Kenapa keong mas tidak boleh dimakan?

Kenapa keong mas tidak boleh dimakan?

Tutut alias keong sawah ternyata mengandung nutrisi yang sangat dahsyat

SajianSedap.com - Ternyata kita tak perlu makan makanan mahal untuk dapatkan gizi yang banyak, loh.

Karena banyak juga makanan yang murah yang justru miliki manfaat yang baik bagi tubuh dibandingkan makanan mahal lainnya.

Salah satunya yaitu manfaat makan tutut atau keong sawah.

Keong sawah atau tutut ternyata sempat naik daun dan dicari banyak orang.

Makanan yang biasanya hanya tersedia di desa ini malah jadi primadona saat di pasarkan di kota, loh.

Baca Juga: Bisa Berujung ke Rumah Sakit! Hentikan Mencuci Ikan Sebelum Dimasak, Bahaya yang Terjadi Tidak Main-Main

Keong sawah, biasa disebut tutut atau kraca, sudah terkenal dengan kandungan proteinnya yang tinggi.

Tapi, kalau salah mengolahnya ada bahaya keong sawah yang bisa-bisa malah jadi racun untuk tubuh, loh!

Kok bisa?

Tutut Bisa Berubah jadi Racun

Meskipun murah, manfaat tutut atau keong sawah gak perlu kita ragukan lagi.

Tapi, saat ingin memakannya kita juga harus memperhatikan cara mengolah tutut atau keong sawah, nih.

Meski gampang dibuat, kalau salah-salah keong sawah ini bisa membawa bahaya.

Kenapa?

Kenapa keong mas tidak boleh dimakan?

Intan Yusan

Tutut Waras

Baca Juga: Tolong Mulai Hari ini Jangan Lagi Minum Teh Panas. Nanti Nyesel Kalau Malapetaka ini Terjadi Pada Tubuh

Ternyata keong sawah biasanya kotor dan penuh lumpur sehingga rawan membawa parasit dan cacing.

Keong sawah juga membawa sisa pestisida di tubuhnya sehingga membuatnya beracun.

Tapi jangan khwatir!

Anda masih tetap bisa mengonsumsi keong sawah, kok.

Cara Mengolah Tutut Agar Tak jadi Racun

Cara mengolah keong sawah yang paling penting agar aman dikonsumsi adalah dengan mencuci bersih keong sawah.

Pertama, rendam keong sawah di air bersih selama 2 jam lalu sikat cangkang sampai bersih dari lumpur dan lumut.

Kedua, rebus keong sawah dengan air bersih mendidih selama 30 menit atau lebih dengan sedikit garam agar cacing dan bakterinya mati.

Setelah dua tahap pengolahan dasar tadi sudah Anda lakukan, keong sudah aman dikonsumsi.

Selanjutnya, Anda bisa mengolah keong sesuai keinginan Anda.

Baca Juga: Nyesel Baru Sadar, Daging yang Sudah Keluar dari Freezer Jangan Lagi Dimasukkan ke Kulkas, Dampak Buruk ini Bisa Terjadi Kalau Masih Nekat

Anda bisa mengolahnya dengan bumbu rica seperti di Solo, atau bisa merebusnya dengan kuah kuning, semua terserah Anda.

Saat ini olahan keong sawah sedang dikembangkan karena potensinya yang besar dilihat dari harga ekonomis dan kandungan nutrisinya.

Jika diolah dengan benar, Anda bisa beralih untuk mendapat protein hewani dari keong sawah yang tentunya lebih hemat dari daging ayam maupun sapi.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.

Tutut Kaya Protein

Keong sawah (Pila ampullacea) adalah sejenis siput air tawar dan mudah dijumpai di sawah, parit, serta danau.

Saat musim tanam padi, banyak keong sawah bisa ditemukan karena mereka gemar menyantap tanaman padi muda.

Menurut penelitian dari Positive Deviance Resource Centre, dalam 100gram keong sawah mengandung sejumlah kandungan gizi, yaitu 12 % protein, 217 mg kalsium, 81 gram air dengan jumlah kolesterol rendah.

Kandungan vitamin pada keong sawah cukup tinggi didominasi vitamin A, E, Niacin, dan folat.

Kenapa keong mas tidak boleh dimakan?

Keong sawah

Baca Juga: Tolong Mulai Hari Ini, Orang dengan 3 Kondisi Ini Jangan Lagi Makan Kangkung! Efeknya Bahaya Banget sampai Bisa Bikin Nyesel Seumur Hidup

Selain itu, keong sawah juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Keong sawah banyak dikonsumsi secara luas di berbagai wilayah di Asia Tenggara.

Di Indonesia, khususnya, banyak sekali daerah yang mengolah keong sawah menjadi makanan sehari-hari.

Contohnya di Purwokerto, keong sawah selalu jadi menu andalan berbuka puasa tiap bulan Ramadhan.

Di daerah Solo dan sekitarnya, keong sawah diolah menjadi rica-rica dan sate keong yang dijual hampir di seluruh amgkringan pinggir jalan.

Budaya mengonsumsi keong sawah memang sudah marak sejak zaman dahulu kala.

Mulanya keong sawah dikonsumsi karena rasanya yang enak dan murah, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli karena sudah tersedia di sekitar masyarakat.

Baca Juga: Mending Dibuang Daripada Ancam Nyawa, Jangan Lagi Makan Nasi Jika Temukan 4 Ciri Ini, Efeknya Bisa Bikin Rugi Seumur Hidup!

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Keong Sawah Memang Berprotein Tinggi, Tapi Ada Bahaya Mengancam Jika Salah Mengolahnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Pilihan

Keong mas apa boleh dimakan?

Meski hama, keong mas juga bisa diolah jadi masakan yang sangat lezat, Misalnya, tumis keong atau sate keong. Pertama, keong mas harus direbus terlebih dahulu. Proses perebusan ini untuk mempermudah mengeluarkan keong dari cangkangnya.

Apakah keong Mas sawah beracun?

Salah mengolahnya, keong sawah, yang juga populer dengan sebutan tutut, malah akan beracun dan berakibat buruk bagi kesehatan. Melansir Tribunnews, sebelum diolah, rendam keong sawah yang Anda beli dengan air bersih selama kurang lebih 2 jam.

Apakah keong mas haram?

Sebagian ulama seperti Imam Ar-Ramli, Ad-Damiri dan Khatib Asy-Syirbini berpandangan bahwa keong adalah hewan yang halal untuk dikonsumsi. Sedangkan ulama lain seperti Imam Ibnu Hajar, Ibnu Abdissalam, dan Az-Zarkasyi berpandangan bahwa keong adalah hewan yang haram untuk dikonsumsi.

Apa bedanya keong sawah dan keong mas?

Ada kemiripan dan kekerabatan antara keong mas atau keong murbai dengan keong sawah, masih berkerabat. Namun keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam, dengan ukuran lebih kecil. Sedangkan keong mas cangkannya berwarna lurik kecoklatan.