Jelaskan Mengapa air permukaan biasanya lebih kotor dibandingkan dengan air tanah

Ilustrasi air permukaan dan air tanah. Foto: Unsplash/@katejoie

Mengapa air permukaan biasanya lebih kotor dibandingkan dengan air tanah? Pertanyaan ini bisa terjawab dari percobaan sederhana pada proses penyaringan air.

Air permukaan umumnya berada di atas tanah, seperti air sungai, danau, dan lainnya yang merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

Air permukaan digunakan untuk irigasi atau menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Mengutip National Geographic, ada tiga jenis air permukaan di Bumi, yaitu abadi, sementara, dan buatan manusia.

Air permukaan abadi akan selalu ada sepanjang tahun dan diisi kembali dengan air tanah saat curah hujan sedikit.

Air permukaan sementara dapat ditemukan di sungai kecil. Namun, air permukaan sementara hanya ada di musim tertentu. Terakhir, air permukaan buatan manusia adalah bendungan.

Sedangkan air tanah berada di dalam tanah. Air tanah berasal dari permukaan. Saat hujan turun, beberapa air masuk ke rongga atau pori tanah dan tersimpan di dalamnya.

Mengapa Air Permukaan Biasanya Lebih Kotor Jika Dibandingkan dengan Air Tanah?

Ilustrasi Sungai. Foto: Pixabay

Air sungai yang biasa kita lihat pastinya sangat kotor, bukan? Jika kamu menggali tanah di dekat sungai, maka akan menemukan air bersih di dalamnya.

Bagaimana bisa seperti itu? Mengapa air tanah masih bersih, sedangkan air sungai kotor?

Biasanya air tanah lebih bersih daripada air permukaan, hal ini disebabkan karena airnya sudah dipastikan tercemar, mulai dari udara hingga sampah.

Saat hujan turun, air hujan sudah tercemar sebelum jatuh ke Bumi. Air hujan terkena polusi yang ada di udara. Misalnya, asap kendaraan bermotor dan pabrik.

Air hujan itu nantinya akan mengisi sungai. Seperti yang dapat kita lihat, jika di sungai masih terdapat sampah, baik itu sampah organik atau non-organik. Hal tersebut membuat air permukaan jadi kotor.

Ketika air permukaan mengalir ke dalam tanah melewati pori-pori tanah, kotoran tersebut akan tersaring oleh tanah, bebatuan, dan lainnya di atasnya. Jadi, kita akan mendapatkan air yang masih jernih dari dalam tanah.

Eksperimen Penyaringan Air

Coba lakukan eksperimen sederhana di bawah ini untuk membuktikan air permukaan yang kotor bisa jernih jika masuk ke dalam tanah.

Pertama, siapkan bahan terlebih dahulu, yaitu botol air mineral bekas, arang, kerikil besar, kerikil kecil, pasir, ijuk, jerami, dan air sungai yang keruh.

Eksperimen filtrasi air sederhana. Foto: Kemdikbud

Kemudian, susun bahan-bahan tersebut seperti gambar di atas. Selanjutnya, masukkan air sungai yang keruh dari atas dan tunggu air yang keluar di bawah.

Nantinya, air yang keluar dari ujung botol adalah air bersih. Kita bisa mengasumsikan bahwa susunan bahan yang ada di dalam botol bekas adalah lapisan tanah yang menyaring air kotor dari permukaan. Lalu, air yang keluar dari ujung botol adalah air tanah.

Jadi, kotoran dan polutan yang mencemari air permukaan akan tersangkut di tanah.

Dikutip dari Scientific American, tanah merupakan penyaring air. Tanah dapat menyimpan polutan seperti organisme hidup, bahan kimia, dan mineral berbahaya.

Setelah itu, hanya tersisa air yang sudah bersih dari kotoran. Jadi, air tanah ini sebenarnya bisa di minum.

Namun, harus dipastikan terlebih dahulu jika air yang kamu ambil dari dalam tanah memang benar-benar bersih, karena tidak semua kotoran dari permukaan dapat tersaring.

Ilustrasi minum air. Foto: Shutterstock

Itulah mengapa air permukaan biasanya lebih kotor dibandingkan dengan air tanah. Sebab, air permukaan sudah terkontaminasi dengan kotoran dan air tanah sudah melewati penyaringan.