Indonesia memiliki dua lumbung energi nasional terdapat di koridor

Gagasan pembangunan koridor ekonomi yang dilontarkan Presiden SBY pekan lalu hendaknya tidak sekadar wacana. Sudah terlalu letih bangsa ini menyaksikan berbagai pernyataan yang sekadar retorika. Tanpa dilengkapi program komprehensif dan rinci serta aksi nyata. Karena itu, gagasan tentang pembangunan koridor ekonomi perlu dilengkapi dengan program dan aksi nyata agar infrastruktur tidak lagi menjadi kendala investasi.Untuk negara berkembang dengan penduduk miskin lebih dari 70 juta —berdasarkan penerima program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas)—, pengangguran terbuka 8 juta, dan PDB per kapita baru US$ 3.000 seperti Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi 6-6,5% tidak cukup.Laju pertumbuhan seperti itu adalah resesi. Untuk menaikkan tingkat kesejahteraan rakyat, laju pertumbuhan ekonomi minimal 8%. Laju pertumbuhan ekonomi sebesar ini membutuhkan kesiapan infrastruktur.Jika pengelolaan negara masih seperti sekarang —terus berwacana, berdiskusi, dan beretorika tanpa aksi—, infrastruktur akan tetap menjadi kendala investasi hingga 20 tahun akan datang dan entah sampai kapan. Saatnya ditetapkan target, misalnya pada 2020, jalan raya bebas hambatan dan rel kereta lintas lima pulau besar sudah dibangun. Semua kemampuan dan energi dikerahkan untuk membangun infrastruktur. Selain akses lalu lintas—darat, laut, dan udara—, masalah infrastruktur lainnya yang cukup serius adalah pembangkit listrik. Koridor ekonomi takkan mampu menciptakan akselerasi pembangunan jika pasokan listrik tidak mampu mencukupi kebutuhan dunia usaha seperti sekarang.Retret para menteri dan kepala daerah pekan lalu di Bogor diakhiri dengan sejumlah rekomendasi, di antaranya pembangunan koridor ekonomi. Pembangunan koridor ekonomi merupakan bagian dari strategi percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.Enam wilayah ditetapkan sebagai koridor ekonomi, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara, serta Papua dan Maluku. Koridor Sumatera ditetapkan sebagai sentra produksi dan pengelolaan hasil bumi dan lumbung energi.Koridor Jawa difokuskan pada industri dan jasa nasional. Koridor Kalimantan merupakan pusat produksi dan pengelolaan hasil tambang dan lumbung energi nasional, Koridor Sulawesi dan Maluku Utara merupakan pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan nasional. Koridor Bali dan Nusa Tenggara ditetapkan sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Koridor Papua dan Maluku didorong menjadi pusat pengelolaan sumber daya alam dan SDM yang sejahtera.Jika benar koridor ekonomi dibangun, kita membayangkan sebuah Indonesia yang terkoneksi. Mobilitas manusia dan distribusi barang dari Sabang hingga Marauke berjalan lancar. Laut bukan pemisah, melainkan penyatu ribuan pulau yang terhampar indah bagaikan zamrud khatulistiwa. Bila benar koridor ekonomi dibangun, kita akan melihat pelabuhan laut yang lengkap dan modern di berbagai pulau besar dan menengah. Kapal-kapal modern, minimal laik jalan, berlayar dengan gagah menerjang gelombang. Bila betul koridor ekonomi dibangun, masyarakat akan mendapat akses jalan darat yang bagus dari ujung ke ujung pulau. Akan ada Trans-Jawa, Trans-Sumatera, Trans-Kalimantan, Trans-Sulawesi, Trans-Papua, Trans- Bali, Trans-Lombok, Trans-Sumbawa, Trans-Flores, Trans-Sumba, Trans- Timor, Trans-Ambon, Trans-Halmahera, dan Trans-Ternate. Di lima pulau besar —Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua—, ada jalan tol atau high way dan dua rel kereta double track, satu untuk penumpang dan satu untuk angkutan barang. Selain jalan tol dan kereta api yang melintas pulau, setiap kabupaten, kecamatan, dan desa terhubungkan oleh jalan raya yang layak. Untuk wilayah kepulauan, ada perlakuan khusus. Ada pelabuhan yang bagus di setiap kabupaten dengan kapal yang tangguh, baik untuk angkutan penumpang maupun barang.Angkutan darat dan laut dilengkapi oleh bandara berstandar internasional, sedikitnya di 32 provinsi. Untuk wilayah khusus seperti Solo, Malang, dan Silangit (Sumatera Utara), juga ada bandara bertaraf internasional. Bandara Soekarno-Hatta yang kini sudah terlalu padat perlu diperluas, sedikitnya empat kali lipat. Sejumlah bandara sudah mendesak untuk diperluas dan dibuat lebih modern.Agar pembangunan koridor ekonomi dapat terwujud, langkah pertama adalah program yang tepat dan komprehensif. Tema pada masingmasing koridor perlu dikaji ulang. Tema yang sudah ditetapkan terkesan asal jadi. Koridor Bali dan Nusa Tenggara, misalnya, difokuskan sebagai pariwisata. Bukankah andalan Indonesia adalah wisata alam dan budaya yang dimiliki oleh semua wilayah?Kedua, pentingnya tata ruang. Hingga saat ini, baru sekitar 10 dari 32 provinsi yang sudah memiliki tata ruang. Tanpa tata ruang, pembangunan koridor ekonomi akan ngawur dan sangat mahal. Lewat tata ruang, pemerintah menentukan jalur tol dan rel kereta api, kawasan hutan, perkebunan, pertanian, industri, dan permukiman. Tata ruang mencegah tumpang tindih program.

Ketiga, pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan, dan bandara tidak boleh berdasarkan pertimbangan keuntungan untung-rugi finansial jangka pendek. Jika ini yang menjadi pertimbangan, infrastruktur takkan pernah bisa dibangun. Belajarlah dari negara maju bahwa aktivitas bisnis pasti mengikuti infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang mengikuti kegiatan ekonomi sudah terbukti terlalu mahal. Contoh di depan mata adalah sulit dan mahalnya pembangunan infrastruktur jalan di Jadebotabek untuk mengatasi kemacetan.

Editor : Gora Kunjana ()

Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS

5. menjelaskan Pengertian sumber daya alam -- 6. mengidentifikasi letak googra fis indonesia 7. menjelaskan Pengertian sumber daya alam 8. meng gur ti … fikasi sumber daya alam berdasarkan habitumtnya gimangider tifikasi upasa meres tarikan Percable Resouces lo.men lelaskan man Fuat udara.​

dmpak negatif televisi dalam bidang sisial budaya​

mengapa di singapura sungai nya pendek pendek dan terjal (curam)?​

1. apa yang dilakukan lani terhadap tanamannya? jelaskan. 2. apa yang dilakukan adik lani terhadap tanamannya? jelaskan. 3. manakah yang menurutmu tel … ah bersikap bijak terhadap tanaman? lani atau adiknya? jelaskan jawabanmu. 4. ketika adik lani tidak menyiram tanamannya, siapa saja yang dia rugikan? jelaskan jawabanmu.​

1. hasil ukur jangka sorong skala utama skala nonius 15mm 0,5mm: 2. hasil ukur jangka sorong skala utama skala nonius 11mm 0,65mm: 3. hasil ukur jangk … a sorong skala utama skala nonius 4mm 0,30mm: 4. hasil ukur jangka sorong skala utama skala nonius 31mm 0,9mm: 5. hasil ukur jangka sorong skala utama skala nonius 68mm 0,6,mm:​

1.tari indang awalnya dijadikan sebagai media.... 2.agresi militer ii belanda terjadi pada.... 3.kerja sama dilakukan untuk mencapai tujuan..... 4.men … teri kemakmuran yang memimpin konfrensi ekonomi adalah... 5.hasil pembangunan harus dirasakan oleh... 6.kegiatan persatuan kesatuan yang menjadi ciri khas indonesia adalah melakukan.... 7.apa arti ungkapan "campur tangan"? kakak2 yang baik tolong jawab pertanyaan diatas↑soalnya bsok dikumpulkan trima kasih[infinity]

kerajaan Islam dinusantara adalah kesultanan....​

Carilah interaksi sosial dari masa kandungan ibu sampai saat ini​

12 negara asia,nama bahasa, agama,dan contoh karya seni??​

13. selat yang memisahkan pulau kalimantan dengan pulau sumatera adalah

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memproyeksikan diri menjadi negara maju pada dekade-dekade mendatang. Tahun 2025, Indonesia berharap menjadi negara dengan kekuatan 12 besar dunia. Pasa tahun ini, PDB Indonesia sekitar US$3.8-4.5 trilliun dengan pendapatan per kapita sebesar US$13.000-14.900. Pada tahun  2045, Indonesia akan meloncat ke posisi 7 dan 8 besar duinia dengan PBD sebesar US$16.6 trilliun dan pendapat perkapita US$46,900. Ini merupakan menjadi targetan-targetan penting sebagai acuan untuk progres yang harus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini berpijak pada pencapaian Indonesia dimana pada tahun 2010, PDB Indonesia sebesar US$700 miliar dengan pendapatan per kapita sebesar US$3,005. Angka ini merupakn yang terbesar ke-7 dunia.

Proyeksi untuk menjadi negara maju, sejalan dengan serangkaian langkah dalam memajukan perekonomian. Untuk hal tersebut Pemerintah Indonesia mempunyai konsep yang disebut Koridor Ekonomi Indonesia. Saat ini pemerintah sedang merumuskan peraturan untuk mendetailkan enam koridor perekonomian yang diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Konsep itu merupakan masterplan dari arah yang ditetapkan dalam UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

Guna mewujudkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) hingga 2005. Pemerintah memilih enam provinsi atau wilayah di Indonesia untuk memaksimalkan basis perekonomian wilayah tersebut. Keenam koridor tersebut yakni Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Papua, dan Maluku. Staf Ahli Kementrian Kemenko Perekonomian Bidang Pesaingan Usaha Supriyadi menyatakan bahwa saat ini yang paling utama dilakukan untuk mewujudkan MP3EI adalah dengan mengubah mindset dan membutuhkan transformasi ekonomi. Salah satunya dengan memperkuat produktifitas nasional di enam koridor ekonomi. “Yaitu pengembangan enam koridor ekonomi dengan komoditi atau sektor unggulan wilayah, misalnya Sulawesi kuat dengan nikel, lalu Papua dengan hasil tambang, Kalimantan dengan hasil energi yang menonjol, lalu Bali di sektor pariwisata”, katanya. Dimana kekuatan perkonomian Indonesia dititik beratkan pada kekayaan hasil sumber daya alam. Namun, sesungguhnya masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk mewujudkan misi tersebut. Tantang MP3EI diantaranya masih banyak kesenjangan dalam pembangunan antar wilayah dan infrastruktur yang belum maksimal. Menurut saya, ini harus segera dicarikan solusi terbaiknya, karena jika dibiarkan tidak dianalisis dan ditindak lanjuti secepatnya akan mempengaruhi perkembangan MP3EI.

Fokus tim ekonomi pemerintah saat ini adalah mempercepat laju perluasan pembangunan ekonomi nasional. Rencana pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) menjadi keunggulan pemerintah untuk menggerakkan perekonomian dari dan ke Jawa-Sumatera, selain itu tentunya pembangunan di enam koridor ekonomi Indonesia. Dengan keberadaan enam koridor ekonomi nasional sebesar 7% per tahun. Daya dorong ekonomi daerah berdasarkan keunggulan daerah akan dibangun melalui pembangunan enam koridor ekonomi.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida S Alisjahbana (23/02/2011), mengatakan pemerintah akan membagi koridor ekonomi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok terdiri atas dua koridor dan memiliki masing-masing tema atau aktivitas utama dari masing-masing koridor, yaitu:

·Kelompok I

Terdiri atas koridor Sumatera dan Jawa. Dimana koridor Sumatera akan memfokuskan pada sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional. Sementara itu, koridor Jawa sebagai pendorong industri dan jasa nasional.

·Kelompok II

Terdiri atas koridor ekonomi Kalimantan dan Sulawesi. Dimana koridor Kalimantan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional. Selanjutnya, Sulawesi-Maluku Utara sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, serta perikanan nasional.

·Kelompok III

Terdiri atas Bali-Nusa Tenggara dan Papua-Maluku. Dimana koridor Bali-Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata nasional dan pendukung pangan nasional. Lalu, koridor Papua-Maluku sebagai pengolah sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia.

Selain dana dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan invenstor asing, perusahaan swasta juga akan terlibat dalam pembangunan koridor ekonomi tersebut. Beberapa investor asing yang sudah menyatakan kesiapannya antara lain dari Jepang, Korea Selatan, dan India. Sementara itu, dari BUMN juga telah siap membantu mensukseskan koridor ekonomi antara lain PT. Angkasa Pura, PT. Jasa Marga Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Pupuk Kaltim, PT. Krakatau Steel Tbk, PT. Adhi Karya Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Tbk, PT. Perum Perumnas, dan PT. Garuda Indonesia Tbk.

Keberadaan enam korido ekonomi memiliki fungsi strategis untuk menghasilkan dampak ekonomi nasional khususnya industri unggulan daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7% pertahun. Dengan adanya koridor ekonomi tersebut, pendapatan regional bruto (PRDB) diperkirakan akan meningkat hingga empat kali lipat yakni US$555 miliar di 2010 menjadi US$1,09 trilliun di 2015 dan US$2,16 trilliun 2030. Saat ini, investor dari negara-negara Asia telah menyatakan komitmennya dalam pembangunan Koridor Ekonomi Indonesia. Mereka dari Jepang senilai US$60 miliar, Korea Selatan US$20 miliar, dan India US$15 miliar.

Menurut saya ini merupakan program konkret dari pemerintah untuk membuat masyarakat sejahtera. Komitmen dari investor luar seharusnya dijadikan peluang bagi pemerintah untuk memanfaatkan secara maksimal. Dengan adanya investor sudah pasti mereka akan membuat peluang kerja bagi rakyat yang masih belum memiliki pekerjaan. Ketika tempat usaha jadi maka akan meyerap tenaga kerja lokal. Maka secara tidak langsung akan mengurangi jumlah pengangguran dan bisa untuk menjadi kenaikan taraf hidup masyarakat Indonesia.