Berikut ini kelompok pendukung penuh gerakan penggulingan kekuasaan dinasti Umayyah kecuali

Top 1: Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan ...

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 98

Ringkasan: . pada masa Khalifah abu Ja'far Al Mansur lahir juga para pujangga, pengarang dan penterjemah yang hebat, termasuk Ibnu muqaffak yang menterjemahkan buk. … u khalilah dan dimnah dari bahasa​ kapan tradhisi bersih sendang dileksanakake ing saben taune bahasa krama nya apa? ​ . 8. Perhatikan beberapa ibadah berikut! (1) Salat Subuh. (2) Zakat fitrah. (3) Salat Isya. (4) Puasa Ramadan. Berikut ibadah yang tidak perlu diganti k. … etika haid adalah nomor a. (1) d

Hasil pencarian yang cocok: Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan dikalangan anggota keluarga umayyah? - 16907296. ...

Top 2: apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan ... - Brainly

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 98

Ringkasan: . pada masa Khalifah abu Ja'far Al Mansur lahir juga para pujangga, pengarang dan penterjemah yang hebat, termasuk Ibnu muqaffak yang menterjemahkan buk. … u khalilah dan dimnah dari bahasa​ kapan tradhisi bersih sendang dileksanakake ing saben taune bahasa krama nya apa? ​ . 8. Perhatikan beberapa ibadah berikut! (1) Salat Subuh. (2) Zakat fitrah. (3) Salat Isya. (4) Puasa Ramadan. Berikut ibadah yang tidak perlu diganti k. … etika haid adalah nomor a. (1) d

Hasil pencarian yang cocok: Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Umayyah​ - 32221670. ...

Top 3: Apa yg menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan di ...

Pengarang: lokasi.live - Peringkat 126

Ringkasan: wahyufebrianto24434 . wahyufebrianto24434 Jawaban:karena pemimpin di anggap kurang cakap dalam memimpin 1.pergantian Khalifah2.lemahnya pemerintahan Bani umayyah.

Hasil pencarian yang cocok: 9 Sep 2021 — Apa yg menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga umayyah. ...

Top 4: apa yang menyebabkan sering terjadinya ... - Stack - ID Solusi

Pengarang: id.solusi.cyou - Peringkat 124

Ringkasan: . pada masa Khalifah abu Ja'far Al Mansur lahir juga para pujangga, pengarang dan penterjemah yang hebat, termasuk Ibnu muqaffak yang menterjemahkan buk. … u khalilah dan dimnah dari bahasa​ kapan tradhisi bersih sendang dileksanakake ing saben taune bahasa krama nya apa? ​ . 8. Perhatikan beberapa ibadah berikut! (1) Salat Subuh. (2) Zakat fitrah. (3) Salat Isya. (4) Puasa Ramadan. Berikut ibadah yang tidak perlu diganti k. … etika haid adalah nomor a. (1) d

Hasil pencarian yang cocok: 6 Sep 2020 — Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Umayyah​ ... sistem pergantian khalifah melalui garis ... ...

Top 5: Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan ...

Pengarang: levitrares.com - Peringkat 124

Ringkasan: . pada masa Khalifah abu Ja'far Al Mansur lahir juga para pujangga, pengarang dan penterjemah yang hebat, termasuk Ibnu muqaffak yang menterjemahkan buk. … u khalilah dan dimnah dari bahasa​ kapan tradhisi bersih sendang dileksanakake ing saben taune bahasa krama nya apa? ​ . 8. Perhatikan beberapa ibadah berikut! (1) Salat Subuh. (2) Zakat fitrah. (3) Salat Isya. (4) Puasa Ramadan. Berikut ibadah yang tidak perlu diganti k. … etika haid adalah nomor a. (1) d

Hasil pencarian yang cocok: 13 Agu 2018 — Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan dikalangan anggota keluarga umayyah · 1. · 2.latar belakang terbentuknya dinasti ... ...

Top 6: Munculnya Benih Perebutan Kekuasaan | Republika Online

Pengarang: m.republika.co.id - Peringkat 129

Ringkasan: REPUBLIKA.CO.ID, Tanpa mengurangi rasa hormat kepada generasi sahabat, para sejarawan berupaya menguak awal mula timbulnya 'intrik' politik dan perebutan kekuasaan dalam sejarah Islam.Perseteruan politik antara Ali bin Abi Thalib RA dan Muawiyah bin Abi Sufyan RA pada pengujung periode pemerintahan Khulafa Rasyidun menimbulkan sejumlah perang saudara.Di antaranya, yang paling terkenal adalah Pertempuran Shiffin yang terjadi pada 37 Hijriyah atau hanya berselang 25 tahun pascawafatnya Rasulullah

Hasil pencarian yang cocok: 15 Feb 2015 — Benih-benih perpecahan di kalangan umat Islam pada era sahabat semakin berkembang sejak terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan RA di tangan ... ...

Top 7: Inilah Penyebab Ambruknya Dinasti Umayyah | Republika Online

Pengarang: m.republika.co.id - Peringkat 141

Ringkasan: REPUBLIKA.CO.ID, Runtuhnya Dinasti Umayyah bukanlah semata-mata disebabkan oleh serangan Bani Abbas. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Khilafah, menyebutkan, terdapat sejumlah faktor yang sangat kompleks yang menyebabkan tumbangnya kekuasaan Dinasti Umayyah. Berikut penyebabnya: * Pengangakatan lebih dari satu putra mahkotaSebagian besar khalifah Bani Umayyah mengangkat lebih dari seorang putra mahkota. Biasanya putra tertua diwasiatkan terlebih dahulu untuk menduduki takhta. Setelah itu, wasiat

Hasil pencarian yang cocok: 3 Mar 2012 — ID, Runtuhnya Dinasti Umayyah bukanlah semata-mata disebabkan oleh serangan ... kompleks yang menyebabkan tumbangnya kekuasaan Dinasti Umayyah. ...

Top 8: KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN Dinasti Umayyah - Prenada Media

Pengarang: prenadamedia.com - Peringkat 124

Ringkasan: Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain:1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah suatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang idak sehat di kalangan anggota keluarga istana. 2. Latar belakang terbentuknya Dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dar

Hasil pencarian yang cocok: 3 Mar 2021 — Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang idak sehat di kalangan anggota keluarga istana. ...

Top 9: Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan ...

Pengarang: belajaronline.cyou - Peringkat 130

Ringkasan: . pada masa Khalifah abu Ja'far Al Mansur lahir juga para pujangga, pengarang dan penterjemah yang hebat, termasuk Ibnu muqaffak yang menterjemahkan buk. … u khalilah dan dimnah dari bahasa​ kapan tradhisi bersih sendang dileksanakake ing saben taune bahasa krama nya apa? ​ . 8. Perhatikan beberapa ibadah berikut! (1) Salat Subuh. (2) Zakat fitrah. (3) Salat Isya. (4) Puasa Ramadan. Berikut ibadah yang tidak perlu diganti k. … etika haid adalah nomor a. (1) d

Hasil pencarian yang cocok: 13 Agu 2018 — Apa yang menyebabkan sering terjadinya perebutan kekuasaan dikalangan anggota keluarga umayyah? · 1. · 2.latar belakang terbentuknya dinasti ... ...

Top 10: Yang merupakan penyebab runtuhnya bani umayyah adalah a ...

Pengarang: apaartidari.com - Peringkat 151

Ringkasan: Pemerintahan kekhalifahan Islam Dinasti Bani Umayyah yang pernah berjaya kurang lebih selama 90 tahun, namun pada akhirnya mengalami masa-masa kemunduran yang ditandai dengan semakin melemahnya sistem politik dan sistem dalam pemerintahan, di samping juga munculnya berbagai macam tekanan dari pihak luar, berupa timbulnya pemberontakan-pemberontakan. Setelah kepemimpian khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para Khalifah Dinasti Bani Umayyah sangat lemah dan tidak bisa lagi mengendalikan ja

Hasil pencarian yang cocok: Di kalangan keluarga internal Khalifah juga sering terjadi pertikaian yang ... terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Bani Umayyah. ...

tirto.id - Bani Abbasiyah mendapatkan namanya dari paman Nabi Muhammad, Abbas, yang menjadi kepala keluarga klan itu. Mereka bermukim di sebelah timur sungai Yordan setelah penaklukan Suriah dan secara umum menjauhkan diri dari politik saat perang saudara berkecamuk pada 600-an Masehi.

Namun, pada awal 700-an, menurut Tayeb El-Hibri dalam Parable and Politics in Early Islamic History: The Rashidun Caliphs (2010), mereka mulai mengembuskan rumor bahwa salah satu keturunan Ali bin Abu Thalib secara resmi telah memindahkan hak kekuasaan kepada Bani Abbasiyah. Mengapa mereka melakukannya atau apakah memang itu terjadi, masih merupakan misteri. Dari perspektif praktis, ini memberikan legitimasi kepada Bani Abbasiyah (hlm. 207).

Mereka tidak hanya lebih dekat hubungannya dengan Rasulullah SAW ketimbang Bani Umayyah, tetapi juga menegakkan keinginan kalangan yang mendukung keturunan Ali sebagai pemimpin dunia Islam. Dari wilayah basis di selatan Suriah dan Irak, mereka mengirim wakil-wakil ke Khurasan pada bulan suci Ramadan, 129 Hijriah. Di sana, penduduk Persia dapat digerakkan untuk mendukung dan mendeklarasikan pemberontakan melawan Bani Umayyah yang menindas (hlm. 208).

Sepanjang 730-an dan 740-an, diucapkanlah sumpah setia jaringan sekutu yang jauh dari basis Bani Umayyah di Damaskus. Bani Abbasiyah memberikan janji masyarakat yang lebih setara di bawah kekhalifahannya dan secara samar menjamin keturunan Ali akan memainkan peranan lebih besar dalam pemerintahan Islam, sesuai keinginan banyak Muslim di bagian timur kekhalifahan.

Dengan demikian, Bani Abbasiyyah mampu mengamankan dukungan berbagai kalangan masyarakat. Sokongan datang antara lain dari ahli ibadah yang ingin menyaksikan pemerintah yang lebih mengikuti teladan Nabi. Selain itu, ada kelompok non-Arab Muslim yang marah atas status kelas dua mereka. Terakhir, pengikut setia Ahlulbait yang meyakini bahwa seharusnya kekuasaan menjadi milik keluarga Nabi.

Berikut ini kelompok pendukung penuh gerakan penggulingan kekuasaan dinasti Umayyah kecuali

Mengobarkan Revolusi secara Terbuka

Menurut Marshall G.S. Hodgson dalam The Venture of Islam: Conscience and History in a World Civilization [Volume 1: The Classical of the Age Islam] (1974), pada 747 M, Bani Abbasiyah secara resmi menyatakan pemberontakan terbuka di kota Merv, yang sekarang masuk wilayah Turkmenistan. Revolusi ini dipimpin tokoh misterius yang dikenal sebagai Abu Muslim (hlm. 244).

Tak banyak yang diketahui tentang Abu Muslim. Tetapi dia memang tidak tampak sebagai anggota keluarga Abbasiyah dan mungkin berasal dari etnis Persia. Di bawah kepemimpinannya, revolusi Bani Abbasiyah dengan cepat bisa mengambil kendali Khurasan, yang segera menjadi basis pergerakan (hlm. 245).

Abu Muslim mengirim pasukan ke arah barat, masuk ke jantung Persia. Di sana, penduduk lokal Muslim bangkit melawan Umayyah dan bergabung dengan semangat revolusioner. Situasi yang awalnya terlihat sebagai ungkapan ketidakpuasan yang tidak berbahaya di Merv, kini mengancam eksistensi Dinasti Umayyah, terutama saat pasukan Abbasiyah ke luar dari Persia dan masuk ke dunia Arab.

Kufa, yang pernah menjadi pusat sentimen anti-Umayyah, mulai bangkit lagi melawan gubernur Umayyah dan mengusirnya saat bendera hitam Abbasiyah tampak di horison timur. Begitu Kufa dibebaskan, pengambilan sumpah setia dapat dilakukan kepada calon khalifah dari Abbasiyah, Abu al-‘Abbas. Revolusi ini punya tujuan jelas, dukungan luas dari seluruh Persia, dan seorang pemimpin untuk menyatukan semuanya. Di setiap tempat, Umayyah berada dalam posisi bertahan saat semakin banyak orang berkumpul mendukung Abbasiyah.

src="//mmc.tirto.id/image/2018/05/29/kronik-ramadan-abbasiyah_ratio-9x16.jpg" width="859" height="1524" alt="Infografik Kronik Dinasti abbasiyah" /

Bani Umayyah Terdesak

Sementara itu, upaya membangkitkan pendukung Umayyah ternyata bukan perkara mudah. Sudah beberapa dekade berlalu sejak ancaman nyata terhadap posisi Umayyah mulai muncul, tetapi pejabat pasukan Suriah hanya berdiam diri dan dengan keliru menganggap kekuatan revolusi itu perlahan-lahan akan surut. Saat khalifah Marwan II berhasil mengumpulkan kekuatan Umayyah, Abbasiyah telah mengambil kendali atas sebagian besar Irak.

Hugh Kennedy dalam When Baghdad Ruled the Muslim World: The Rise and Fall of Islam’s Greatest Dynasty (2005) menelatah bahwa pada awal 750 Masehi dalam Perang Zab di Mesopotamia tengah, kekuatan Abbasiyah berhasil memukul mundur penuh pasukan Umayyah. Perlawanan terorganisasi terhadap Abbasiyah secara efektif berakhir setelah perang itu, seiring runtuhnya kendali Umayyah di seluruh dunia Islam. Sejak saat itu, tidak ada lagi penghalang antara Abbasiyah dan ibu kota Umayyah, Damaskus.

Satu demi satu, kota-kota menyerah dan menerima kedaulatan Abbasiyah. Satu per satu anggota keluarga Umayyah diburu dan dihukum mati. Marwan sendiri tertangkap di Mesir, tempat dia gagal mengumpulkan pasukan yang akan memukul mundur Abbasiyah dan mengendalikan Umayyah kembali (hlm. 32-3).

Hanya satu anggota keluarga Umayyah yang berhasil lolos dari revolusi. Menurut W. Montgomery Watt dalam The Majesty that was Islam: The Islamic World, 661-1100 (1974), Abdul Rahman yang masih remaja, anggota keluarga Umayyah yang relatif tidak dikenal, mampu lolos dengan menyamar ke Afrika Utara. Dia dikejar-kejar pasukan Abbasiyah dari Palestina, ke Mesir, sampai Magribi, dan hanya dikawani oleh budak yang pernah bekerja untuk keluarganya. Perjalanan legendarisnya membawa dia sampai ke Andalusia. Di sana dia mendirikan emirat Umayyah, jauh dari jangkauan Abbasiyah yang akan bertahan hampir selama 300 tahun (hlm. 95).

Revolusi Abbasiyah pada pertengahan 700-an itu menghasilkan dinasti kedua dalam sejarah kekhalifahan Islam. Pemberontakan itu didasari gagasan untuk membangun pemerintahan yang lebih sejalan dengan teladan Nabi, menyediakan tempat yang lebih pantas bagi non-Arab dalam masyarakat, dan memberikan sejumlah peran kepemimpinan bagi keturunan Ali.

Janji-janji besar dan idealistis itu memang diperlukan untuk menggalang dukungan para sekutu. Tapi, begitu Abbasiyah berkuasa, realitas kekhalifahan mereka tak seperti yang diharapkan. Revolusi ini tidak serta-merta membuat dunia Islam kembali ke era Khulafaur Rasyidin ketika kesalehan, bukan politik, yang mendikte keputusan khalifah.

Sebaliknya, khalifah Abbasiyah meneruskan tradisi otoritarian yang sama dengan yang mereka cela dari Umayyah. Khalifah tetap menjadi gelar keturunan milik orang-orang Quraisy. Dan mereka yang mendukung keluarga Ali sebagai khalifah ditinggalkan begitu saja tanpa dipenuhi janjinya.

================

Sepanjang Ramadan, redaksi menampilkan artikel-artikel tentang peristiwa dalam sejarah Islam dan dunia yang terjadi pada bulan suci kaum Muslim ini. Artikel-artikel tersebut ditayangkan dalam rubrik "Kronik Ramadan". Kontributor kami, Muhammad Iqbal, sejarawan dan pengajar IAIN Palangkaraya, mengampu rubrik ini selama satu bulan penuh.

Baca juga artikel terkait RAMADAN atau tulisan menarik lainnya Muhammad Iqbal
(tirto.id - ibl/ivn)


Penulis: Muhammad Iqbal
Editor: Ivan Aulia Ahsan

Subscribe for updates Unsubscribe from updates