Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 1°c disebut

Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dan reaksi kimia atau perubahan fisik. Pada kalorimetri ini dapat melakukan pengukuran perubahan kalor yang bergantung pada pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor. Dengan demikian kita dapat mengetahui suhu pada suatu ruangan atau benda-benda lainnya. pengukuran panas ini sangat bermanfaat diberbagai bidang, salah satunya adalah kesehatan.[1]

Kalor jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu derajat Celsius. Kapasitas kalor suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat Celsius. Hubungan kapasitas kalor dan kalor jenis suatu zat adalah C=ms dimana m adalah massa zat dalam gram.

Dalam sebuah percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu:

  1. Massa zat
  2. Jenis zat (kalor jenis)
  3. Perubahan suhu

Dapat dirumuskan:

Δ Q = m c Δ T {\displaystyle \Delta Q=mc\Delta T}  

Keterangan:

Δ Q {\displaystyle \Delta Q}   adalah kalor yang dibutuhkan (J) m {\displaystyle m}   adalah massa benda (kg) c {\displaystyle c}   adalah kalor jenis (J/kgC) Δ T {\displaystyle \Delta T}   adalah perubahan suhu

Rumus kapasitas kalor:

H = Δ Q Δ T {\displaystyle H={\frac {\Delta Q}{\Delta T}}}  

Keterangan:

H {\displaystyle H}   adalah kapasitas kalor Δ Q {\displaystyle \Delta Q}   adalah kalor yang dibutuhkan (J) Δ T {\displaystyle \Delta T}   adalah perubahan suhu[2]

Berkas:Kalorimeter1.png.jpg

sebuah kalorimeter tipe "bom"

kalorimeter tipe "bom" lain

Kalor pembakaran biasanya diukur dengan menempatkan senyawa yang massanya diketahui dalam wadah baja tertutup (juga disebut sebagai "bom" tetapi kuat cukup agar tidak meledak) yang diisi dengan oksigen pada tekanan 3 MPa. Wadah dicelupkan ke dalam air, sampel dihubungkan ke listrik. Alat ini lengkap disebut kalorimeter bom volume-konstan. Kalor yang dilepas oleh reaksi pembakaran diserap oleh bom dan air, dan dapat dihitung secara tepat dengan mencatat kenaikan suhu air. Kalorimeter yang dirancang secara khusus itu memungkinkan kita untuk mengasumsikan bahwa tidak ada kalor atau massa yang hilang ke lingkungan selama waktu pengkuran. Dengan demikian kita dapat mengetahui kalor pembakaran pada bom tersebut. Jadi kita dapat menyebut bom itu dan air tempat pencelupannya sebagai sistem terisolasi. Karena tidak ada kalor yang masuk atau meninggalkan sistem selama proses berlangsung, perubahan kalor sistem (qsistem) harus nol dan kita dapat menulis

qsistem = qkal + qreaksi

= 0

dengan qkal dan qreaksi berturut adalah perubahan kalor untuk kalorimeter dan reaksi.

Jadi, qreaksi = -qkal[3]

Peralatan yang lebih

sederhana dibanding kalorimeter volume-konstan adalah kalorimeter tekanan-konstan, yang digunakan untuk menentukan perubahan kalor untuk reaksi selain pembakaran. Secara kasar, kalorimeter tekanan-kanstan dapat dibuat dari dua cangkir kopi styrofoam. Hal tersebut merupakan cara sederhana dari kalorimetri tekanan-konstan. Peralatan ini mengukur pe

ngaruh kalor pada berbagai reaksi, seperti penetralan asam basa, kalor pelarut, dan kalor pengenceran.

Karena tekanannya konstan, perubahan kalor yang terjadi untuk proses (qreaksi) sama dengan perubahan entalpi. Dari dua cangkir kopi styrofoam dapat

diketahui perubahan-perubahan kalor yang terjadi serta cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui perubahan kalor.[3]

  1. ^ kimia.upi.u/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700746/materi.htm diakses tanggal 3 Januari 2015
  2. ^ alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/ diakses tanggal 04 Januari 2015
  3. ^ a b Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA

Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu benda yang suhunya tinggi ke benda lain dengan suhu yang lebih rendah. Pada abad ke-18 diilustrasikan aliran kalor sebagai gerakan zat fluida yang disebut kalori. Bagaimanapun, fluida kalori tidak pernah dideteksi.

Selanjutnya pada abad ke-19, ditemukan berbagai fenomena yang berhubungan dengan kalor, dapat dideskripsikan secara konsisten tanpa perlu menggunakan model fluida. Model yang baru ini memandang kalor berhubungan dengan kerja dan energi. Satuan kalor yang masih umum dipakai sampai saat ini yaitu kalori.

Satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1oC. Terkadang satuan yang digunakan adalah kilokalori (kkal) karena dalam jumlah yang lebih besar, di mana 1 kkal = 1.000 kalori. Satu kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1oC.

Pendapat bahwa kalor berhubungan dengan energi dikerjakan lebih lanjut oleh sejumlah ilmuwan pada tahun 1800-an, terutama oleh seorang ilmuwan dari Inggris, James Prescott Joule (1818 - 1889). Joule melakukan sejumlah percobaan yang penting untuk menetapkan pandangan bahwa kalor merupakan bentuk transfer energi. Salah satu bentuk percobaan Joule ditunjukkan secara sederhana seperti pada Gambar berikut ini.

Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 1°c disebut

Beban yang jatuh menyebabkan roda pedal berputar. Gesekan antara air dan roda pedal menyebabkan suhu air naik sedikit (yang sebenarnya hampir tidak terukur oleh Joule). Kenaikan suhu yang sama juga bisa diperoleh dengan memanaskan air di atas kompor.


Info Fisika!

James Joule (1818  1889) melakukan percobaan yang membuktikan bahwa apabila suatu bentuk energi diubah menjadi bentuk energi lain maka tidak ada energi yang musnah.

Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. Secara kuantitatif, kerja 4,186 joule (J) ternyata ekivalen dengan 1 kalori (kal) kalor. Nilai ini dikenal sebagai tara kalor mekanik.

4,186 J = 1 kal

4,186 × 103 J = 1 kkal

Kalor Jenis (c) dan Kapasitas Kalor (C)

Apabila sejumlah kalor diberikan pada suatu benda, maka suhu benda itu akan naik. Kemudian yang menjadi pertanyaan, seberapa besar kenaikan suhu suatu benda tersebut? Pada abad ke-18, sejumlah ilmuwan melakukan percobaan dan menemukan bahwa besar kalor Q yang diperlukan untuk mengubah suhu suatu zat yang besarnya ΔT sebanding dengan massa m zat tersebut.

Pernyataan tersebut dapat dinyakan dalam persamaan berikut.

dengan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m = massa suatu zat yang diberi kalor (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgoC)

ΔT = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)

Dari persamaan (1) tersebut, c adalah besaran karakteristik dari zat yang disebut kalor jenis zat. Kalor jenis suatu zat dinyatakan dalam satuan J/kgoC (satuan SI yang sesuai) atau kkal/kgoC. Untuk air pada suhu 15oC dan tekanan tetap 1 atm, cair = 1 kkal/kgoC = 4,19 × 103 J/kgoC.

Tabel di bawah ini memperlihatkan besar kalor jenis untuk beberapa zat pada suhu 20oC. Sampai batas tertentu, nilai kalor jenis (c) bergantung pada suhu (sebagaimana bergantung sedikit pada tekanan), tetapi untuk perubahan suhu yang tidak terlalu besar, c seringkali dianggap konstan.

Tabel Kalor Jenis (Pada Tekanan Tetap 1 atm dan Suhu 20oC)

Zat

Kalor Jenis (c)

Kkal/kgoC

J/kgoC

Aluminium

0,22

900

Tembaga

0,093

390

Kaca

0,20

840

Besi atau baja

0,11

450

Timah hitam

0,031

130

Marmer

0,21

860

Perak

0,056

230

Kayu

0,4

1.700

Alkohol (etil)

0,58

2.400

Air raksa

0,033

140

Air

Es (-5oC)

0,50

2.100

Cair (15oC)

1,00

4.186

Uap (110oC)

0,48

2.010

Tubuh manusia (rata-rata)

0,83

3.470

Protein

0,4

1.700

Untuk suatu zat tertentu, misalnya zatnya berupa bejana kalorimeter ternyata akan lebih memudahkan jika faktor massa (m) dan kalor jenis (c) dinyatakan sebagai satu kesatuan. Faktor m dan c ini biasanya disebut kapasitas kalor, yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1oC.

Kapasitas kalor (C) dapat dirumuskan sebagai berikut.

C = mc

atau

C

=

Q

...  Pers. (2)

T

Dari persamaan (1) dan persamaan (2), besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat adalah sebagai berikut.

Q = mcT = CT ………..…….  Pers. (3) 

dengan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m = massa suatu zat yang diberi kalor (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgoC)

ΔT = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)

C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)

1. Air sebanyak 3 kg bersuhu 10oC dipanaskan hingga bersuhu 35oC. Jika kalor jenis air 4.186 J/kgoC, tentukan kalor yang diserap air tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 3 kg

c = 4.186 J/kgoC

T = (35  10)oC = 25oC

Ditanyakan: Q = …?

Jawab:

Q = mcT

Q = 3 kg × 4.186 J/kgoC × 25oC

Q = 313.950 J

2. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan energi sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/goC, tentukanlah temperatur air setelah pemanasan tersebut!

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 100 gram

T0 = 25oC

cair = 1 kal/goC

Q = 1.000 kal

Jawab:

Dengan menggunakan persamaan (3), diperoleh:

Q = mcT

T

=

1.000 kal

100 gram × 1 kal/goC

T = 10oC

Perubahan temperatur memiliki arti selisih antara temperatur akhir air setelah pemanasan terhadap temperatur awal, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.

ΔT = T  T0

10°C = T  25°C

T = 35°C

Jadi, temperatur akhir air setelah pemanasan adalah 35oC.

3. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 10 kg dari 20oC menjadi 100oC, jika kalor jenis besi 450 J/kgoC?

Penyelesaian:
Diketahui:

m = 10 kg

T1 = 20oC

T2 = 100oC

c = 450 J/kg oC

Ditanyakan: Q?

Jawab:

Q = mcT

Q = mc(T2  T1)

Q = 10 × 450 × (100  20)

Q = 10 × 450 × 80

Q = 360.000 J = 360 kJ

Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ.

4. Sebanyak 300 gram air dipanaskan dari suhu 30oC menjadi 50oC. Jika kalor jenis air adalah 1 kal/goC atau 4.200 J/kg K, tentukan:

a) Banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam kalori).

b) Banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam joule).

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 300 g = 0,3 kg

T = 50oC  30oC = 20oC

c = 1 kal/goC = 4.200 J/kg K

Ditanyakan: Q dalam kalor dan joule

Jawab:

a) Menentukan jumlah kalor dalam kalori

Q = mcT

Q = 300 g × 1 kal/goC × 20oC

Q = 6.000 kalori

Jadi, banyaknya kalor yang diterima air tersebut adalah 6.000 kalori.

b) Menentukan jumlah kalor dalam joule

Q = mcT

Q = 0,3 kg × 4.200 J/kg K × 20 K

Q = 6.000 kalori

Q = 25.200 joule

Catatan penting: perubahan suhu dari satuan celcius dan kelvin sama, jadi tidak perlu melakukan koversi satuan terlebih dahulu.

Atau dengan menggunakan kesetaraan antara kalori dan joule diketahui bahwa:

1 kalori = 4,2 joule sehingga:

Q = 6.000 × 4,2 joule = 25.200 joule

5. Kalor yang dibutuhkan oleh 3 kg zat untuk menaikkan suhunya dari 10oC sampai 80oC adalah 9,45 kJ. Berapakah kalor jenis zat tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 3 kg

T = 80oC  10oC = 70oC

Q = 9,45 kJ = 94.500 J

Ditanyakan: c

Jawab:

Jadi kalor jenis zat tersebut adalah 450 J/kgoC.

6. Air sebanyak 500 g bersuhu 20oC jika diberi kalor 100 kkal, berapakah suhu air sekarang?

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 500 g = 0,5 kg

T0 = 20oC

cair = 4.200 J/kgoC

Q = 100 kkal = 4,2 × 105 J

Ditanyakan: T

Jawab:

Q = mcairT

T

=

4,2 × 105 J

0,5 kg × 4.200 J/kgoC

T

=

420.000 J

2.100 J/oC

T = T  T0

T = T  T0

T = 200  20

T = 180oC

Jadi, suhu air akhir adalah 180oC.

7. Batang logam bermassa 2 kg memiliki suhu 25oC. Untuk menaikkan suhunya menjadi 75oC dibutuhkan kalor sebesar 5 × 104 kal. Jika suhunya dinaikkan menjadi 125oC maka berapakah kalor yang dibutuhkan?

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 2 kg = 2.000 g

T1 = 75oC  25oC = 50oC  Q1 = 5 × 104 kal

T2 = 125oC  25oC = 100oC  Q2 = ?

Kalor jenis benda dapat ditentukan dari keadaan pertama.

Q1 = mcT1

5 × 104 = 2.000 × c × 50

5 × 104 = 100.000 × c

c = 5 × 104/105

c = 5 × 10-1

c = 0,5 kal/goC

berarti kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu T2 sebesar:

Q2 = mcT2

Q2 = 2.000 × 0,5 × 100

Q2 = 100.000

Q2 = 105 kal

Konsep kesebandingan

Kalor untuk menaikkan suhu sebanding dengan kenaikan suhunya.

Q ~ T

Berarti dapat diperoleh:

Q2

=

100

× 5 × 104 = 105 kal

50

8. Berapakah kalori kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 liter air dari 30oC menjadi 80oC jika massa jenis air = 1 gram/cm3 dan kalor jenis air = 1 kal/goC?

Penyelesaian:

Diketahui:

V = 2 liter = 2 × 103 cm3

T = 80oC  30oC = 50oC

ρ = 1 g/cm3

c = 1 kal/goC

Ditanyakan: Q

Jawab:

m = ρ × V = 1 × 2 × 103 = 2 × 103 gram

Q = mcT

Q = (2 × 103 g)(1 kal/goC)(50oC)

Q = 105 kalori

9. Berapakah kapasitas kalor dari 5 kg suatu zat yang mempunyai kalor jenis 2 kal/goC?

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 5 kg = 5.000 g

c = 2 kal/goC

Ditanyakan: C

Jawab:

C = m × c

C = 5.000 g × 2 kal/goC

C = 10.000 kal/oC

10. Air yang mula-mula bersuhu 10oC dipanaskan hingga bersuhu 35oC. Jika kapasitas kalor air tersebut adalah 12.558 J/oC, tentukan kalor yang diserap air tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui:

T = 35oC  10oC = 25oC

C = 12.558 J/oC

Ditanyakan: Q

Jawab:

Dari persamaan (1) kita peroleh:

Q = C × T

Q = 12.558 J/oC × 25oC

Q = 313.950 joule

11. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20oC hingga 120oC. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ, tentukan kapasitas kalor besi dan kalor jenis besi?

Penyelesaian:

Diketahui:

m = 3 kg

T = 120oC  20oC = 100oC

Q = 135 kJ = 135.000 J

Ditanyakan: C dan c

Jawab:

 Menentukan kapasitas kalor besi:

C = 1.350 J/oC

 Menentukan kalor jenis besi:

c = 450 J/kgoC

12. Air yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan energi sebesar 1.000 kalori. Jika kapasitas kalor air 100 kal/oC, tentukan temperatur air setelah pemanasan tersebut.

Penyelesaian:

Diketahui:

T0 = 25oC

Q = 1.000 kalori

C = 100 kal/oC

Ditanyakan: T

Jawab:

T

=

1.000 kal

100 kal/oC

T = 10oC

Perubahan temperatur memiliki arti selisih antara temperatur akhir air setelah pemanasan terhadap temperatur awal, atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.

T = T  T0

T = T  T0

T = 10oC  25oC

T = 35oC

Jadi, temperatur akhir air setela pemanasan adalah 35oC.

Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 1°c disebut