secara rutin, dan menghindari asupan makanan yang disinyalir berpotensi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit ini.

Namun, sayangnya belum banyak yang tahu bahwa salah satu jenis makanan yang cukup berbahaya karena mampu meningkatkan resiko terserang penyakit jantung apabila dikonsumsi secara berlebihan ialah konsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat semacam mie, nasi, roti tawar, dan lainnya.

Bukan tidak boleh sama sekali, melainkan perlu dilakukan pembatasan terhadap asupan makanan yang mengandung karbohidrat supaya tidak berlebihan. Banyak orang bahkan dokter sendiri menyebutkan bahwa lemak merupakan faktor yang menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung.

Namun selain lemak, memakan makanan yang mengandung karbohidrat secara berlebihan pun bisa meningkatkan resiko terkena jantung. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Washington, AS, dinyatakan bahwa seseorang yang melakukan diet kaya karbohidrat berpotensi dalam meningkatkan kadar gula dalam darah sekaligus juga meningkatkan resiko penyakit jantung.

Penelitian lainnya dilakukan di Israel, tepatnya di Pusat Penelitian Chaim Cheba yang melakukan evaluasi kepada sekitar 56 laki-laki dan perempuan sehat namun mengalami masalah dengan bobot tubuhnya (menderita obesitas).

Mereka yang dievaluasi memiliki rentang usia antara 35-60 tahun. Setiap sukarelawan yang tercatat tidak memiliki rekam medis menderita diabetes ataupun penyakit jantung. Setelah itu, mereka dibagi ke dalam dua kelompok dengan jenis sarapan yang berbeda.

Sukarelawan golongan yang pertama diberikan sarapan makanan yang mengandung glukosa, jagung, dan sereal yang merupakan makanan yang kaya akan serat dan air. Kemudian mereka dipantau melalui indeks pencatatan kandungan karbohidrat dalam tubuhnya (glycemic index).

Kemudian untuk kategori makanan rendah karbohidrat para sukarelawan diberikan makanan berupa gandum, buah-buahan, sayuran, dan juga kacang. Kemudian untuk makanan tinggi karbohidrat, sukarelawan diberikan kentang, roti tawar, dan juga jagung.

Sebelum dan sesudah makan, tim yang meneliti akan melakukan pengecekan terhadap fungsi endothelium yang merupakan lapisan pada sel dan menjadi pembatas dalam pembuluh darah. Jika kemudian fungsi endothelium tidak maksimal maka hal tersebut yang akan memicu terjadinya penyakit jantung.

Brachial Arter Flow-Mediated Dilation (FMD) yang berfungsi untuk mendeteksi fungsi endothelium digunakan sebagai alat pengecekan. Kadar gula dalam darah pun tak luput dari pemeriksaan tim peneliti yang pemeriksaannya dilakukan sebelum dan dua jam sesudah makan.

Sukarelawan banyak yang mengalami peningkatan kadar gula dalam darah setelah mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat. Dan secara garis besar tim peneliti menemukan bahwa makanan yang mengandung karbohidrat tinggi berpotensi dalam merusak fungsi endothelial.

Batasi Makanan yang Kaya Glukosa

Makanan yang kaya glukosa juga merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung yang biasanya terjadi tak hanya kepada mereka yang menderita diabetes namun juga kepada masyarakat umum.

Adanya penurunan fungsi endothelium juga menjadi kunci utama yang meningkatkan resiko penyakit jantung dan juga pembuluh darah. Dalam sebuah studi yang dilakukan di Universitas Alabama Birmingham AS, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian tentang kelebihan karbohidrat sebagai pemicu penyakit jantung dan tentang keterkaitan antara mengurangi kadar karbohidrat dalam tubuh dengan rasa kenyang seusai makan, sebanyak 55% warga Amerika mendapatkan pasokan kadar kalori hariannya dari gula, serat, dan juga tepung.

Hal inilah yang perlu dikontrol dalam melakukan diet. Meskipun penelitian di atas yang menyatakan bahwa kebanyakan mengonsumsi karbohidrat bisa meningkatkan resiko terkena penyakit jantung masih memerlukan konfirmasi dan penelitian lanjutan, sebaiknya kita mengurangi kadar karbohidrat dalam menu makanan sehari-hari.

Karbohidrat disarankan untuk dikonsumsi secukupnya saja, tak perlu berlebihan. Untuk menggantinya, mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan yang kaya serat bisa menjadi alternatif yang juga mengenyangkan namun menyehatkan.

Siri PW, Krauss RM. Influence of dietary carbohydrate and fat on LDL and HDL particle distributions. Curr Atheroscler Rep. 2005 Nov;7(6):455-9. PMID: 16256003. https://doi.org/10.1007/s11883-005-0062-9

Rippe, J. M., & Angelopoulos, T. J. (2013). Sucrose, High-Fructose Corn Syrup, and Fructose, Their Metabolism and Potential Health Effects: What Do We Really Know? Advances in Nutrition, 4(2), 236-245. https://doi.org/10.3945/an.112.002824

Figuring Out Fat and Calories (for Teens) – Nemours KidsHealth. (2022). Retrieved 16 November 2022, from https://kidshealth.org/en/teens/fat-calories.html

Fat and Calories: The Difference & Recommended Intake. (2022). Retrieved 16 November 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/4182-fat-and-calories

Fiber. (2012). Retrieved 21 November 2022, from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/carbohydrates/fiber/

High Blood Sugar and Hunger. (2022). Retrieved 21 November 2022, from https://www.diabetesfoodhub.org/articles/high-blood-sugar-and-hunger.html

Lowette, K., Roosen, L., Tack, J., & Berghe, P. V. (2015). Effects of High-Fructose Diets on Central Appetite Signaling and Cognitive Function. Frontiers in Nutrition, 2. https://doi.org/10.3389/fnut.2015.00005

Centers for Disease Control and Prevention. (2021, August 10). Insulin resistance and diabetes. Retrieved November 21, 2022, from https://www.cdc.gov/diabetes/basics/insulin-resistance.html

Carbohydrates and Blood Sugar. (2013). Retrieved 21 November 2022, from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/carbohydrates/carbohydrates-and-blood-sugar/

Dwivedi, Y. (2009). Brain-derived neurotrophic factor: role in depression and suicide. Neuropsychiatric Disease and Treatment, 5, 433-449. https://doi.org/10.2147/ndt.s5700

Knüppel, A., Shipley, M. J., Llewellyn, C. H., & Brunner, E. J. (2017). Sugar intake from sweet food and beverages, common mental disorder and depression: prospective findings from the Whitehall II study. Scientific Reports, 7. https://doi.org/10.1038/s41598-017-05649-7

Tryon, M. S., Stanhope, K. L., Epel, E. S., Mason, A. E., Brown, R., Medici, V., Havel, P. J., & Laugero, K. D. (2015). Excessive Sugar Consumption May Be a Difficult Habit to Break: A View From the Brain and Body. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, 100(6), 2239-2247. https://doi.org/10.1210/jc.2014-4353

Dental Plaque: What Is It, Causes, How to Remove, Prevent & Treat. (2022). Retrieved 21 November 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10953-plaque

Can the right diet get rid of acne?. (2022). Retrieved 21 November 2022, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/causes/diet

Lennerz, B., & Lennerz, J. K. (2018). Food Addiction, High Glycemic Index Carbohydrates and Obesity. Clinical chemistry, 64(1), 64. https://doi.org/10.1373/clinchem.2017.273532

Lennerz, B. S., Alsop, D. C., Holsen, L. M., Stern, E., Rojas, R., Ebbeling, C. B., Goldstein, J. M., & Ludwig, D. S. (2013). Effects of dietary glycemic index on brain regions related to reward and craving in men. The American Journal of Clinical Nutrition, 98(3), 641-647. https://doi.org/10.3945/ajcn.113.064113

Hawkins MAW, Keirns NG, Helms Z. Carbohydrates and cognitive function. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2018 Jul;21(4):302-307. https://doi.org/10.1097/mco.0000000000000471. PMID: 29851417.

Foods Likely to Cause Gas – IFFGD. (2022). Retrieved 21 November 2022, from https://iffgd.org/gi-disorders/symptoms-causes/intestinal-gas/foods-that-may-cause-gas/

Selamat kamu sudah berhasil mendaftar di webinar

Catatan:

Mohon untuk mengikuti webinar ini sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan

Jakarta: Setiap individu memiliki kebutuhan karbohidrat yang berbeda-beda. Dalam jumlah yang tepat, karbohidrat berfungsi untuk melakukan berbagai aktivitas, mengisi otot, mendukung fungsi otak, dan masih banyak lainnya. Akan tetapi, mengonsumsinya secara berlebihan dapat merusak tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit.  Menurut Erin Palinski-Wade, seorang ahli diet terdaftar dan penulis buku Belly Fat Diet For Dummies mengatakan, pada umumnya, manusia membutuhkan 45 – 65 persen karbohidrat dalam kalori setiap harinya. "Atau jika Anda mengonsumsi 2.000 kalori setiap harinya, berarti 225 – 325 gram karbohidrat per hari,” katanya. 

Mengonsumi terlalu banyak karbohidrat sederhana meningkatkan kandungan gula. Asupan karbohidrat yang berlebihan dapat mengganggu gaya hidup Anda dan meningkatkan berbagai macam penyakit. Seperti peningkatan risiko penyakit jantung, obesitas, dan resistensi insulin.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Meskipun setiap individu memiliki kebutuhan karbohidrat yang berbeda-beda, penting untuk memilih karbohidrat yang berbeda seperti roti gandum, oat, lentil, dan buah serta sayuran.  Palinski-Wade juga menambahkan bahwa jika Anda mengonsumsi karbohidrat berlebihan, dapat membuat tubuh menjadi lebih lapar karena mengonsumsi karbohidrat berlebihan dapat menyebabkan pelepasan energi menjadi lebih lama.  Selain itu, saluran pencernaan juga bisa berdampak jika Anda mengonsumsi karbohidrat berlebihan. Hal ini karena mengonsumsi karbohidrat berlebih dan dapat membuat perut menjadi kembung. Dan jerawat juga bisa muncul jika Anda mengonsumsi karbohidrat berlebihan karena makanan yang tinggi kandungan gula dapat memengaruhi kulit Anda.  Menurut Ashlea Braun, seorang ahli diet terdaftar, mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah cukup, terutama karbohidrat kompleks yang kaya akan serat, bersama dengan protein dan lemak dapat membuat Anda lebih bersemangat. Sebaliknya, jika Anda mengonsumsi karbohidrat berlebihan maka akan mengalami penurunan fungsi kognitif, yang dapat membuat Anda sulit berkonsentrasi.  Jika Anda mengalami efek samping dari konsumsi karbohidrat berlebihan, usahakan untuk mengurangi makanan olahan dan karbohidrat sederhana dengan karbohidrat yang lebih sederhana seperti karbohidrat kompleks. Dengan begitu, tubuh Anda akan menjadi lebih baik dan efek karbohidrat yang berlebihan tersebut bisa sangat berkurang. 

 

(YDH)