Bioteknologi merupakan penerapan ilmu biologi yang menggunakan agen biologi untuk memproduksi

Bioteknologi merupakan penerapan ilmu biologi yang menggunakan agen biologi untuk memproduksi

Contoh Bioteknologi Modern dan Konvensional – Quipperian, kalau mendengar kata bioteknologi, apa yang kamu bayangkan? Sadarkah kamu kalau dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita banyak banget lho bersentuhan dengan produk bioteknologi! Karena pada dasarnya umat manusia sudah sejak lama mengimplementasikan prinsip-prinsip bioteknologi dalam kehidupan.

Jadi, apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Saat ini, ada banyak banget definisi yang menerangkan bioteknologi dari berbagai perspektif, ada yang menjelaskan dari perspektif teknis, metode, maupun cabang keilmuan. Namun, untuk memahami bioteknologi secara lebih mendasar, ada baiknya jika kita berangkat dari perspektif etimologi atau bahasa.

Pengertian Bioteknologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bioteknologi adalah teknologi yang menyangkut jasad hidup. Untuk lebih jelasnya, jika kita membedah kata bioteknologi, maka kita bisa membaginya menjadi dua suku kata yaitu biologi dan teknologi.

Nah, dari situ kita bisa mengatakan bahwasanya bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penerapan teknologi sekaligus ilmu biologi dalam memanfaatkan makhluk hidup atau organisme untuk memproduksi sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi kehidupan manusia.

Selain pengertian tersebut, kita coba intip seperti apa definisi bioteknologi yang dari beberapa ahli untuk menyempurnakan pemahaman kita tentang pengertian bioteknologi.

Bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.

Bioteknologi merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya seperti; enzim.

Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan barang dan jasa.

Apabila membaca definisi dari para ahli dan dihubungkan dengan definisi secara terminologi, kita bisa melihat benang merah yang menegaskan pengertian bioteknologi secara keseluruhan. Dari sana bisa kita simpulkan bahwasanya bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi dalam mengeksploitasi organisme atau agen biologis untuk menghasilkan produk yang lebih bermanfaat.

Perkembangan Ilmu Bioteknologi

Jika melihat keterangan dari para ahli di atas, maka sangat mungkin kita akan berpikir sejak kapan sebenarnya umat manusia mengenal yang namanya bioteknologi? Karena beberapa ilmuwan itu memberikan keterangan tentang pengertian bioteknologi pada tahun 1980-an, sementara di sisi lain, bioteknologi itu sangat identik dengan peralatan canggih abad 20.

Jadi, sebenarnya prinsip bioteknologi itu sudah diketahui oleh umat manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, masyarakat Babilonia telah menerapkan prinsip bioteknologi dalam pengembangan ternak dengan metode selektif artifisial sejak tahun 8000 sebelum masehi. Kemudian masyarakat Mesir telah mengenal cara membuat produk fermentasi susu sejak tahun 4000 sebelum masehi.

Lalu, seiring berjalannya waktu perkembangan ilmu bioteknologi juga semakin modern, yang kemudian ada ilmuwan yang bernama Stewart Linn dan Werner Arber berhasil melakukan isolasi enzim pada sekitar tahun 1960. Penemuan metode yang dilakukan oleh kedua ilmuwan tersebut akhirnya menjadi pintu gerbang lahirnya penemuan-penemuan brilian lainnya di bidang bioteknologi.

Perkembangan ilmu bioteknologi sejak ribuan tahun silam hingga saat ini akhirnya dikelompokkan dalam dua dimensi, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.

Baca Juga: 12 Pilihan Jurusan Kesehatan yang Lulusannya Kian Dibutuhkan

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional merupakan implementasi ilmu bioteknologi dengan memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme secara langsung untuk menghasilkan suatu produk atau memodifikasi produk dengan cara tertentu dan menggunakan teknologi sederhana.

Ciri-ciri yang bisa kita amati pada bioteknologi konvensional antara lain:

  • Lebih banyak mengimplementasikan prinsip fermentasi.
  • Menggunakan mikroorganisme secara langsung.
  • Tidak membutuhkan keahlian khusus dalam pembuatannya.
  • Menggunakan peralatan sederhana.
  • Menggunakan biara yang relatif lebih murah.
  • Hanya bisa memenuhi produksi skala kecil.
  • Higienis produk belum terjamin.

Contoh produk bioteknologi konvensional

Beberapa contoh produk bioteknologi konvensional yaitu nata de coco, nata de sago, tempe, bir, roti, tape, yogurt, cuka apel, oncom, tauco, keju, mentega, sayuran fermentasi, minuman alkohol, dan kecap.

Bioteknologi Modern

Prinsip dasar bioteknologi modern sebenarnya sama saja dengan bioteknologi konvensional yang memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme, hanya saja tidak lagi secara langsung. Umumnya bagian-bagian tertentu saja yang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk, misalnya enzim atau potongan DNA tertentu dengan memanfaatkan teknologi yang lebih modern.

Perkembangan bioteknologi modern ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Beberapa manfaat yang bisa langsung terlihat dari pemanfaatan bioteknologi modern antara lain menghasilkan bibit unggul tanaman lewat proses rekayasa genetik, mempercepat produksi vaksin, dapat mendeteksi penyakit turunan sejak dini, membuat bayi tabung, dan masih banyak lagi.

Beberapa ciri bioteknologi modern yaitu:

  • Tidak lagi menggunakan mikroorganisme secara langsung dan umumnya berupa bagian tertentu aja, misalnya enzim.
  • Menggunakan metode yang sudah dikembangkan dan peralatan canggih.
  • Dalam mengimplementasikannya harus memiliki pengetahuan dan keahlian.
  • Dapat memenuhi produksi skala besar.
  • Biaya produksi lebih mahal karena berhubungan dengan teknologi canggih.
  • Produknya lebih higienis.

Contoh produk bioteknologi modern

Adapun contoh teknologi atau produk dari pengembangan bioteknologi modern antara lain terapi gen, bayi tabung, vaksin, antibiotik, kultur jaringan, dan tanaman transgenik.

Gimana? Beberapa contoh produk bioteknologi terdengar familiar di kehidupan sehari-hari bukan? So, kalau kamu tertarik mempelajari ilmu bioteknologi secara lebih mendalam, maka kamu bisa mempelajarinya di perguruan tinggi. Salah satu kampus yang menyediakan Jurusan Bioteknologi adalah Universitas Esa Unggul.

Jurusan Bioteknologi di Universitas Esa Unggul

Jurusan Bioteknologi di Universitas Esa Unggul terselenggara pada jenjang S1 dan lulusannya akan menyandang gelar Sarjana Sains (S.Si). Dengan capaian akreditasi B saat ini, tentunya bisa menjadi jaminan bagi Quipperian bisa menjalani kuliah dengan baik di jurusan ini. Di jurusan ini nantinya ada dua bidang peminatan yang bisa kamu pilih yaitu Bioteknologi Kedokteran dan Bioteknologi Pangan.

Di jurusan ini kamu akan belajar langsung dari dosen-dosen berkompeten serta ditunjang juga oleh fasilitas kuliah yang memadai. Kedua hal tersebut menjadi daya tarik utama banyak mahasiswa yang kuliah di jurusan ini. Beberapa fasilitas kuliah utama yang ada di Jurusan Bioteknologi Universitas Esa Unggul adalah hadirnya fasilitas smart lab yang menunjang kebutuhan penelitian mahasiswa dan dosen.

Jurusan Bioteknologi Universitas Esa Unggul ini juga telah menoreh banyak prestasi lho Quipperian, antara lain:

  • Peraih hibah penelitian dan pengabdian masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).
  • Peraih hibah program Kedaireka Dikti.
  • Peraih funding research pisces-Green Recovery Challange Fund (GRCF) UK.
  • Pemenang hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Dikti.
  • Peraih medali gold Global Competition Bioinformatics.

Wah, keren banget ya Quipperian! So, tertarik kuliah Jurusan Bioteknologi di Universitas Esa Unggul?

Bioteknologi merupakan penerapan ilmu biologi yang menggunakan agen biologi untuk memproduksi

Penulis: Mawardi Janitra
Editor: Tisyrin Naufalty Tsani

Bioteknologi merupakan penerapan ilmu biologi yang menggunakan agen biologi untuk memproduksi

BMC – Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992 ) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip–prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.

Bioteknologi (1) : Konsep dasar dan perkembangan

Bioteknologi di masa lampau (konvensional)

Bioteknologi sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.

  • 8000 SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan kualitas ternak.
  • 6000 SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, membuat tempe dengan bantuan ragi
  • 4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat
  • 1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia
  • 1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.
  • 1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan
  • 1880 Mikroorganisme ditemukan
  • 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan
  • 1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk ke turunannya.
  • 1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata bioteknologi
  • 1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk memotong gen gen
  • 1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein
  • 1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat pada usus besar
  • 1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan. Model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5{f96eda6f8618a63bcc95c2e2e67272e5834b316e5a9a9c3aeb9c545dc6b63cdc} pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia.
  • 1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat “flavor saver”
  • 2000 Perampungan Human Genome Project

Contoh produk bioteknologi konvensional, misalnya:

  • di bidang pangan ada pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19,
  • pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.
  • di bidang medis, antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktoroleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Bioteknologi modern

Sekarang bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal:

  • Rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
  • Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
  • Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
  • Penerapan bioteknologi di saat ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Misalnya saja penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

Berikut ini adalah daftar kemajuan bidang bioteknologi yang telah diaplikasikan. Mayoritas didominasi oleh bidang peternakan, perikanan, dan kesehatan.

Bioteknologi dalam Bidang Peternakan dan Perikanan

Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi :

  • teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
  • rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi molekuler,
  • peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen,
  • bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan Kues, 2000).

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah:

  • transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.
  • cloning telah dimulai sejak 1980-an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (embryo spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
  • produksi embrio secara in vitro: teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).

Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina, mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa, menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat diperoleh.

Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat, kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10 – 15 {f96eda6f8618a63bcc95c2e2e67272e5834b316e5a9a9c3aeb9c545dc6b63cdc} dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan persentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.

Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan dan Pengobatan

Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS. Pasangan Jack dan Lisa melakukan program bayi tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan turunan, tetapi karena perlu donor bagi putrinya Molly yang berusia 6 tahun dan menderita penyakit fanconi anemia. Fanconi anemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencakokkan sumsum tulang dari saudara sekandung, tetapi masalahnya, Molly adalah anak tunggal. Teknologi bayi tabung diterapkan untuk mendapatkan anak yang bebas dari penyakit fanconi anemia. Melalui teknik “Pra Implantasi genetik diagnosis” dapat dideteksi embrio-embrio yang membawa gen fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1 embrio yang terbebas dari gen fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan. Bayi tabung ini lahir 29 Agustus 2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir, diambil sampel darah dari umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan placenta) untuk ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk memproduksi darah.

Kontroversi

Dalam perkembangannya, kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi. Sebagai contoh:

  • teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan terutama kaum konservatif religius
  • pro dan kontra penggunaan tanaman transgenik, salah satu contohnya adalah kapas transgenik. Pihak yang pro, terutama para petinggi dan wakil petani yang tahu betul hasil uji coba di lapangan memandang kapas transgenik sebagai mimpi yang dapat membuat kenyataan, sedangkan Pihak yang kontra, sangat ekstrim mengungkapkan berbagai bahaya hipotetik tanaman transgenik (Tajudin, 2001).
  • selain kapas, Setyarini (2000) memaparkan tentang kontroversi penggunaan tanaman jagung yang telah direkayasa secara genetik untuk pakan unggas. Kekhawatiran yang muncul adalah produk akhir unggas Indonesia akan mengandung genetically modified organism ( GMO ).
  • masalah lain yang menjadi kekhawatiran berbagai pihak adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung dialam bebas dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. Sebaliknya, kelompok masyarakat yang pro mengatakan bahwa dengan jagung transgenik selain akan mempercepat swa sembada jagung, manfaat lain adalah jagung yang dihasilkan mempunyai kualitas yang hebat, kebal terhadap serangan hama sehingga petani tidak perlu menyemprot pestisida.

Bagaimana cara kita menyikapinya? Satu-satunya jalan adalah dengan melakukan beberapa tahapan pengujian, studi kelayakan, serta sistem pengawasan yang ketat oleh instansi yang berwenang. Disini, pihak peneliti memegang peranan penting dalam mengungkap dan membuktikan atau menyanggah berbagai kekhawatiran yang timbul (www.biologimediacenter.com)