Cara mengganti susu php ke susu sapi

Bunda, apakah si Kecil pernah tiba-tiba diare? Anak dikatakan mengalami diare saat tinjanya encer dan BAB (buang air besar) setidaknya tiga kali atau lebih per hari.  Pengobatan diare harus berdasarkan penyebabnya, apakah karena infeksi virus/bakteri/parasit atau karena alergi susu sapi, misalnya.

Bagaimana membedakan diare karena infeksi dan diare karena alergi susu sapi? Diare karena infeksi virus/parasit/bakteri  umumnya disertai gejala seperti mual, cepat lelah, sendi terasa kaku, dan otot terasa nyeri.  Sementara alergi susu sapi, selain diare, gejala bisa berupa batuk, suara serak, mata gatal, berair atau bengkak, bintik-bintik merah pada kulit dan menjadi pusing seperti mau pingsan. Apa pun penyebabnya ada 4 hal penting yang bisa Bunda lakukan saat anak diare:

  • Menjaga anak tetap terhidrasi

Tubuh kehilangan garam dan elektrolit saat diare, jadi sangat penting untuk membantu anak tetap terhidrasi. Tawarkan anak banyak cairan. Selain air putih, si Kecil juga bisa diberi cairan dari makanan berkuah, seperti air kaldu atau sup. Hindari jus buah untuk sementara waktu karena dapat membuat diarenya makin parah.

  • Berikan anak makanan bergizi

Selain banyak cairan, anak yang sedang diare perlu mendapat makanan yang sehat dan seimbang. Dalam banyak kasus, si Kecil bisa menikmati makan seperti biasa, kecuali makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti gorengan dan makanan berminyak.

  • Jangan memberikan obat apa pun

Diare terutama yang disebabkan tidak cocok susu sapi umumnya akan hilang sendiri tanpa perlu pengobatan. Jadi, sebaiknya Bunda tidak memberikan obat apa pun yang dijual bebas tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terutama bila anak masih di bawah usia 3 tahun.

  • Mengidentifikasi penyebab diare

Bila si Kecil diare setelah minum susu sapi, kemungkinan besar anak tidak cocok susu sapi. Pada kasus ini, si Kecil harus menghindari  segala bentuk produk susu sapi dan turunannya. Susu mamalia lain, seperti susu domba atau susu kerbau, bukan alternatif  pengganti susu sapi karena berisiko terjadinya reaksi silang.

Bunda bisa mengganti susunya dengan vidoran Xmart Soya 1+ yang terbuat dari Isolat Protein Soya dan Bebas Laktosa sehingga nyaman bagi pencernaan si Kecil yang tidak cocok susu sapi.   vidoran Xmart Soya 1+ memiliki nutrisi sebaik susu sapi dan dapat membantu meningkatkan daya tahan, perkembangan otak, dan tumbuh kembang si Kecil secara optimal. 

vidoran Xmart Soya 1+ dilengkapi formula imunUp dengan Cod Liver Oil, tinggi vitamin C, D3, Zink, Omega 3 & 6, dan vitamin mineral lainnya sehingga dapat membantu menyempurnakan gizi si Kecil yang tidak cocok susu sapi.   Dengan mengganti susu sapi dengan formula soya, seperti vidoran Xmart Soya 1+, umumnya diare anak dapat teratasi.

Semua ibu tentu sudah tahu bahwa air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi hingga setidaknya berumur 2 tahun. Tapi kadang bayi juga memerlukan susu formula karena alasan tertentu. Susu formula dapat menjadi alternatif ketika ada hambatan dalam pemberian ASI baik pada bayi maupun ibu. Meski begitu, ada kemungkinan bayi tidak cocok dengan susu formula. Karena itu, orang tua wajib mengetahui ciri bayi tidak cocok susu formula demi menjaga kesehatan buah hati.

buat jani dokter primaya

Kondisi Bayi Memerlukan Susu Formula

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan bayi memerlukan susu formula sebagai pengganti ataupun pendamping ASI. Berikut ini beberapa di antaranya seperti dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia:

1. Galaktosemia

Penyakit keturunan yang langka ini mengakibatkan bayi tidak dapat mencerna galaktosa, yakni hasil penguraian laktosa yang terdapat dalam susu manusia ataupun hewan. Maka bayi hanya bisa diberi susu tanpa laktosa seperti susu formula.

2. Penyakit urine sirup mapel

Ini juga penyakit genetik yang sangat langka. Bayi yang menderita penyakit ini tak bisa mencerna protein leusin, isoleusin, serta valin dan hanya bisa mengonsumsi susu formula tanpa ketiga jenis protein itu.

3. Fenilketonuria

Penyakit bawaan lahir ini menyebabkan penumpukan asam amino yang disebut fenilalanin dalam tubuh. Bayi yang didiagnosis mengalami fenilketonuria harus mendapat susu formula khusus, kadang bisa juga diselingi dengan ASI selama kadar fenilalanin dipantau secara ketat.

4. Prematur

Bayi yang terlahir prematur atau sebelum minggu ke-37 memerlukan lebih banyak protein, lemak, mineral, dan kalori. Jadi, di samping ASI, bayi ini butuh tambahan nutrisi dari susu formula.

5. Berisiko hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi rendahnya kadar gula darah di bawah normal. Jika bayi sudah mendapat ASI secara rutin tapi kadar gula darahnya tergolong rendah, ia mungkin memerlukan susu formula.

6. Hiperbilirubinemia

Pada bayi dengan kadar bilirubin yang lebih tinggi dari level normal, dokter akan menyarankan penghentian pemberian ASI setidaknya 1-2 hari. Selama masa itu, ASI digantikan susu formula. Jika kadar bilirubin menurun, bayi bisa mendapat ASI lagi.

7. Lainnya

Kondisi lain yang membuat bayi memerlukan susu formula meliputi: ada gejala dehidrasi, berat badan bayi turun lebih dari 10 persen, bayi terpisah dari ibu, dan ada kelainan bawaan yang membuat bayi sulit menyusu langsung.

Bagaimana Cara Mengetahui Bayi Cocok dengan Susu Formula?

Terdapat berbagai jenis dan merek susu formula. Untuk mengetahui apakah bayi cocok dengan susu formula, orang tua bisa mengecek hal-hal berikut ini:

  • Tidak rewel: bayi tidak gelisah dan menangis saat diberi minum susu formula
  • Tenang setelah minum: ini menunjukkan bayi merasa kenyang dan nyaman tanpa gejala alergi atau perut kembung
  • Buang air besar normal: bila setelah minum susu formula bayi justru diare atau sulit buang air besar, itu ciri bayi tidak cocok susu formula
  • Bobot naik: bayi yang cocok minum susu formula cenderung lebih cepat naik berat badannya
  • Tak muncul ruam pada kulit: kemunculan ruam kerap menandakan bayi alergi terhadap susu formula tertentu
Penyakit Arteri Karotis: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Berapa Jam Sekali Pemberian Susu Formula Pada Bayi?

Pada dasarnya, kebutuhan bayi akan susu formula berbeda-beda. Harus diketahui dulu berat dan tinggi badan bayi untuk menentukan apakah sesuai dengan kurva pertumbuhan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tapi pada umumnya bayi baru lahir diberi susu formula setiap 2-3 jam sekali dengan takaran 45-90 mililiter. Sedangkan bagi anak usia 2 bulan ke atas, takarannya 120-150 ml dengan frekuensi 3-4 jam sekali.

Berapa lama reaksi setelah minum susu formula?

Salah satu kekhawatiran orang tua terhadap buah hatinya yang minum susu formula adalah alergi. Alergi merupakan respons alami tubuh terhadap zat tertentu yang tidak cocok. Reaksi alergi biasanya muncul dalam beberapa jam hingga hari setelah minum susu formula. Perhatikan kondisi bayi dengan saksama untuk melihat apakah ada reaksi alergi yang muncul akibat susu formula.

Ciri-ciri Pup Bayi Tidak Cocok Susu Formula

Ciri bayi tidak cocok susu formula bisa dilihat dari pup atau fesesnya. Cirinya antara lain:

  • Encer
  • Berwarna hijau atau gelap kehitaman
  • Terdapat lendir
  • Teksturnya keras
  • Kadang disertai darah
  • Baunya sangat menyengat

Apa Efek Samping Bayi Minum Susu Formula?

Perlu ditekankan bahwa selama tidak ada hambatan dalam pemberian ASI, bayi sebaiknya diberi ASI hingga setidaknya berusia 2 tahun. Susu formula memiliki efek samping yang bisa merugikan bayi dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, seperti:

  • Sulit buang air besar (konstipasi)
  • Kulit kering
  • Alergi
  • Diare
  • Masalah infeksi karena kontaminasi bakteri
  • Obesitas
  • Kurang gizi
  • Diabetes
  • Masalah perkembangan kognitif
  • Asma
  • Penyakit jantung

Apakah bayi boleh gonta-ganti susu formula?

Orang tua tidak disarankan bergonta-ganti susu formula. Mengganti susu formula diperbolehkan hanya jika muncul ciri bayi tidak cocok susu formula tertentu. Misalnya bayi mengalami alergi setelah minum susu formula merek A, bisa saja berganti ke merek B. Penggantian susu formula pun sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter anak.

Apa efek samping ganti susu formula?

Ketika bergonta-ganti susu formula, sistem pencernaan bayi bisa kaget. Apalagi bila penggantian dilakukan secara cepat. Efek samping yang biasa muncul antara lain perut kembung, sering buang angin, dan diare. Demi keamanan, berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengganti susu formula dan ganti susu formula secara bertahap. Proses adaptasi bayi terhadap susu formula yang baru biasanya berlangsung selama 7-14 hari.

Cara Mengatasi Bayi Tidak Cocok Susu Formula

Tidak semua bayi cocok dengan susu formula. Ketika mendapati ciri bayi tidak cocok susu formula, orang tua perlu segera mengambil tindakan sebelum membahayakan kesehatan buah hati. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan pemberian susu formula yang tidak cocok itu.  Setelah itu, beralihlah ke produk susu formula dengan kandungan hipoalergenik atau bahan lain yang tidak menimbulkan alergi. Susu ini diformulasikan khusus untuk menghindarkan bayi dari alergi terhadap protein susu.

Kapan Harus ke Dokter?

Cara paling aman untuk mencegah reaksi alergi atau ketidakcocokan bayi dengan susu formula adalah mendatangi dokter dulu untuk berkonsultasi agar orang tua tahu apa kandungan yang harus dihindari saat membeli susu formula untuk buah hatinya. Jika muncul ciri bayi tidak cocok susu formula seperti kulit bayi kering dan muncul ruam disertai diare, lemas, dan muntah-muntah yang mengkhawatirkan, jangan tunda untuk datang ke dokter agar bayi segera mendapat penanganan medis yang dibutuhkan.

Sampai kapan anak minum susu PHP?

Oleh sebab itu, mengingat saat ini pun usia bayi Anda belum genap 1 tahun, besar kemungkinan pemberian susu jenis php-nya tetap perlu dilanjutkan, setidaknya hingga usia anak Anda genap 1 tahun.

Berapa lama jeda ganti susu formula?

Bayi mungkin memiliki gejala tertentu saat mengganti susu formula, seperti perut yang banyak mengandung gas atau pup encer pada awalnya. Bridget merekomendasikan untuk menunggu 10 hari dengan formula baru sebelum memutuskan cocok atau tidak dengan bayi.

BMT PHP apakah susu sapi?

Susu PHP merupakan susu formula yang mengandung Protein Hidrolisa Parsial. Menurut Dr Rini, bahan dasar susu PHP masih protein sapi, hanya saja protein itu sudah dipecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil.

Bolehkah ganti merk sufor?

untuk mengganti jenis sufor sebenarnya tidak masalah selama bayi tidak alergi dan pemelihan susunya sesuai dengan usianya.