Kenapa masuknya masa hindu buddha disebut zaman klasik

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Hindu-Buddha berlangsung selama kurang lebih 12 abad, yang dibagi menjadi 3 pembabakan, yaitu Periode Pertumbuhan, Perkembangan dan Keruntuhan. Awal mula masuknya pengaruh budaya Hindu-Buddha ke Indonesia disebut dengan masa klasik. Pengaruh budaya India dibuktikan dengan adanya dua Mahakarya yang luar biasa, pada Dinasti Syailendra yaitu Candi Borobudur yang terletak di kota Magelang merupakan candi megah dan menjadi satu diantara 7 keajaiban dunia dan Candi Prambanan merupakan Candi Hindu terletak di Perbatasan D.I.Yogyakarta dengan Klaten berbatasan dengan Jawa Tengah. Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yaitu Kerajaan Mataram, Sriwijaya dan lain-lain.

Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan yang handal menjalin hubungan dengan Dunia Internasional melalui Perdagangan dan Kemaritiman (kelautan). Kehebatan Sriwijaya juga ditunjukkan dengan adanya "Dharma" (sumbangan) untuk mendirikan asrama di Nalanda, India dari Raja Sriwijaya yang juga menjadi pusat belajar agama Buddha. Dari sumber Tibet dan Nepal menyebutkan, seorang pendeta Buddha yang bernama Arisa, belajar agama Buddha di Sriwijaya selama 12 tahun atas saran I-tsing (seorang musafir dari Cina yang lebih dahulu pernah singgah di Sriwijaya). 

Jika kita pernah berkunjung ke Candi Prambanan atau Candi Borobudur, kita akan melihat kisah dalam dunia wayang, misalnya Kisah Mahabharata dan Bharatayudha dan Ramayana. Kisah Bharatayudha menceritakan tentang Perang Saudara antara Kurawa dan Pandawa atau tentang kebaikan yang mengalahkan kejahatan, sedangkan kisah Ramayana menyebutkan adanya Jawadwipa, Pulau yang kaya tambang emas dan perak.

Seorang ahli geografi Yunani, yang bernama Ptolomeus, pada awal tarikh Masehi menyebutkan bahwa Pulau "Labadiu" artinya Pulau Padi (Jawadwipa) atau sekarang disebut dengan Pulau Jawa.

Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh Bangsa Arya adalah Sistem Kasta yang terbagi menjadi 4 golongan yaitu kasta Brahmana (yang terdiri dari para pendeta), kasta Ksatria (terdiri dari golongan bangsawan dan para prajurit), kasta Waisya (terdiri dari para pedagang dan petani) juga kasta Sudra (yang terdiri dari rakyat biasa), keempat golongan tersebut dinamakan sebagai Caturwarna.

Proses masuknya Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia disebut Hindunisasi yang terbagi menjadi beberapa pendapat atau teori sebagai berikut :

1. Teori Ksatria yang mengatakan bahwa munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau para prajurit India

2. Teori Waisya yaitu sesuai dengan pendapat N.J. Klaim yang mengatakan bahwa kelompok yang berperan dalam penyebaran Hindu-Buddha di Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah kaum Pedagang

3. Teori Brahmana sesuai dengan pendapat J.C.Van Leus yang mengatakan bahwa Hindunisasi di Kepulauan Indonesia disebabkan peranan Kaum Brahmana yang sesuai juga dengan pendapat yang dikemukakan Paul Wheatly

4. Teori Arus Balik yaitu teori ini lebih menekankan pada peran bangsa Indonesia sendiri dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Dalam agama Hindu, ada penyebutan Dewa Trimurti yaitu :


Page 2

Masa Hindu-Buddha berlangsung selama kurang lebih 12 abad, yang dibagi menjadi 3 pembabakan, yaitu Periode Pertumbuhan, Perkembangan dan Keruntuhan. Awal mula masuknya pengaruh budaya Hindu-Buddha ke Indonesia disebut dengan masa klasik. Pengaruh budaya India dibuktikan dengan adanya dua Mahakarya yang luar biasa, pada Dinasti Syailendra yaitu Candi Borobudur yang terletak di kota Magelang merupakan candi megah dan menjadi satu diantara 7 keajaiban dunia dan Candi Prambanan merupakan Candi Hindu terletak di Perbatasan D.I.Yogyakarta dengan Klaten berbatasan dengan Jawa Tengah. Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yaitu Kerajaan Mataram, Sriwijaya dan lain-lain.

Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan yang handal menjalin hubungan dengan Dunia Internasional melalui Perdagangan dan Kemaritiman (kelautan). Kehebatan Sriwijaya juga ditunjukkan dengan adanya "Dharma" (sumbangan) untuk mendirikan asrama di Nalanda, India dari Raja Sriwijaya yang juga menjadi pusat belajar agama Buddha. Dari sumber Tibet dan Nepal menyebutkan, seorang pendeta Buddha yang bernama Arisa, belajar agama Buddha di Sriwijaya selama 12 tahun atas saran I-tsing (seorang musafir dari Cina yang lebih dahulu pernah singgah di Sriwijaya). 

Jika kita pernah berkunjung ke Candi Prambanan atau Candi Borobudur, kita akan melihat kisah dalam dunia wayang, misalnya Kisah Mahabharata dan Bharatayudha dan Ramayana. Kisah Bharatayudha menceritakan tentang Perang Saudara antara Kurawa dan Pandawa atau tentang kebaikan yang mengalahkan kejahatan, sedangkan kisah Ramayana menyebutkan adanya Jawadwipa, Pulau yang kaya tambang emas dan perak.

Seorang ahli geografi Yunani, yang bernama Ptolomeus, pada awal tarikh Masehi menyebutkan bahwa Pulau "Labadiu" artinya Pulau Padi (Jawadwipa) atau sekarang disebut dengan Pulau Jawa.

Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh Bangsa Arya adalah Sistem Kasta yang terbagi menjadi 4 golongan yaitu kasta Brahmana (yang terdiri dari para pendeta), kasta Ksatria (terdiri dari golongan bangsawan dan para prajurit), kasta Waisya (terdiri dari para pedagang dan petani) juga kasta Sudra (yang terdiri dari rakyat biasa), keempat golongan tersebut dinamakan sebagai Caturwarna.

Proses masuknya Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia disebut Hindunisasi yang terbagi menjadi beberapa pendapat atau teori sebagai berikut :

1. Teori Ksatria yang mengatakan bahwa munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau para prajurit India

2. Teori Waisya yaitu sesuai dengan pendapat N.J. Klaim yang mengatakan bahwa kelompok yang berperan dalam penyebaran Hindu-Buddha di Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah kaum Pedagang

3. Teori Brahmana sesuai dengan pendapat J.C.Van Leus yang mengatakan bahwa Hindunisasi di Kepulauan Indonesia disebabkan peranan Kaum Brahmana yang sesuai juga dengan pendapat yang dikemukakan Paul Wheatly

4. Teori Arus Balik yaitu teori ini lebih menekankan pada peran bangsa Indonesia sendiri dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Dalam agama Hindu, ada penyebutan Dewa Trimurti yaitu :


Lihat Cerpen Selengkapnya


Page 3

Masa Hindu-Buddha berlangsung selama kurang lebih 12 abad, yang dibagi menjadi 3 pembabakan, yaitu Periode Pertumbuhan, Perkembangan dan Keruntuhan. Awal mula masuknya pengaruh budaya Hindu-Buddha ke Indonesia disebut dengan masa klasik. Pengaruh budaya India dibuktikan dengan adanya dua Mahakarya yang luar biasa, pada Dinasti Syailendra yaitu Candi Borobudur yang terletak di kota Magelang merupakan candi megah dan menjadi satu diantara 7 keajaiban dunia dan Candi Prambanan merupakan Candi Hindu terletak di Perbatasan D.I.Yogyakarta dengan Klaten berbatasan dengan Jawa Tengah. Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yaitu Kerajaan Mataram, Sriwijaya dan lain-lain.

Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan yang handal menjalin hubungan dengan Dunia Internasional melalui Perdagangan dan Kemaritiman (kelautan). Kehebatan Sriwijaya juga ditunjukkan dengan adanya "Dharma" (sumbangan) untuk mendirikan asrama di Nalanda, India dari Raja Sriwijaya yang juga menjadi pusat belajar agama Buddha. Dari sumber Tibet dan Nepal menyebutkan, seorang pendeta Buddha yang bernama Arisa, belajar agama Buddha di Sriwijaya selama 12 tahun atas saran I-tsing (seorang musafir dari Cina yang lebih dahulu pernah singgah di Sriwijaya). 

Jika kita pernah berkunjung ke Candi Prambanan atau Candi Borobudur, kita akan melihat kisah dalam dunia wayang, misalnya Kisah Mahabharata dan Bharatayudha dan Ramayana. Kisah Bharatayudha menceritakan tentang Perang Saudara antara Kurawa dan Pandawa atau tentang kebaikan yang mengalahkan kejahatan, sedangkan kisah Ramayana menyebutkan adanya Jawadwipa, Pulau yang kaya tambang emas dan perak.

Seorang ahli geografi Yunani, yang bernama Ptolomeus, pada awal tarikh Masehi menyebutkan bahwa Pulau "Labadiu" artinya Pulau Padi (Jawadwipa) atau sekarang disebut dengan Pulau Jawa.

Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh Bangsa Arya adalah Sistem Kasta yang terbagi menjadi 4 golongan yaitu kasta Brahmana (yang terdiri dari para pendeta), kasta Ksatria (terdiri dari golongan bangsawan dan para prajurit), kasta Waisya (terdiri dari para pedagang dan petani) juga kasta Sudra (yang terdiri dari rakyat biasa), keempat golongan tersebut dinamakan sebagai Caturwarna.

Proses masuknya Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia disebut Hindunisasi yang terbagi menjadi beberapa pendapat atau teori sebagai berikut :

1. Teori Ksatria yang mengatakan bahwa munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau para prajurit India

2. Teori Waisya yaitu sesuai dengan pendapat N.J. Klaim yang mengatakan bahwa kelompok yang berperan dalam penyebaran Hindu-Buddha di Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah kaum Pedagang

3. Teori Brahmana sesuai dengan pendapat J.C.Van Leus yang mengatakan bahwa Hindunisasi di Kepulauan Indonesia disebabkan peranan Kaum Brahmana yang sesuai juga dengan pendapat yang dikemukakan Paul Wheatly

4. Teori Arus Balik yaitu teori ini lebih menekankan pada peran bangsa Indonesia sendiri dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Dalam agama Hindu, ada penyebutan Dewa Trimurti yaitu :


Lihat Cerpen Selengkapnya