- Pemilihan Materi, Point nomor satu ini sangat penting sebelum diadakan penulisan naskah untuk pertunjukan. Karena selalu berhubungan dengan tema yang bakal diangkat dalam pertunjukan. Jika temanya tentang budaya dan tradisi. Tema yang paling cocok adalah cerita legenda. Ceritanya juga harus disesuaikan dengan kondisi saat ini atau modern.
- Menentukan Tema dan Premis, Pengertian Tema adalah keseluruhan cerita dan kejadian yang dijadikan dasar lakon. Sedangkan premis adalah ide awal dan emosi awal yang dirumuskan secara singkat yang dijadikan sebagai ide dasar. Keduanya bisa kita katakan sama. Namun yang terpenting adalah tema.
- Menyusun Watak, Setelah tema terbentuk dan siap untuk diusung, maka langkah selanjutnya menentukan watak yang bakalan dilakonkan. Tokoh yang dipilih harus didasarkan pada premis yang telah ditentukan.
- Pengolahan Materi, Pedomannya lagi-lagi adalah premis dan tema. Kemudian diolah dalam bentuk dialog atau gerak laku para pemainnya.
- Penulisan Naskah, Penulisan naskah adalah pemaparan tentang kehidupan sejelas-jelasnya dan terperinci mengenai kehidupan yang terkandung dalam teater. Maka dalam penulisan naskah ini harus diperhatikan Eksposisi : Perkenalan sebagai gambaran pertama secara sekilas terhadap drama yang akan dipentaskan. Komplikasi : Adalah tahapan munculnya persoalan-persoalan baru. Klimaks : Puncak ketegangan lakon. ANtiklimaks : Bisa disebut peleraian. Pada tahap ini sudah ada penyelesaian masalah. Konklusi : Penyelasaian atau keputusan akhir cerita. Istilah lain dari keputusan adalah Catastrophe (Drama Tragedi) dan Denoument (drama Komedi).
Related Posts:
Langkah-langkah menyusun teks drama dengan ide penulisan sendiri tidak jauh berbeda saat menulis cerpen, puisi, atau karya fiksi lainnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan:
- Menentukan topik drama
- Menentukan tokoh atau pelaku cerita
- Membuat kerangka alur
- Mengubah kerangka alur dalam bentuk dialog
- Menyesuaikan struktur drama
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
Jakarta -
Naskah drama adalah teks tertulis berisi alur cerita yang digambarkan menggunakan dialog-dialog antar tokoh. Berbeda dari naskah cerita, seperti cerpen atau novel, naskah drama tidak mengisahkan cerita secara langsung, melainkan menggunakan dialog para tokoh.
Dengan demikian, naskah drama lebih berfokus pada pembicaraan para tokoh agar penonton dapat mengerti keseluruhan cerita.
Mengutip jurnal Pembelajaran Menulis Naskah Drama yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia, secara umum naskah drama memiliki unsur tema, latar, tokoh dan penokohan, perlengkapan, dan bahasa.
Selain memiliki unsur-unsur tersebut, berdasarkan e-Modul Bahasa Indonesia Kelas XI: Teks Drama yang diterbitkan Kemendikbud, naskah drama juga memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut:
1. Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu atau konjungsi kronologis.
Contohnya, sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, dan kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi, seperti misalnya menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Menggunakan kata kerja untuk menyatakan sesuatu yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh.
Contohnya, merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami, dan lain-lain.
4. Menggunakan banyak kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya rapi, bersih, baik, gagah, dan kuat.
Langkah-langkah Menulis Naskah Drama
Mengutip buku Seri Asyiknya Berbahasa: Ayo Menulis Naskah Drama karya Suryaning Wulan, ini dia langkah-langkah dalam menulis naskah drama:
1. Menentukan Jenis Drama
Sebelum menulis naskah drama, kamu tentu menentukan terlebih dahulu jenis drama yang ingin ditampilkan. Berdasarkan jenisnya, drama terbagi menjadi drama komeditragedi, tragedi komedi, melodrama, opera, pantomim, tablo, force, dan satire.
Drama komedi adalah drama yang menghibur dan berisi sindirian halus, sedangkan drama tragedi adalah drama yang menampilkan cerita sedih dengan melibatkan tokoh
dalam konflik atau masalah yang serius. Dengan begitu, drama tragedi komedi merupakan drama sedih yang diselingi dengan adegan-adegan lucu.
Selanjutnya, melodrama adalah drama yang sangat sentimental, pementasannya sangat mendebarkan dan juga mengharukan. Sementara drama opera adalah drama yang mengandung musik serta nyanyian.
Berbeda dari drama pada umumnya, pantomim adalah drama yang ditampilkan hanya dengan gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. Mirip dengan pantomim, tablo juga menampilkan drama dengan gerak tubuh bersamaan dengan mimik wajah tokohnya.
Jenis drama force adalah sebuah pertunjukan jenaka yang mengutamakan kelucuan dan mengandung unsur sindiran. Lalu, satire adalah drama yang mengandung pesan kebijaksanaan, tetapi ditampilkan dengan kelucuan.
2. Menentukan Tema Drama
Tema adalah dasar dari sebuah cerita. Secara umum, tema dibagi menjadi tiga, yaitu tema estetis, etis, dan religius. Pengertian tema estetis, yakni tema yang berisi keindahan, baik secara fisik maupun psikis.
Tema etis adalah tema yang berkaitan dengan idealisasi yang ada di masyarakat, seperti kepahlawanan, kejujuran, norma sosial, dan sebagainya. Sementara tema religius merupakan tema yang berhubungan dengan ketuhanan.
3. Mencari Inspirasi Ide Cerita
Ide cerita bisa diperoleh melalui pengalaman pribadi penulis atau orang di sekitarnya, melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar penulis, atau menyadur dari cerita yang sudah ada, seperti novel, cerpen, legenda, cerita rakyat, dan sebagainya.
4. Menentukan Alur Cerita
Pada tahap ini, kamu akan mulai menyusun kerangka cerita. Ditinjau dari arah gerak cerita, alur dibedakan menjadi tiga, yaitu alur maju, mundur, dan campuran (maju-mundur). Secara lebih rinci, ada enam tahap perkembangan alur drama yang dijabarkan seperti di bawah ini:
a. Eksposisi
Tahap eksposis disebut juga sebagai tahap perkenalan. Pada tahap ini, penonton akan berkenalan dengan gambaran cerita dan tokoh drama meskipun hanya sepintas.
b. Konflik
Pada tahap ini, para tokoh sudah mulai terlibat dalam permasalahan pokok. Permasalahan pertama inilah yang memulai alur drama.
c. Komplikasi
Tahap komplikasi adalah tahap ketika permasalahan semakin berkembang dan bertambah rumit.
d. Krisis
Dalam tahap ini, cerita sudah memasuki puncak konflik. Jika dilihat dari sudut pandang penonton, bagian ini merupakan puncak ketegangan sebuah pertunjukan drama.
e. Resolusi
Resolusi merupakan tahap penyelesaian masalah. Para tokoh mulai menemukan jalan keluar yang jelas.
f. Keputusan
Keputusan adalah tahap terakhir dari sebuah drama dengan berakhirnya semua konflik.
5. Menentukan tokoh dan karakternya (penokohan)
Untuk membuat sebuah drama, kamu tentu membutuhkan tokoh untuk memerankan cerita yang sudah ditulis. Ada dua jenis tokoh yang harus kamu tentukan, yakni protagonis yang merupakan tokoh utama dan antagonis, yaitu orang yang menentang tokoh utama. Selain itu, tentukan juga tokoh pendamping dalam cerita.
Setelah itu, kamu juga perlu menentukan karakter yang khas untuk setiap tokoh. Perbedaan karakter inilah yang memicu adanya konflik dalam cerita.
Terakhir, berilah nama yang sesuai dengan latar belakang kehidupan sosial tokoh yang kamu ciptakan untuk membedakan antara satu tokoh dan yang lain.
6. Menentukan Latar Cerita
Perlu diketahui bahwa latar cerita sangat mendukung jalannya sebuah drama, lho. Latar dalam sebuah drama umumnya meliputi latar waktu, tempat, dan suasana. Penjelasan latar biasanya tercermin pada keterangan yang diberikan dalam naskah atau diselipkan dalam dialog antartokoh.
7. Menentukan Gaya Bahasa yang Digunakan
Penggunaan gaya bahasa akan berhubungan dengan pemilihan majas dan warna lokal dalam cerita. Ada kalanya dialog tokoh berisi percakapan yang diselipi majas sehingga membutuhkan penghayatan pentonton untuk memahaminya.
Selain itu, gaya bahasa juga bisa menggunakan bahasa daerah tertentu sesuai dengan latar belakang kehidupan tokoh.
8. Membaca dan merevisi naskah drama
Setelah naskah drama selesai ditulis, sebaiknya kamu membaca kembali dan melakukan revisi. Tujuannya, agar cerita drama bisa ditampilkan lebih baik.
Pixabay
Ilustrasi menulis naskah drama
Bobo.id - Apakah teman-teman pernah menonton pertunjukan drama? Atau ada film yang menjadi favoritmu?
Dalam sebuah pertunjukan drama, pementasan seni, atau film dibutuhkan naskah.
Naskah adalah karya tulis atau rancangan yang ditulis tangan oleh seseorang.
Nah, peran naskah drama dalam sebuah film atau pementasan adalah untuk acuan para pemain atau pemeran dalam memainkan perannya.
O iya, teman-teman juga bisa membuat naskah drama sendiri yang nantinya bisa dimainkan menjadi sebuah drama.
Untuk membuat sebuah naskah drama, setidaknya ada tiga unsur dalam pembuatan naskah drama yang harus diperhatikan.
Apa saja, ya, unsur-unsur dalam pembuatan naskah drama?
Baca Juga: 3 Kata yang Menggambarkan Pipiyot dalam Petualangan Oki dan Nirmala: Pesta Balon, Materi Belajar dari Rumah TVRI 3 Juni 2020
Plot atau Alur Cerita
Unsur dalam pembuatan naskah drama yang harus diperhatikan adalah plot atau alur cerita yang akan dibuat atau dimainkan dalam drama.
Plot adalah alur cerita yang bisa berupa rangkaian konflik atau masalah yang akan menggerakkan dan menjadi jalan cerita dalam drama itu.
Biasanya, plot akan dimulai dari pemaparan konflik, penggawatan atau awal mula terjadinya konflik, klimaks atau saat masalah mencapai puncaknya, antiklimaks yaitu ketika masalah mulai mereda, dan terakhir adalah penyelesaian masalah.
Baca Juga: 4 Kedai Es Krim Terkenal Ini Ternyata Sudah Ada Sebelum Indonesia Merdeka! Pernah Berkunjung?
Penokohan
Dalam sebuah drama, unsur penting selain plot atau alur cerita adalah penokohan pada setiap karakter yang terlibat di dalamnya.
Pada setiap drama, tentu ada berbagai tokoh atau pemeran yang terlibat, dengan karakter atau penokohan yang berbeda.
Nah, penokohan ini berguna sebagai penggambaran karakter oleh pengarang pada setiap tokoh.
Setidaknya, ada dua penokohan dalam setiap drama, yaitu peran antagonis dan protagonis.
Sedangkan peran tokoh terbagi menjadi dua, yaitu peran utama dan peran pembantu.
Dialog
Unsur terakhir dalam pembuatan naskah drama adalah dialog yang dimainkan oleh setiap pemeran.
Pembuatan dialog ini harus sangat diperhatikan dalam pembuatan naskah drama, teman-teman.
Alasannya, dialog merupakan bagian yang juga penting dalam sebuah drama, karena dialog adalah inti dari setiap drama.
Baca Juga: Taman Nasional di Gurun Sahara Ini Dipenuhi Lukisan Kuno Berusia Ribuan Tahun, Jumlahnya Sekitar 15.000 Karya
Dalam pembuatan dialog, biasanya dibedakan menjadi beberapa bagian yang berbeda, yaitu ada dialog yang harus diucapkan oleh pemain saat sedang berperan dalam drama, namun ada juga dialog yang akan menjadi petunjuk tindakan yang harus dilakukan pemain dalam drama.
Kalau sudah mengetahui tiga unsur dalam pembuatan naskah drama, yuk, coba buat naskah drama sendiri!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News