Berikut ini merupakan karakteristik masyarakat majemuk menurut Van den Berghe kecuali

Sedangkan menurut Pierre L. van den Berghe masyarakat majemukmemiliki karakteristik (Nasikun, 1993: 33):a.Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yangseringkali memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain;b.Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer;c.Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanyaterhadap nilai-nilai yang bersifat dasar;d.Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompokyang satu dengan kelompok yang lain;e.Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion)dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi;f.Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.Walaupunkarakteristikmasyarakatmajemuksebagaimanadikemukakan oleh Pierre L. van den Berghe sebagaimana di atastidaksepenuhnya mewakili kenyataan yang ada dalam masyarakat Indonesia,akan tetapi pendapat tersebut setidak-tidaknya dapat digunakan sebagaiacuan berfikir dalam menganalisis keadaan masyarakat Indonesia.Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang unik.Secara horizontal masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan adanyakesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa,

tirto.id - Dalam kehidupan masyarakat sering kali ditemui banyak kelompok hidup dengan cara berbeda dari kelompok lainnya. Sebagian kelompok juga membaur dengan kelompok masyarakat lainnya.

Dalam masyarakat majemuk terdapat kelompok-kelompok yang hidup dengan caranya sendiri dan tidak membaur satu dengan lainnya.

Dilihat dari sudut pandang atau perspektif sosiologi dan antropologi, struktur masyarakat indonesia dapat dikatakan mencerminkan sistem sosial budaya yang kompleks.

Secara horizontal ditandai kenyataan adanya kesatuan-kesatuan etnisitas berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, adat, agama, dan ciri-ciri kedearahan lainnya. Sedangkan secara vertikal, ditandai oleh perbedaan-perbedaan antar lapisan sosial yang cukup tajam.

Adanya perbedaan-perbedaan ini menyebabkan masyarakat indonesia dikenal sebagai masyarakat majemuk.

Berikut ini merupakan karakteristik masyarakat majemuk menurut Van den Berghe kecuali

Istilah "masyarakat majemuk" kali pertama diperkenalkan J.S. Furnivall dalam buku Netherlands India: A Study of Plural Economy (1967). Furnival melihat terjadi fenomena masyarakat majemuk pada wilayah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia dan Burma pada zamannya.

Merujuk penjelasan dari buku Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi karya Gunsu Nurmansyah Dkk (2019: 112), pengertian masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik. Definisi ini diambil dari penjelasan Furnivall.

Baca juga:

  • Apa Saja Faktor Penyebab Perubahan Sosial: Internal dan Eksternal
  • Konflik Sosial dalam Kehidupan Masyarakat: Pengertian-Sebab, Dampak

Sementara Parsudi Suparlan dalam makalah "Masyarakat Majemuk dan Perawatannya" (2000) menerangkan, bahwa masyarakat majemuk terdiri atas kumpulan orang-orang atau kelompok-kelompok, yang berbaur tetapi tidak menjadi satu.

Setiap kelompok memiliki agama, kebudayaan dan bahasa, serta cita-cita, hingga cara-cara hidup mereka masing-masing. Para individu dari masing-masing kelompok mungkin saja bertemu serta berinteraksi di pasar dan hidup berdampingan dalam satuan politik yang sama, tetapi sebenarnya mereka saling terpisah.

Karakteristik Masyarakat Majemuk

Dalam masyarakat majemuk, sebagian anggota masyarakat bisa kurang memiliki loyalitas kepada kesatuan masyarakat secara keseluruhan. Loyalitas tinggi lebih diberikan pada kelompoknya. Hal ini menyebabkan kelompok-kelompok di masyarakat majemuk berpotensi kurang memahami satu sama lain.

Menurut Pierre L. Van Den Berghe dalam buku Pluralism and The Polity: A Theoritical Exploration (1969), masyarakat majemuk memiliki beberapa karakterristik yaitu:

  • Memiliki segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok dengan kebudayaan berbeda.
  • Mempunyai struktur sosial yang terbagi-bagi pada lembaga-lembaga non-komplementer.
  • Kurang mengembangkan kesepakatan bersama (konsensus) di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai dasar.
  • Lebih sering mengalami konflik.
  • Umumnya integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi.
  • Terdapat dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.

Faktor Utama yang Mempengaruhi Integrasi Masyarakat Majemuk

Masyarakat majemuk masih mungkin untuk diintegrasikan. Di Indonesia, meski banyak kelompok berlainan dari segi budaya, agama dan lainnya, hidup di masyarakat, integrasi nasional tetap bisa diwujudkan.

Adanya perbedaan dan masyarakat yang majemuk tidak lantas membuat Bangsa Indonesia mudah tercerai-berai. Bangsa Indonesia mampu hidup dalam satu wadah masyarakat yang terikat kepada sistem nasional dengan berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

Karakter masyarakat majemuk di Indonesia unik. Meskipun dibedakan dengan keberadaan banyak suku, agama, ras, keyakinan, hingga lingkungan geografis yang berlainan, masyarakat Indonesia tetap tunduk pada konsensus sebagai satu bangsa sekaligus hidup berdampaingan secara damai.

Menurut Van den Berghe, terdapat 2 faktor utama yang memungkinkan terjadinya integrasi dalam masyarakat majemuk.

Pertama, ada konsensus atau kesepakatan bersama di antara sebagian besar anggota masyarakat terhadap nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental atau mendasar.

Kedua, adanya berbagai masyarakat dari beragam kesatuan sosial (cross cutting affiliations) yang menyebabkan kemunculan loyalitas ganda (cross cutting loyalities).

Baca juga:

  • Macam-macam Konflik Sosial dan Contohnya di Masyarakat
  • Apa Saja Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara?

Baca juga artikel terkait MASYARAKAT INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/add)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Berikut ini merupakan karakteristik masyarakat majemuk menurut Van den Berghe kecuali

Suatu masyarakat bisa disebut sebagai masyarakat multikultural jika di dalamnya terdapat keberagaman. (unsplash/Duy Pham)

adjar.id – Masyarakat di Indonesia memiliki karakteristik masyarakat multikultural.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang di dalamnya terdapat beraneka ragam bentuk budaya yang bisa dilihat dari perbedaan suku bangsam ras, agama, dan lain sebagainya.

Dalam buku Sosiologi yang ditulis Bondet Wrahatnala kelas 11 terdapat satu soal pada Latih Kemampuan 4 di halaman 121.

Pada soal tersebut kita diminta untuk menjelaskan karakteristik dari masyarakat multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe.

Nah, kali ini kita akan membahas soal materi sosiologi kelas 11 SMA tersebut.

Masyarakat multikultural bisa diartikan sebagai masyarakat majemuk dan negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki masyarakat majemuk ini.

Masyarakat multikultural terdiri atas lebih dari dua kelompok masyarakat yang mempunyai perbedaan karakteristik.

Hal ini didorong oleh adanya latar belakang sejarah, kondisi geografis, dan pengaruh dari kebudayaan asing.

Nah, sekarang mari kita cari tahu katakteristik masyarakat multukultural menurut Pierre L. Van Den Berghe!

Baca Juga: Masyarakat Multikultural: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Proses Interaksi Sosialnya

Pengertian Masyarakat Multikultural 


Page 2

Berikut ini merupakan karakteristik masyarakat majemuk menurut Van den Berghe kecuali

Suatu masyarakat bisa disebut sebagai masyarakat multikultural jika di dalamnya terdapat keberagaman. (unsplash/Duy Pham)

Berikut ini beberapa pengertian masyarakat multikultural menurut para ahli, di antaranya:

1. J. S. Furnival

Menurut J. S. Furnival masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih komunitas atau struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya.

2. Nasikum

Menurut Nasikum, masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda di antara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya.

Hal ini membuat oara anggita kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, dan lain sebagainya.

3. Liliweri

Menurut Liliweri, masyarakat multikultural adalah masuarakat yang memiliki struktur penduduk terdiri atas beragam keragaman dan etik yang menjadi sumber keragaman budaya.

Baca Juga: Faktor Penyebab Terbentuknya Masyarakat Multikultural di Indonesia

Karakteristik Masyarakat Multikultural

Berikut ini beberapa karakteristik dari masyarakat multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe, yaitu:

1. Terjadinya segmentasi ke dalam beberapa bentuk kelompok yang seringkali mempunyai subkebudayaan yang berbeda.


Page 3

Berikut ini merupakan karakteristik masyarakat majemuk menurut Van den Berghe kecuali

Suatu masyarakat bisa disebut sebagai masyarakat multikultural jika di dalamnya terdapat keberagaman. (unsplash/Duy Pham)

2. Mempunyai struktur sosial yang terbagi ke dalam beberapa lembaga yang sifatnya nonkomplementer.

3. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota terhadap nilai-nilai yang sifatnya dasar.

4. Secara relatif seringkali mengalami konflik antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.

5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas saling ketergantungan dan paksaan di dalam bidang ekonomi.

6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lainnya.

Nah, itulah karakteristik masyarakat multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe yang bisa Adjarian jadikan referensi dalam menjawab soal pada Latih Kemampuan 4 di halaman 121.

Baca Juga: Mengenal Karakteristik Masyarakat Multikultural di Indonesia

Tonton juga video berikut ini, ya!