Contoh harmoni sosial di lingkungan sekolah

Keberagaman di Indonesia merupakan bagian dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang sudah ditanamkan sejak lahirnya Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Keberagaman merupakan perbedaan yang melekat pada manusia, seperti etnis, jenis kelamin, identitas gender, orientasi seksual, usia, kelas sosial, abilitas/disabilitas, nilai-nilai agama atau etika, dan asal kebangsaan. Munculnya berbagai perpecahan atau permasalahan yang terjadi antar bangsa, antar ras, antar suku, antar kelompok dan antar golongan tertentu yang berkaitan dengan isu keberagaman menjadikan situasi kehidupan yang tidak tenang dan damai. Hal ini karena rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang keberagaman. Keberagaman di Indonesia tidak hanya persoalan tentang suku bangsa yang mendiami suatu wilayah tertentu, bahasa daerah, pakaian, dan kebudayaan.

Berikut ini adalah Keberagaman di berbagai situasi:

Keberagaman di lingkungan keluarga

Keberagaman di lingkungan keluarga merupakan sebuah unsur perbedaan yang terdapat di dalam keluarga sendiri, seperti perbedaan tempat lahir, perbedaan suku dan ras, jenis kelamin, perbedaan selera makan, perbedaan kemampuan, perbedaan pendidikan, perbedaan hobi dan kebutuhan hidup. Bentuk keluarga pun beragam. Keluarga tidak hanya terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan anak-anak. Beberapa keluarga memiliki dua ayah atau dua ibu, beberapa keluarga memiliki satu ayah atau ibu [single parent]. Beberapa keluarga juga tidak memiliki anak.

Keluarga merupakan kelompok kecil pertama yang membicarakan tentang keberagaman sejak lahir dalam kandungan seorang ibu. Karena di dalam keluarga juga ada beberapa silsilah anggota keluarga yang memiliki berbagai perbedaan dalam pengalaman hidup, ada kepala keluarga, kakek, nenek, ayah, ibu, saudara, dan anak-anak dengan kepribadian yang berbeda. Sebagai seorang anak yang baru lahir di lingkungan keluarga, pentingnya belajar mengenal diri dan identitas tentang keberagaman di lingkungan keluarga agar bagaimana bisa menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan tetap menghargai indahnya sebuah perbedaan keluarga.

Keberagaman di lingkungan pendidikan

Lingkungan pendidikan merupakan tempat yang paling penting dalam mengakomodir pengetahuan dan pemahaman tentang keberagaman setelah lingkungan keluarga. Membicarakan keberagaman di lingkungan pendidikan berarti menerima berbagai perbedaan yang melekat di sekolah umum atau sekolah negeri, sekolah swasta, pondok pesantren, kampus negeri dan kampus swasta. Munculnya kekerasan yang terjadi antar sekolah atau tawuran pelajar di berbagai daerah di Indonesia merupakan rendahnya kesadaran pelajar tentang merawat keberagaman. Untuk mengoptimalkan sistem pendidikan yang mengakomodasi keberagaman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Makariem menyampaikan pentingnya kurikulum yang fleksibel, perlengkapan assessment untuk mengukur kemampuan pelajar, dan fleksibilitas bagi guru untuk menentukan level mengajar yang benar.

Keberagaman di lingkungan kerja

Keberagaman di lingkungan kerja merupakan langkah pertama untuk menjadi perusahaan inklusi. Perusahaan Inklusi adalah perusahaan yang mengakomodir dan menghargai keberagaman karyawannya agar dapat berkontribusi secara penuh dan tanpa diskriminasi, serta mencapai pengalaman positif dalam pekerjaan. Setiap karyawan di lingkungan kerja memiliki kontribusi masing-masing dengan adanya perbedaan perspektif, kepribadian,dan kemampuan. Keberagaman ini dapat memberi pandangan yang berbeda tentang peluang baru dan tantangan yang dihadapi perusahaan.

Klobility sebagai organisasi yang berfokus pada isu keberagaman dan inklusi untuk kelompok rentan mempersiapkan beberapa infrastruktur penting melalui pelatihan dan diskusi agar mampu meningkatkan kesadaran lingkungan kerja yang inklusif.

Keberagaman di lingkungan masyarakat

Keberagaman di lingkungan masyarakat merupakan berbagai unsur perbedaan yang terdapat di kelompok masyarakat, rukun tetangga/rukun warga [RT/RW], lembaga swadaya masyarakat, karang taruna, organisasi keagamaan, sosial budaya, suku, dan organisasi yang berhubungan dengan masyarakat. Untuk menciptakan keberagaman antar warga di lingkungan masyarakat yang rukun, aman, dan tertib, pentingnya menghargai dan menghormati berbagai perbedaan pendapat maupun keputusan yang berlaku di masyarakat. Jika terjadi konflik, kekerasan dan perpecahan antar kelompok masyarakat harus mencari solusi dan menyelesaikan berbagai permasalahan secara musyawarah mufakat. Menciptakan keberagaman di lingkungan masyarakat berarti meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat. [RYR]

Sumber:

1. //jybmedia.com/2020/05/01/pentingnya-memahami-karakteristik-di-lingkungan-keluarga/

2. //mediaindonesia.com/read/detail/310503-sistem-pendidikan-yang-mengakomodasi-keberagaman

3. //www.klobility.id/perusahaan-inklusi

Lihat Foto

THINKSTOCKS/ANNASUNNY

Ilustrasi keberagaman

KOMPAS.com - Masyarakat Indoensia yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan suku bangsa wajib hidup harmoni. 

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, hidupa harmoni artinya hidu dengan menjaga kedamaian, senantiasa bertoleransi, rukun, saling menghormati antarmasyarakat, dan saling bekerja sama. 

Contoh hidup harmoni dalam keberagaman sosial budaya yang paling mudah, yakni mengutamakan toleransi dan tidak menjelek-jelekkan suatu budaya atau suku bangsa.

Jenis keberagaman sosial budaya

Keberagaman sosial budaya memiliki empat pembagian, yakni:

Kesenian daerah di Indonesia sangat beragam dan unik, mulai dari seni tari hingga seni teater. Contoh kesenian daerah di Indonesia, yakni Tari Kecak dari Bali.

Baca juga: 3 Jenis Keberagaman di Indonesia dan Contohnya

Perbedaan letak geografis juga berpengaruh pada beragamnya model dan jenis rumah adat di Indonesia. Bahan pembuatannya juga harus disesuaikan dengan kondisi geografisnya. Contoh rumah adat di Indonesia, yaitu Rumah Honai di Papua.

Perbedaan letak geografis, ilmu pengetahuan dan sejarah berpengaruh pada keberagaman bahasa daerah yang disesuaikan dengan tempat tinggalnya. Contohnya warga Yogyakarta dan Jawa Tengah memiliki Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah.

Kekayaan budaya di Indonesia juga memengaruhi keberagaman upacara adat yang tergolong unik dan menarik perhatian. Contoh upacara adat di Indonesia, yaitu Rambu Solo di Tana Toraja. 

Lihat Foto Shutterstock Ilustrasi keberagaman masalah sosial. Permasalahan dalam keberagaman sosial budaya

Tujuan hidup harmoni dalam masyarakat adalah menghindarkan konflik atau perpecahan antarmasyarakat. 

Baca juga: Penyebab Keberagaman Ras

Meski begitu, tetap saja ada permaslahan yang tidak bisa serta-merta dihindari. Beberapa permaslahan yang mungkin muncul dalam keberagaman sosial budaya, yaitu: 

BUKAN rahasia lagi keragaman budaya di Indonesia ialah wajah penuh warna yang tidak dapat dimanipulasi. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 260 juta individu, yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, mereka mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang beragam, mulai pegunungan sampai pesisir pantai, tepian hutan hingga di hutan belantara, dataran rendah dan tinggi, perdesaan, hingga perkotaan.

Kondisi itu lalu memunculkan beberapa pendapat. Mereka yang tinggal di padang gersang cenderung temperamental, sama seperti yang tinggal di pesisir.

Sementara itu, yang menghuni perbukitan hijau, penuh kebun teh, dengan suhu dingin, cenderung memiliki sifat pendiam. “Tidak ada yang salah dengan penilaian-penilaian tersebut selama dapat hidup berdampingan serta saling memahami perbedaan, kekayaan warna bangsa akan semakin indah dan harmoni.” [hal 2].

Baca juga: Merawat Persatuan dan Kesatuan

Nyatanya, keragaman di Indonesia bukan hanya dalam hal budaya, melainkan juga agama dan keyakinan-keyakinan transendental, termasuk kehidupan manusia, tata cara, pola pikir, kebiasaan, dan praktik-praktik interaktif antaranggota masyarakat. Sedemikian beragamnya bangsa ini, tidak akan mudah menghindari konflik budaya, tetapi bukan berarti tidak bisa.

Berkaitan dengan keragaman budaya, dewasa ini kerap kali konflik mengemuka sebagai reaksi keragaman yang tidak dipahami sebagai kemajemuk­an dan keharmonisan. Sudah demikian banyak contoh kejadian yang merujuk pada perkara tersebut.

Padahal, kesadaran atas budaya yang berbeda memungkinkan untuk saling mempelajari cara-cara berkomunikasi yang unik sehingga semangat keragaman budaya terus bertunas dan menjadi benih harmoni.

Setidaknya itulah gambaran singkat buku Komunikasi Lintas Budaya; Memahami Teks Komunikasi, Media, Agama, dan Kebudayaan Indonesia karya Dedi Kurnia Syah. Melalui lembar setebal 142 halaman, buku itu menjelaskan dengan singkat setiap kata yang terdapat dalam judul.

Apa yang dimaksud dengan harmoni dalam keberagaman sosial budaya?

Harmoni dalam keberagaman sosial budaya adalah adanya keserasian, dan keselarasan dalam keberagaman budaya, dan dalam kekayaan sosial, atau hal tersebut adalah cerminan dari Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetap satu jua.

Buku terbitan Simbiosa Rekatama Media ini punya delapan bab utama yang nantinya akan dipecah menjadi beberapa subbab terkait pembahasan tema. Bab utama tersebut ialah Mengenal Keragaman Budaya [hal 1], Budaya Komunitarianisme [hal 23], Interpretasi Kebudayaan [hal 41], Masyarakat Budaya Media [hal 57], Dinamika Masyarakat Budaya [hal 89], Budaya dan Isu Sender [hal 101], Bahasa Budaya [hal 111], dan Interaksi Lintas Budaya [hal 125].

Pembahasan dimulai dengan Mengenal Keragaman Budaya [hal 1]. Dalam bab ini, Dedi secara langsung menyebut contoh keragaman dengan subbab tentang Kearifan Masyarakat Samin [hal 3] dan Idealisme Masyarakat Badui [hal 5]. Melalui dua subbudaya tersebut, didapati nilai yang unik. Kepemilikan nilai tersebut ada pada sikap keterbukaan [inklusivitas].

Masyarakat Samin secara sosiologis membaur dengan masyarakat konvensional nonbudaya di Blora. Bagi kalangan aktivis pluralis, masyarakat Samin lebih dikenal dengan nama Sedulur Sikep. Samin memiliki arti sama, kesamaan, sama saja, setara, atau senasib sepenanggungan.

Arti-arti tersebut melahirkan makna tentang kehidupan yang tidak memiliki perbedaan di mata alam dan Tuhan. Tidak ada yang bisa membedakan antara satu individu dan individu lain, kecuali kebaikan serta nilai ketuhanan dalam diri atau ketakwaan.

Baca juga: Mendikbud Berkomitmen Lindungi Adat dan Budaya Papua Barat

Lain halnya dengan masyarakat Badui, selain lebih populer bagi masyarakat Indonesia, masyarakat Badui juga termasuk komunitas budaya yang masih terus menjaga nilai luhur kebudayaan asli dan mulai membaur dengan masyarakat luar.

Bahkan secara politis mulai mengakui adanya pemerintahan dalam hal ini adalah gu­­bernur. Setiap tahun masyarakat Badui melakukan ritual serah upeti kepada gubernur. Kondisi ini hanya terjadi di Badui.

Harmoni dalam keberagaman sosial budaya adalah keselarasan atau keserasian dalam kekayaan sosial dan budaya yang bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

Komunikasi lintas budaya

Berangkat dari contoh itu lalu lahirlah komunikasi lintas budaya. Yakni komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda, baik dalam bentuk ras, entitas budaya, kelas sosial, ekonomi, gender, dan politik.

Komunikasi lintas budaya dimaknai sebagai kajian kolaboratif yang menggabungkan semua unsur perbedaan menjadi satu kesatuan. Sebab ketika perbedaan dimusuhi, masyarakat dari lintas pembeda tidak jarang bertemu dalam ketegangan, saling memandang sinis, dan penuh kecurigaan.

Perlu ditegaskan, lintas budaya bukan semata memahami bahwa kita berbeda, lalu selesai. Lebih dari itu, lintas budaya berbicara bagaimana kita menerima perbedaan sebagai bagian dari jati diri bangsa.

Lintas budaya juga tidak semata bicara pembeda budaya ritualistis, misalnya lintas agama, ras, suku, dan adat istiadat, tetapi juga memahami perbedaan pemikiran, ideologi, sikap, serta pandangan hidup majemuk. Ketika kita kehilangan kesadaran pluralitas tersebut, akan mudah melahirkan friksi-friksi sebagai embrio kekerasan budaya Kelompok mayoritas merasa dominan menguasai minoritas dengan dalih penghormatan.

Menarik untuk memperhatikan logika sederhana dari penulis yang meneguhkan betapa pentingnya komunikasi lintas budaya. “Kita bisa urai dari hal sederhana, sebelum Indonesia dilegalkan sebagai sebuah negara, kita hidup di satu komunitas besar yang disebut komunitas budaya. Masyarakat Dayak, masyarakat Samin, masyarakat Anak Dalam, masyarakat Badui, masyarakat Bugis, masyarakat Minang, semuanya telah mapan dengan kebudayaannya yang kemudian dunia modern, melalui peperangan, menyatukan mereka menjadi Indonesia.” [hal 130] [M-2]

Video yang berhubungan