Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai uang

Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Foto: Unsplash

Ada berbagai macam faktor-faktor yang memengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat adalah tingkatan pendapatan, harga barang, dan lain sebagainya.

Mengutip buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3 yang diterbitkan oleh Grasindo, mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah mata uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral.

Uang yang dikeluarkan Bank Sentral meliputi uang kertas dan uang logam, sehingga yang dimaksud mata uang dalam peredaran adalah uang kartal.

Sebelumnya, jumlah uang beredar adalah jumlah uang dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Pada dasarnya jumlah uang beredar ditentukan oleh besarnya penawaran uang dari bank sentral dan permintaan uang dari masyarakat.

Dalam arti sempit, uang yang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh perorangan, perusahaan, dan lembaga-lembaga pemerintah.

Dalam arti luas, uang yang beredar meliputi mata uang dalam peredaran, uang giral, dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening valuta asing milik swasta dalam negeri.

Jika uang yang beredar di masyarakat semakin besar, harga barang akan semakin naik, sehingga nilai uang akan turun. Namun, jika jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang, harga barang akan turun dan nilai uang kembali naik.

Jumlah uang beredar. Foto: Shutterstock

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peredaran Uang

Lantas, apa saja faktor-faktor yang memengaruhi peredaran uang di masyarakat? Mengutip buku Detik-Detik Fokus SBMPTN Soshum 2015 yang diterbitkan oleh Tim Zero Eduka, berikut informasi lebih lengkapnya, yakni:

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin besar pula jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

Sebaliknya, jika semakin rendah pendapatan masyarakat, semakin sedikit jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

Tingkat suku bunga akan memengaruhi jumlah uang yang beredar. Bila tingkat suku bunga rendah, maka masyarakat akan enggan untuk menyimpan uangnya di bank.

Oleh karena itu, jumlah uang yang beredar akan meningkat. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga tinggi, jumlah uang beredar menurun karena banyak orang yang menyimpan uangnya di bank.

Selera masyarakat akan memengaruhi jumlah uang yang beredar. Misalnya peningkatan terhadap mode pakaian baru akan memengaruhi jumlah uang yang beredar.

Harga barang juga memengaruhi jumlah uang yang beredar. Contohnya bila harga naik, jumlah dan peredaran uang akan semakin cepat.

Fasilitas kredit dengan menggunakan kartu kredit atau cara angsuran akan memengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Misalnya, jika seseorang melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit, permintaan uang tunai semakin menurun.

6. Kekayaan yang dimiliki masyarakat

Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat semakin besar apabila ragam bentuk kekayaan sedikit. Sebaliknya, bila ragam bentuk kekayaan semakin banyak atau luas, jumlah uang beredar di dalam masyarakat semakin menurun.

Menilai tingkat perekonomian suatu negara dapat dilihat dari nilai tukar mata uang negara itu, yang mana memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara dalam aktivitas ekonomi pasar bebas.

Lantas faktor apa saja yang sebenarnya dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara ?

  1. Tingkat inflasi

  2. Neraca perdagangan

  3. Tingkat suku bunga

  4. Kondisi Stabilitas politik dan ekonomi

  5. Neraca anggaran

Tingkat Inflasi, negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah nilai mata uangnya lebih kuat dibandingkan dengan negara yang memiliki tingkat inflasi tinggi, dengan tingkat inflasi yang tinggi menekan daya beli sekaligus daya saing industri dari suatu negara, produk dalam negeri mungkin akan dirasakan lebih mahal ketimbang produk impor, dan produk hasil produksi dalam negeri kurang memiliki daya saing ketika akan diekspor.

Neraca perdagangan, ketika impor lebih besar dari ekspor, neraca perdagangan akan mengalami defisit, kondisi defisit dapat diartikan biaya belanja lebih besar daripada pendapatan dalam mata uang asing, khususnya dolar Amerika yang paling sering digunakan dalam transaksi internasional. Kondisi defisit dalam jangka panjang biasanya cenderung akan melemahkan nilai tukar mata uang suatu negara, karena persediaan devisa di negara tersebut akan menipis, sementara permintaan terhadap valuta asing tinggi yang akan digunakan untuk melakukan pembayaran.

Tingkat suku bunga, sesungguhnya memiliki hubungan yang sangat erat dengan inflasi dan nilai tukar mata uang itu sendiri, ketika inflasi tinggi, biasanya bank sentral dari suatu negara akan mengendalikannya dengan cara menyesuaikan tingkat suku bunga, dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan mempengaruhi laju permintaan. Sama halnya ketika nilai tukar mata uangnya mengalami pelemahan yang signifikan dan dalam jangka waktu yang cukup dapat mengganggu stabilitas perekomian negara itu, dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan menarik perhatian investor dengan pertimbangan return atau imbal hasil yang lebih tinggi, sehingga akan mempengaruhi jumlah persediaan valuta asing dan laju permintaan mata uang suatu negara, dengan demikian perlu diingat dan dicatat bahwa tingkat suku bunga suatu negara khususnya negara yang memiliki pengaruh ekonomi yang besar dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang negara lainnya.

Kondisi stabilitas politik dan ekonomi, faktor ini juga menjadi sangat penting dan dapat memberikan pengaruh terhadap nilai tukar mata uang suatu negara, kondisi politik yang tidak stabil akan menyebabkan resiko investasi pada suatu negara mengalami peningkatan dan akan mempengaruhi kinerja perekonomian negara tersebut yang pada akhirnya dapat melemahkan nilai tukar mata uang negara tersebut

Neraca anggaran, sebenarnya sifatnya mirip dengan neraca perdagangan, jika pendapatan lebih kecil dari pengeluaran, maka akan terdapat defisit anggaran, biasanya akan ditutup dengan hutang dengan cara menerbitkan surat hutang atau mencetak uang baru. surat hutang biasanya akan memberikan imbalan berupa bunga. Penerbitan surat hutang atau mencetak uang baru yang berlebihan dalam jangka waktu tertentu dapat menekan nilai tukar mata uang suatu negara, karena misalnya dapat menyebabkan kenaikan inflasi.

Itulah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara.