Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

Tayang 28 Des 2021 - Dibaca 8 mnt

Kolaborasi tidak hanya dilakukan oleh individu atau grup tertentu saja. Perusahaan pun dapat melakukan kolaborasi, lho. Makanya, ada beragam jenis kolaborasi di dunia kerja.

Jenis-jenis kolaborasi ini tentunya memerlukan jumlah dan kontribusi yang berbeda-beda.

Mengetahui beragam jenis kolaborasi ini sangatlah penting karena dapat membantumu dalam menentukan tipe seperti apa yang cocok dengan keadaanmu.

Nah, berikut Glints berikan paparannya, simak, yuk.

Jenis-Jenis Kolaborasi di Dunia Kerja

1. Kolaborasi internal

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Kolaborasi internal adalah ketika individu atau grup yang tergabung dalam satu organisasi bekerja sama dan berbagi pengetahuan dengan satu sama lain.

Kolaborasi ini sangatlah luas dan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, juga tingkatan di perusahaan.

Biasanya, dalam kolaborasi internal terdapat informasi yang tidak akan dibagikan dengan pihak lain kecuali diizinkan.

Beberapa keuntungan kolaborasi internal adalah sebagai berikut.

  • Mendorong adanya transparansi informasi antara pihak yang terlibat.
  • Membantu setiap orang yang terlibat untuk berbagi informasi dan ide untuk mencapai tujuan serta menyelesaikan pekerjaan.

2. Kolaborasi eksternal

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Kolaborasi eksternal termasuk jenis kolaborasi yang menguntungkan. Mengapa?

Dalam kolaborasi ini, individu atau grup akan berbagi pengetahuan dan bekerja dengan individu di luar organisasi seperti konsumen, vendor, perusahaan lain, hingga kompetitor.

Adanya kolaborasi eksternal memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan berbagai hal yang mendukung keberlangsungannya seperti feedback atau insight ketika meluncurkan produk baru.

Salah satu contoh kolaborasi eksternal adalah survei yang dilakukan perusahaan ketika konsumen membeli produk untuk mengetahui kepuasan pelanggan .

3. Kolaborasi tim

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Menurut LumApps, kolaborasi tim adalah bentuk kolaborasi paling umum dibandingkan jenis-jenis kolaborasi lainnya.

Dalam tipe kolaborasi ini, setiap anggota tim mengenal satu sama lain, terutama dalam hal peran yang diemban dan juga pengaruhnya.

Biasanya, akan ada seorang leader yang bertugas untuk melakukan supervising setiap anggota tim.

Setiap orang di dalamnya berkolaborasi secara rutin untuk menyelesaikan pekerjaan. Ketika pekerjaan selesai, seluruh anggota tim mendapatkan penghargaan setara.

Baca Juga: 8 Tantangan Kolaborasi di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya

4. Kolaborasi cross-departmental

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Kolaborasi cross-departmental adalah salah satu bentuk kolaborasi internal di mana satu departemen dalam perusahaan bekerja sama dengan departemen lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

Biasanya, salah satu pihak akan memberikan pengetahuan atau bantuan yang dibutuhkan oleh departemen lainnya.

Kolaborasi ini biasanya terjadi ketika departemen harus menyelesaikan suatu proyek.

Sebagai contoh, departemen product akan berkolaborasi dengan tim marketing ketika ingin meluncurkan produk baru.

Departemen product akan memberikan dan menjelaskan keunggulan produk baru tersebut.

Kemudian, pihak marketing akan menyusun campaign menarik berdasarkan informasi yang didapatkan.

5. Community collaboration

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Community collaboration adalah bentuk lain dari beragam jenis kolaborasi yang ada.

Biasanya, tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk belajar dan berbagi pengetahuan ketimbang menyelesaikan pekerjaan.

Sebagai contoh, kamu bergabung dengan komunitas software developer profesional di internet.

Di komunitas tersebut, kamu bisa bertanya seputar kendala yang ditemui dalam pekerjaan dan mendapatkan feedback serta saran untuk menyelesaikannya.

6. Kolaborasi virtual

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Jenis-jenis kolaborasi lainnya yang perlu kamu tahu adalah kolaborasi virtual.

Dalam kolaborasi ini, kamu dan anggota tim dapat bekerja sama meskipun berada di lokasi berbeda.

Tipe kolaborasi ini sangatlah penting terutama bagi tim yang bekerja secara remote.

Dalam kolaborasi ini, kamu dan rekan kerja akan menggunakan aplikasi kolaborasi virtual yang memungkinkan untuk bekerja dan berbagi informasi.

Aplikasi untuk berbagi pesan dan informasi seperti Slack hingga aplikasi video conferencing seperti Zoom atau Google Meet biasanya dipakai dalam kolaborasi ini.

7. Cloud collaboration

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Menurut Indeed, cloud collaboration adalah salah satu bentuk dari kolaborasi virtual.

Dalam kolaborasi ini, kamu dan rekan kerja bisa mengerjakan satu dokumen secara bersamaan menggunakan aplikasi dan software yang berbasis sistem cloud.

Kolaborasi ini memungkinkanmu untuk bekerja secara efisien ketika mengerjakan sebuah proyek dengan rekan kerja.

Sebagai contoh, dalam cloud collaboration, ketika sudah membuat presentasi, kamu tidak perlu mengirimkannya via email ke setiap anggota tim dan menunggu review mereka.

Kamu cukup mengirimkan link presentasimu dan orang lain bisa menuliskan komentar, mengedit, dan memberi feedback secara langsung di file presentasi tersebut.

Beberapa contoh aplikasi cloud collaboration diantaranya adalah Google Workspace dan Microsoft 365.

8. Strategic alliance

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Strategic alliance adalah salah satu dari jenis-jenis kolaborasi yang melibatkan dua perusahaan atau lebih untuk bekerja mencapai tujuan serupa.

Kolaborasi ini dapat bekerja dalam jangka panjang maupun pendek.

Dalam kolaborasi ini, setiap pihak berbagi pengetahuan dan sumber daya ke satu sama lain.

Sebagai contoh, perusahaan A dapat bekerja sama dengan perusahaan B yang menyediakan platform pendidikan untuk memberi pelatihan pada pekerja baru.

Dalam kerja sama ini, perusahaan A tidak perlu lagi membuat konten pelatihannya, karena perusahaan B akan otomatis bertugas untuk memberi training bagi pekerja baru di perusahaan A.

Sebagai imbalannya, perusahaan A akan turut mempromosikan perusahaan B dalam setiap produk yang dibuatnya.

9. Network collaboration

Berikut yang termasuk Kolaborasi Berdasarkan cara pembentukan dan tujuan kolaborasi adalah

© Pexels.com

Dalam network collaboration, kamu dapat bekerja sama dengan orang lain untuk meraih tujuan pribadi.

Di network ini, setiap orang tidak perlu mengenal satu sama lain secara personal.

Kamu bisa berkontribusi ke network tersebut dengan berbagi informasi atau pengetahuan yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain untuk kepentingannya sendiri.

Kamu pun bisa menanyakan lowongan pekerjaan di suatu bidang dengan membuat post di media sosial.

Mungkin saja, akan ada orang yang memberi informasi dan mengirimkan link lowongan pekerjaan yang bisa kamu lamar.

Baca Juga: 10 Manfaat Diskusi dalam Membangun Kolaborasi Tim yang Solid

Itulah beberapa jenis dan contoh kolaborasi yang perlu kamu ketahui.

Semoga, informasi ini bermanfaat untukmu dalam memilih bentuk kolaborasi yang sesuai, ya.

Nah, jika kamu ingin berdiskusi dan sharing seputar kolaborasi yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaanmu, gabung di Glints Feed.

Fitur terbaru aplikasi Glints ini memungkinkanmu untuk berdiskusi dan sharing dengan sesama pengguna Glints serta pakar industri, lho.

Sehingga, kamu bisa mendapatkan insight menarik. Makanya, yuk, gabung di Glints Feed sekarang dengan klik tombol di bawah!

COBA GLINTS FEED