Harga batubara meningkat saat musim apa

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo) melaporkan peluang permintaan batu bara dari Eropa yang belakangan meningkat tajam menjelang musim dingin masih belum dapat diambil optimal oleh perusahaan batu bara dalam negeri.

Ketua Umum Aspebindo Anggawira menerangkan cadangan batu bara dengan kualitas tinggi di dalam negeri relatif terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan benua biru tersebut. Konsekuensinya, Anggawira mengatakan, porsi ekspor ke Eropa hanya berada di kisaran 5 persen dari keseluruhan penjualan Indonesia saat ini.

“Cadangan kualitas tinggi di sini juga sangat terbatas ini saya rasa market yang ada belum tentu dapat dipenuhi juga,” kata Anggawira saat dihubungi, Minggu (2/10/2022).

Padahal harga batu bara untuk kontrak Oktober 2022 di pasar ICE Newcastle masih ditutup tinggi di posisi US$407,70 per ton. Sepekan terakhir harga batu bara menyusut 0,61 persen. Kendati demikian, harga emas hitam itu tetap kuat di atas 179,25 persen jika dibandingkan secara tahunan.

“Sekarang ekspor ke Eropa tidak begitu banyak paling sekitar empat sampai lima persen saja,” tuturnya.

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) melaporkan terjadi peningkatan permintaan batu bara dari sejumlah negara mitra pada triwulan keempat tahun ini. Hanya saja, produksi batu bara domestik diperkirakan akan berada di bawah target yang ditetapkan pemerintah di angka 663 juta ton hingga akhir 2022.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan peningkatan impor terjadi dari pasar tradisional dan non-tradisional di tengah tensi geopolitik yang masih intens hingga saat ini. Pembeli tradisional dengan porsi konsumsi besar seperti India dan China dipastikan membeli batu bara dengan persentase yang lebih tinggi dari pencatatan triwulan sebelumnya.

“Kalau musim dingin permintaannya akan lebih tinggi, Oktober ini juga akan ada rapat besar Partai Komunis permintaan dari China akan meningkat,” kata Hendra saat dihubungi, Minggu (2/10/2022).

Ihwal musim dingin, Hendra mengatakan, permintaan dari sejumlah negara non-tradisional belakangan menunjukkan kelipatan yang signifikan. Misalkan, dia mencontohkan, pembelian batu bara dari Eropa sudah mencapai 4 juta ton sepanjang Januari hingga September tahun ini. Padahal torehan ekspor ke Eropa tidak pernah melebihi volume 1 juta ton selama ini.

Berdasarkan data milik Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara domestik sudah mencapai 497,55 juta ton atau 75,04 persen dari target yang dicanangkan pemerintah hingga awal bulan ini.

Adapun realisasi ekspor mencapai 189,71 ton dan kewajiban pasokan domestik (DMO) sebesar 128,76 ton. Sisanya realisasi domestik menyentuh di angka 140,68 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

Petroenergy.id, JAKARTA - Harga batubara diperkirakan masih akan melambung dan bertahan di level US$ 400 per ton pada pekan ini. Tingginya permintaan dari India dan Eropa akan menjadi pendorongnya.

Analis Industri Bank Mandiri, Ahmad Zuhdi, memperkirakan harga batubara sulit turun setidaknya. Kecuali ada shock lagi misalnya China kembali lockdown dan India masih meningkatkan impornya.

Yang pasti, sejak Minggu (22/5/2022), pemerintah India telah menghapus bea impor  batu bara jenis kokas, PCI dan antrasit. Bea masuk menjadi 0%. Ini merupakan langkah kesekian yang dilakukan India untuk mengamankan pasokan.

Pemerintah India juga diberitakan telah mendesak dunia usaha di negaranya untuk segera merealisasikan impor batubara sebanyak 19 juta ton, akibat krisis pasokan batubara setelah permintaan listrik melonjak. Tenggat waktunya akhir Juni ini.


Dilaporkan, gelombang panas membuat penggunaan listrik untuk pendingin ruangan di India meningkat sehingga kebutuhan listrik melonjak. Batubara sendiri berkontribusi 80% terhadap pasokan listrik India.

Karenanya, analis memprediksi permintaan batubara dari India akan tinggi ke depan. Kementerian Kelistrikan India memperkirakan permintaan listrik mencapai puncaknya sekitar 210-220 Giga Watt selama Juli-September saat musim hujan.

Di luar India, untuk mengatasi krisis pasokan batubara dalam jangka pendek, Uni Eropa harus mencari 44-56 juta ton batubara yang diimpor dari negara lain di luar Rusia. Pembangkit batubara juga akan beroperasi lebih lama dari perkiraan, demikian Komisi Uni Eropa.

Komisi Uni Eropa mengakui sulit bagi  mereka untuk benar-benar menghilangkan sumber energi fosil dalam jangka pendek. Untuk menutupi hilangnya pasokan energi dari Rusia, termasuk gas, mereka akan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik batubara.

Meroketnya harga batubara belakangan ini juga tak lepas imbas perang Rusia-Ukraina. Ini membuat harga batubara melonjak dari kisaran US$ 250 per ton di akhir Februari menjadi kisaran US$ 400 di pertengahan Mei. Harga menyentuh level tertinggi dalam sejarah pada 2 Maret di angka US$ 446,00 per troy ons.

Lonjakan harga batubara pekan-pekan ini, menurut sejumlah analis, dipicu tingginya permintaan karena India, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa tengah bergerak cepat mengamankan pasokan.

Lantaran itu, Komisi Uni Eropa sepakat akan menambah investasi 210 miliar euro selama lima tahun untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dari Rusia dan beralih ke energi hijau.

Diperoleh informasi dari Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, bahwa Rusia memasok sekitar 70 juta ton batubara ke Uni Eropa, Jepang, Korea, China dan India.

Situasi global ini, kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA), Hendra Sinadia, membuat permintaan pasar ekspor masih cukup kuat. 

Embargo batubara Rusia oleh Uni Eropa diyakini bakal mendatangkan permintaan batubara dari Indonesia sebagai pemasok pengganti. Namun analis mengatakan produsen sulit  mengakomodir semua permintaan karena cuaca hujan yang berkelanjutan.

Sebagai bukti, Bumi Resources menyatakan sepanjang kuartal I-2022 memproduksi sekitar 17 juta ton. Namun kinerja produksi terdampak fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan tinggi.

Pendek kata, saat ini pasokan global belum bisa memenuhi peningkatan permintaan batubara yang tajam. Ironisnya, sanksi pada Rusia berpotensi memperlebar jarak yang ada. Karenanya, menurut analis, harga diprediksi  akan berada di level tinggi tahun ini dan tahun-tahun mendatang. [tius]

Apa yang menyebabkan harga batubara naik?

Melambungnya harga batu bara didorong oleh meningkatnya permintaan. Permintaan diyakini akan melonjak setelah negara-negara Eropa memutuskan untuk menggunakan kembali batu bara sebagai sumber pembangkit listrik mereka. Keputusan tersebut diambil setelah Rusia memangkas pasokan gas alam cair ke banyak negara Eropa.

Kenapa batubara langka?

Kelangkaan batu bara dan minyak goreng sebenarnya disebabkan banyak faktor: eksternal dan internal. Faktor eksternal, antara lain, dipicu tingginya harga komoditas di pasar internasional. Sedangkan DPO untuk minyak sawit (CPO) ditetapkan Rp 9.300 per kg, dan minyak olein Rp 10.300 per liter.