Ikan merupakan salah satu bentuk nikmat Allah yang dapat dimanfaatkan

Oleh: Tiyang Alit

Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16] : 14).

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi seluruh manusia. Isi kandungan mencakup seluruh aspek mulai dari aqidah (keyakinan), ibadah (sembahyang), akhlak (perilaku) dan mu’amalah (sosial). Juga berisikan ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk umat manusia dari sisi sejarah, alam semesta (astronomi), jual beli (ekonomi), pertanian hingga benda-benda mikroskopis, perihal perikanan dan kelautan tak terlepas pula mengenai kesejahteraan sosial dan kaitan-kaitannya.

Jauh sebelum manusia berfikir akan hak, kesejahteraan dan kedaulatan, Al-Qur’an telah lebih dulu menyinggung soal ini terutama berkaitan dengan kedaulatan pangan atau kesejahteraan. Kesejahteraan merujuk pada sekurangnya empat aspek yaitu kondisi baik, kondisi makmur, kondisi sehat dan kondisi damai; sehingga kesejahteraan cukup erat kaitannya dengan kecukupan pangan. Meskipun kondisi ini tidak mutlak namun sebagian besar ini menjadi tolok ukur dasar untuk menilai kesejahteraan. Kesejahteraan juga memiliki kaitan yang erat dengan kedaulatan.

Kedaulatan sendiri dapat berarti penguasaan sesuatu atas diri sendiri demi kepentingan tertentu baik pada skala pemerintahan, masyarakat atau diri sendiri, sehingga kedaulatan pangan dapat diartikan penguasaan terhadap sumber-sumber pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup pada skala tertentu. Salah satu lokasi sumber pangan yang telah disediakan oleh Tuhan ialah lautan.

Lautan merupakan badan perairan terbesar yang menutupi permukaan bumi. Bahkan lautan menempati 70% permukaan bumi. Badan perairan tersebut menyimpan sebagian besar kebutuhan makhluk hidup terutama manusia. Mulai dari kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan dasar manusia dan makhluk hidup lainnya, kebutuhan energi seperti minyak dan gelombang, perhiasan dan berbagai macam bahan dasar lainnya. Oleh karenanya laut menjadi bagian penting dalam menunjang kelangsungan hidup manusia. Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup manusia telah memberikan pesannya untuk memanfaatkan laut demi kebutuhan hidup manusia.

*****

Ada 5 pesan yang disampaikan dalam ayat tersebut di atas (QS 16:14). Pertama ialah agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan). Ikan menjadi salah satu hewan yang dijamin kehalalannya, sehingga memudahkan kita dalam mengkonsumsi. Berbeda dengan jenis hewan darat seperti ayam, sapi, kambing dan lainnya yang perlu disembelih sehingga pada proses yang tidak diketahui dan tidak transparan tidak dapat dipastikan kehalalannya. Ini menjadi salah satu masalah pokok terutama bagi kaum muslimin. Komposisi protein hewani pada ikan sebenarnya tidak terlalu berbeda sumber lainnya. Namun, ikan lebih menyehatkan karena mengandung lemak tak jenuh. Selain itu, ikan juga mengandung omega, yodium, selenium, fluorida, zat besi, magnesium, zat besi, taurin, serta coenzyme Q10. Kandungan omega-3 pada ikan jauh juga lebih tinggi dibanding sumber protein hewani. Diketahui hasil penangkapan ikan seluruh dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 juta ton per tahun, belum termasuk ikan yang dibudidayakan. Ini menggambarkan stok ikan yang cukup melimpah dan dimungkinkan menjadi penyokong kebutuhan protein hewani bagi umat manusia.

Pesan kedua pada ayat tersebut ialah dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai. Ketika kita membaca petikan ayat tersebut kita akan mengajukan sebuah pertanyaan perhiasan yang mana? Bukankah perhiasan yang kita gunakan ialah emas dan perak? Di sinilah letak persoalannya. Salah satu perhiasan dari laut yang memiliki nilai cukup tinggi ialah mutiara. Mutiara sendiri dihasilkan dari kerang akibat proses pertahanan antibodi kerang dalam merespon benda asing masuk kedalam tubuh. Zat antibodi tersebut bernama nacre. Seiring berkembangnya zaman, mutiara bukan hanya dicari namun dapat diproduksi secara terstruktur, terencana dan tersistem dengan baik dengan memanfaatkan zat nacre dari kerang tersebut. Berbeda dengan emas dan perak yang bahannya terbatas, mutiara dapat diproduksi terus menerus sesuai kemampuan kerang yang digunakan. Kerangnya pun dapat berkembang biak lebih banyak yang mana juga tetap memperhatikan lama waktu yang dibutuhkan. Selain mutiara yang dapat diproduksi di dasar laut juga diperkirakan masih menyimpan emas yang cukup melimpah. Hal ini wajar terjadi dikarenakan 70% permukaan bumi ialah air, sehingga bagian yang tertutup air sangat sulit diketahui dan cukup menjadi misteri.

Pesan ketiga ialah dan kamu melihat bahtera berlayar padanya. Pesan ini jelas merujuk pada penggunaan alat transportasi. Di kala teknologi belum semaju sekarang ini, salah satu alat transportasi yang digunakan ialah kapal. Kapal digunakan untuk transportasi antar pulau dengan berbagai macam tujuan dari berdagang, berpindah ke pulau lain atau sekedar rekreasi. Bahkan pada saat teknologi sudah cukup maju seperti sekarang ini, tak tanggung-tanggung besi sudah dapat dirangkai dan diterbangkan, kapal masih tersedia sebagai transportasi. Selain itu, dalam petikan ayat ini juga merujuk pada pemanfaatan permukaan laut yang mana bahtera berlayar. Sehingga permukaan laut tidak sebatas dimanfaatkan hanya untuk transportasi namun dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.

Pesan keempat ialah dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya. Mencari harta merupakan fitroh bagi manusia. Bahkan menjadi syahwat yang tak terelakkan. Sudah barang tentu setiap insan selalu ingin mengumpulkan harta, selain untuk tabungan esok hari juga dapat menjadi warisan bagi generasi berikutnya atau menggambarkan kemewahan dan kecukupan seseorang. Bahkan seiring berkembangnya zaman, proses mencari keuntungan bukan hanya dari perdagangan namun sudah berkembang pada bidang-bidang yang ditentukan seperti keadministrasian, pengajar, tenaga keamanan negara, eksekutif dan legislatif, komisaris dan jenis-jenis pekerjaan lainnya. Maka wajar ketika laut itu ditundukkan (pembuka ayat ini) manusia akan lebih mudah dalam mengarungi lautan untuk kepentingannya yaitu bertahan hidup yang mana salah satu caranya ialah menjamin apa yang dimakan esok hari dengan cara menyiapkan bahan makanan atau menumpuk kekayaan.

Pesan kelima ialah dan supaya kamu bersyukur. Maka ayat ini ditutup dengan sebuah pesan agar kita sebagai insan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh sang pencipta. Karena nikmat yang cukup melimpah ruah hingga kita tidak dapat menghitungnya. Padahal baru dari satu sektor saja yaitu lautan. Sehingga perlu kita sadari bahwa dari laut banyak manfaat yang dapat kita ambil terutama demi kesejahteraan umat manusia. Laut menyimpan kurang lebih 27.000 spesies yang mana sampai sekarang baru sekitar 6.000 spesies yang teridentifikasi. Menyimpan jutaan ikan yang dapat bereproduksi sesuai waktu yang dibutuhkan tanpa kita susah payah terlibat langsung dalam proses reproduksinya, sehingga dapat dioptimalkan untuk kedaulatan pangan. Menyimpan perhiasan-perhiasan yang dapat dimanfaatkan dan bernilai untuk perdagangan, sehingga dari permukaan air laut, kolom badan laut dan dasar lautan menyimpan segenap keuntungan bagi manusia yang bersedia memanfaatkannya. Namun setelah kecukupan hidup atau kesejahteraan itu kita dapatkan kewajiban selanjutnya ialah bersyukur. Karena seluruh nikmat tersebut telah Allah berikan kepada makhluknya.

Ikan merupakan salah satu bentuk nikmat Allah yang dapat dimanfaatkan
Ikan merupakan salah satu bentuk nikmat Allah yang dapat dimanfaatkan

menjaga eksistensi laut

Laut merupakan salah satu bentuk ciptaan Allah Swt. Dari laut, manusia dapat memanfaatkan berbagai jenis hewan dan  tumbuhan yang ada. Selain itu laut dapat pula berfungsi sebagai mata pencarian hidup manusia dengan adanya perkapalan baik untuk bisnis kargo, perniagaan maupun sarana transportasi. Karena itu, adalah hal yang wajib untuk mensyukuri eksistensi laut bagi umat manusia.

Beragam manfaat yang berasal dari laut salah satunya ialah dalam firman Allah Surat An-Nahl ayat 16 berikut ini:

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur” (Qs. An-Nahl 16: 4)

Sebuah nikmat

Menurut Imam ibn Jarir al-Tabari, ayat ini berbicara mengenai nikmat Allah kepada makhluk-Nya berupa menundukkan segala hal yang ada di lautan bagi manusia. Laut dapat diartikan dengan laut dengan airnya yang asin maupun sungai yang airnya tawar. Baca juga: Tafsir Surat An-Nahl ayat 15-16: Nikmat Allah Bagi Penduduk Bumi

Kedua tempat tersebut diberikan Allah Swt. kepada manusia agar dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Sebagaimana laut yang airnya asin, maka dalam tempat tersebut terdapat berbagai jenis makhluk baik berupa hewan seperti ikan, karang, ganggang laut, dan kerang.

Lalu, di sungai yang airnya tawar terdapat berbagai makhluk seperti ikan, buaya, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Tentunya dari beberapa hal tersebut dapat digunakan oleh manusia dalam rangka mencari penghidupan.Baca juga: Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 6-7: Kepada Siapa Nikmat Itu Diberikan?

 Manusia dapat mengambil manfaat dari lautan tersebut seperti mengonsumsi daging segar berupa ikan.  Lalu dapat pula membudidayakan makhluk hidup di laut seperti mutiara (al-Lu`lu`) yang keluar dari cangkang kerang juga permata (al-Marjan). Keduanya memiliki fungsi sebagai aksesoris juga perhiasan yang memiliki estetika tinggi.

Begitu pula dengan di air tawar seperti sungai. Manusia pun dapat memanfaatkan apa pun yang ada di sungai untuk kehidupan. Sebagai contoh di Indonesia terdapat tumbuhan eceng gondok. Memang tanaman berbahaya bagi ikan-ikan di sungai. Namun jika dapat membudidayakan dengan baik, eceng gondok bermanfaat bagi keseharian seperti adanya kerajinan kursi yang terbuat dari eceng gondok. Selain itu ada pula yang memakan ikan dari sungai seperti mujair dan lele.

Masih menurut at-Tabari, dalam ayat ini terdapat redaksi Mawakhir yang merupakan bentuk jamak dari kata Makhir. Redaksi ini dalam bahasa Arab bermakna suara arah angin. Tetapi jika dikaitkan dengan ayat ini, maka berarti suara perahu yang berlayar di lautan mengikuti arus air dan arah angin.

Semua ini diciptkan Allah Swt. agar manusia dapat mencari penghidupan dengan memanfaatkan hasil dari laut. Sehingga tujuan akhir dari hal ini agar manusia dapat mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya (Muhammad Ibnu Jarir at-Tabari, Jami’ul Bayan ‘an Ta’wilil Ayil Qur’an, Jilid 4, hal. 507).

Imam Ibnu Kathir berpendapat mengenai ayat di atas bahwa Allah Swt. menjadikan laut sebagai sarana transportasi bagi umat manusia. Sebagaimana dalam sejarah umat manusia bahwa Nabi Nuh As. Merupakan orang pertama yang menggunakan kapal sebagai sarana untuk menyelamatkan umatnya dari bencana banjir bandang. Lalu generasi demi generasi mulai menadikan laut sebagai sarana transportasi yang menghubungkan lintas wilayah dan benua.

 Dengan ini Allah Swt. menundukkan laut untuk hamba-Nya agar dapat dijadikan sarana penghidupan serta dapat mencari karunia juga saling membantu antara satu bangsa dengan bangsa lain serta hal ini bertujuan agar manusia dapat mensyukuri salah satu nikmat Allah bagi umat manusia. (Ismail Ibnu ‘Umar Ibnu Kathir ad-Dimashq, Tafsir al-Qur`an al-‘Azim, Jilid 4, hal. 562)

Mensyukuri eksistensi laut

Menurut Sayyid Muhammad Husayn Tabataba’i, laut merupakan salah satu bentuk nikmat Allah kepada umat manusia selain langit, bumi, dan gunung. Ada pun tujuan dari penciptaan laut bagi umat manusia, laut dapat pula digunakan sebagai sarana transportasi yakni dengan adanya jalur perdagangan laut dengan menggunakan kapal.

Selain itu, ada pula perahu layar yang digunakan oleh nelayan untuk mencari nafkah juga kapal pesiar yang berkeliling dari satu Negara ke Negara lain. Semua bertujuan untuk mencari karunia dan rezeki Allah.

Maka salah satu bentuk syukur kepada Allah secara nyata adalah memanfaatkan laut dan menjaga laut untuk kemaslahatan umat manusia. (Sayyid Muhammad Husayn Tabataba’i, al-Mizan fi Tafsiril Qur’an, Juz 12, hal. 216).

Dari pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa laut merupakan salah satu karunia Allah terbesar di muka bumi. Oleh karenanya, sebagai bangsa Indonesia hendaknya memiliki kepekaan dengan tidak mengotori dan merusak ekosistem laut. Seperti merusak karang juga menangkap ikan dengan cara yang tidak baik.

Laut juga sarana perdagangan antara satu wilayah dengan wilayah lain. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. sejatinya kita harus menjaga eksistensi laut ini dari serbuan tangan-tangan jahil manusia. Semoga pesan ayat ini mengingatkan kita sebagai bangsa maritim agar lebih bersyukur atas nikmat-Nya dan waspada dalam menjaga eksistensinya.

Wallahu A’lam Bisshowab