Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan

Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini

Tidak ada pilihan lain. Kita harus Berjalan terus Karena berhenti atau mundur Berarti hancur.
Apakah akan kita jual keyakinan kita Dalam pengabdian tanpa harga Akan maukah kita duduk satu meja   Dengan para pembunuh tahun lalu Dalam setiap kalimat yang berakhiran "Duli Tuanku?"
Tidak ada pilihan lain. Kita harus Berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan Mengacungkan tangat untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama Dan bertanya‐tanya inikah yang namanya merdeka Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada pilihan lagi. Kita harus Berjalan terus

1966
Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan

Puisi: Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini

  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.

Jumat, 27 Agustus 2021 10:01

Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
lihat foto
Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Sastrawan Taufiq Ismail membacakan puisi saat Rapat Pleno Pengundian Nomor Urut Partai Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Senin (14/1/2013). 

Puisi Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini Taufik Ismail

TRIBUNJATENG.COM - Puisi Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini Taufik Ismail:

Tidak ada pilihan lainKita harusBerjalan terusKarena berhenti atau mundurBerarti hancurApakah akan kita jual keyakinan kitaDalam pengabdian tanpa hargaAkan maukah kita duduk satu mejaDengan para pembunuh tahun yang laluDalam setiap kalimat yang berakhiran

“Duli Tuanku ?”

Tidak ada lagi pilihan lainKita harusBerjalan terusKita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalanMengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuhKita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsaraDipukul banjir, gunung api, kutuk dan hamaDan bertanya-tanya inikah yang namanya merdekaKita yang tidak punya kepentingan dengan seribu sloganDan seribu pengeras suara yang hampa suaraTidak ada lagi pilihan lainKita harusBerjalan terus.

(1966)

(*)

Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan

Ridwanalfath25 Ridwanalfath25

Bismillahirrahmanirrahim...Mengungkapkan tuntutan perbaikan kesejahteraan rakyat.Alhamdulillhirobbil'alamin..."Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan baik dari penulisan  maupun dari materi yang dapat saya sampaikan."

  • Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan