Berapa lama virus corona tidak menular lagi

Suara.com - Selama ini, semua orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 disarankan melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Karena itu, seseorang dianggap sudah tidak bisa menularkan virusnya setelah 10 hari tersebut.

Tapi, penelitian baru menemukan kalau pasien sudah tidak bisa menularkan virus corona Covid-19 setelah 5 hari isolasi mandiri. Sebuah studi dari Universitas Oxford menemukan pasien hanya memiliki risiko 2 persen menularkan virusnya setelah 5 hingga 10 hari isolasi.

Pathogen Dynamics Group menemukan 4 dari 10 infeksi virus corona Covid-19 terkonfirmasi sebelum gejalanya jelas, yang mana 35 persen kasus teridentifikasi dalam 2 hari sejak gejala pertama muncul.

Sekelompok ahli lain di University of St Andrews menemukan kasus virus corona Covid-19 sebelum munculnya gejala. Kemudian, mereka menemukan pasien berada dalam kondisi paling berisiko menularkan virusnya setelah 5 hari pertama.

Baca Juga: Kenapa WHO Masih Belum Bisa Temukan Asal-Usul Virus Corona Covid-19?

Artinya, 5 hari pertama sejak kemunculan gejala virus corona merupakan titik penularan yang paling mungkin terjadi. Dr Muge Cevik, dosen klinis penyakit menular dan virologi medis di universitas tersebut, mengatakan sebagian besar kasus penularan virus corona Covid-19 terjadi sangat awal dan periode isolasi bisa jauh lebih singkat pada kasus-kasus tersebut.

Berapa lama virus corona tidak menular lagi
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

"Viral load memuncak cukup cepat, sehingga orang sangat menular dalam beberapa hari pertama. Jadi, pedoman isolasi diri sekarang ini tidak berfungsi untuk mencegah penularan virus corona itu," kata Dr Cevik dikutip dari The Sun.

Sejak awal pandemi virus corona hingga Desember 2020, semua orang yang positif virus corona Covid-19 diperintahkan melakukan isolasi dan tidak boleh meninggalkan rumah selama 2 minggu.

Kemudian, aturan lamanya waktu isolasi itu dipangkas menjadi 10 har. Karena, pasien Covid-19 disebut tidak lagi berisiko menularkan virus selama jangka waktu tersebut.

Aturan itu muncul setelah NHS mendesak semua orang untuk melakukan isolasi mandiri setelah terpapar pasien Covid-19 guna mengurangi jumlah kontak sosial.

Baca Juga: Cegah Penularan Virus Corona Lewat Dinding dengan Cat Antimikroba

Tapi sekarang, semua orang yang terpapar pasien Covid-19 dan memiliki hasil tes negatif Covid-19 tetap disarankan melakukan isolasi mandiri hanya selama 5 hari. Langkah ini merupakan cara mencegah penularan virus corona yang lebih luas.

“Rentang waktu pengidap omicron paling menular merupakan hal paling banyak yang ingin diketahui. Rata-rata masa paling menularkan yaitu 3 hari setelah bergejala. Meskipun begitu dua hari sebelum bergejala pun pengidapnya sudah bisa menularkan virus ini.”

Berapa lama virus corona tidak menular lagi

Halodoc, Jakarta – “Sampai kapan ya kita bisa menularkan orang lain jika terinfeksi COVID-19 varian omicron?” Mungkin pertanyaan tersebut paling banyak ditanyakan saat ini. Satu hal yang pasti, varian Omicron menyebar sangat cepat. Melansir dari berbagai sumber, rentang waktu pengidap Omicron paling menularkan rata-rata 3 hari setelah bergejala. Meskipun begitu, 10 hari setelah bergejala pengidapnya masih bisa menularkan virus varian Omicron.

Perlu dipahami juga, ketika virus menginfeksi tubuh, kamu biasanya tidak langsung mengalami gejala. Hal itu karena patogen (kuman penyebab infeksi) membutuhkan waktu untuk bereplikasi, atau menginfeksi cukup banyak sel tubuh untuk membuat kamu sakit. Periode antara infeksi awal dan gejala pertama penyakit disebut masa inkubasi. 

Pentingnya Mengetahui Masa Inkubasi Omicron

Menurut studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit – Amerika Serikat (CDC – AS) yang menganalisis data dari enam orang yang tertular varian Omicron, ditemukan bahwa 73 jam (atau tiga hari) adalah masa inkubasi untuk pengidap. Namun, ada kisarannya, beberapa gejala berkembang  33 jam setelah terpapar dan beberapa merasakan gejala setelah 75 jam. 

Gejala-gejala tersebut menurut laporan CDC berupa:

  • Batuk.
  • Kelelahan.
  • Penyumbatan pernapasan.
  • Pilek.

CDC menunjukkan bahwa masa inkubasi Omicron memang lebih pendek dibandingkan COVID-19 varian awal (lima hari atau lebih) dan varian Delta (empat hari).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan, pasien konfirmasi Omicron saat ini bisa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Namun, tidak semua pasien konfirmasi Omicron bisa melakukan Isoman, karena ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan. 

Dalam syarat klinis pengidap harus:

  • Berusia 45 tahun ke bawah.
  • Tidak memiliki komorbid.
  • Dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan lainnya.
  • Berkomitmen untuk tetap diisolasi sebelum diizinkan keluar.

Sedangkan dalam syarat rumah dan pendukung lainnya, pengidap harus:

  • Dapat tinggal di kamar terpisah. Lebih baik lagi jika lantai terpisah, ada kamar mandi di dalam rumah terpisah dengan penghuni rumah lainnya.
  • Dapat mengakses pulse oksimeter. 

Jika pengidapnya tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah, maka pengidap harus melakukan isolasi di fasilitas isolasi terpusat. Selama isolasi, pengidap harus dalam pengawasan Puskesmas atau Satgas setempat. 

Apa yang Dimaksud dengan Masa Inkubasi Omicron?

Memiliki masa inkubasi yang lebih pendek bukan berarti varian Omicron lebih mudah dikendalikan. Karena varian Omicron sangat cepat dan mudah menular, akan sangat sulit untuk menghambat penyebarannya di dalam populasi. 

Namun, yang dimaksud dengan masa inkubasi Omicron yang lebih pendek adalah bahwa pengidap haru melakukan pemeriksaan lebih cepat, jika diketahui pernah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi virus Omicron. Pemeriksaan setidaknya dilakukan 3-5 hari setelah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi virus varian Omicron. 

Lantas, apakah masa inkubasi virus Omicron memengaruhi berapa lama gejala dan penularan berlangsung?

Jawabannya, tidak. Berapa lama virus menginkubasi sebelum menyebabkan gejala tidak memengaruhi berapa lama penyakit itu berlangsung, atau berapa lama orang menularkan. Status vaksinasi, usia, dan kondisi kesehatan yang dimiliki sebelumnya adalah faktor pendorong yang paling penting. 

Maka dari itu, untuk melindungi diri dan orang lain dari infeksi virus varian Omicron, penting untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Mulai dari mengenakan masker saat keluar rumah dan sakit, hingga menjauhi kerumunan. Penting juga untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19 dan booster-nya jika sudah memenuhi syarat. 

Itulah yang perlu diketahui mengenai rentang waktu pengidap Omicron paling menular. Selain menerapkan protokol kesehatan, kamu juga bisa mencegah Omicron dengan mengonsumsi suplemen vitamin tertentu. Kamu bisa cek toko kesehatan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Health. Diakses pada 2022. CDC Study Says Omicron Variant’s Incubation Period Is About 3 Days—Here’s What That Means
CDC. Diakses pada 2022. Omicron Variant: What You Need to Know
Prevention. Diakses pada 2022. Omicron’s Incubation Period Is Really Short: Here’s Why That Matters
Sehat Negeriku Kemkes RI. Diakses pada 2022. Pasien Konfirmasi Omicron Bisa Isoman, Simak Persyaratannya

Solopos.com, SOLO-Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan jika pasien Covid-19 paling menularkan virus di hari ke 3 hingga ke 6 pasca terinfeksi. Sedangkan, untuk periode infectious paling aman di hari ke 10 setelah terinfeksi.

Infectious period atau periode infeksi adalah interval waktu di mana inang dapat menularkan, yaitu mampu secara langsung atau tidak langsung menularkan agen atau patogen infeksius patogen ke inang lain yang rentan. “Paling tinggi di hari 3-6,” ujarnya seperti dikutip dari Bisnis.com pada Senin (7/2/2022).

PromosiJos! Petani & Peternak Klaten Bisa Jadi Penopang Kedaulatan Pangan

Sementara itu, menurut Kemenkes, waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala disebut masa inkubasi. Saat ini masa inkubasi Covid-19 diperkirakan antara 1 hari-14 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus.

Karena itu, dia mengimbau seluruh warga untuk segera vaksin untuk menekan risiko keparahan Covid-19 jika tertular. Berdasarkan data, vaksinasi bisa mencegah pasien terinfeksi Covid-19 dari mengalami gejala parah yang memerlukan perawatan di RS hingga mencegah kematian.

Baca Juga:  Tak Lagi Pelaku Perjalanan, Penularan Covid-19 di Jogja Sudah Antarwarga

Data Kemenkes mencatat, dari 356 pasien meninggal, 69 persennya belum divaksinasi lengkap. Selain itu 42 persen merupakan pasien dengan komorbid dan 44 persen adalah lansia. Selain itu, mereka yang bergejala berat dan harus dirawat di RS juga sebanyak 60 persen belum divaksinasi lengkap, 50 persen komorbid dan 47 persen adalah lansia.

CDC menyebutkan bahwa penularan Covid-19 sering terjadi satu hingga dua hari sebelum timbulnya gejala dan selama dua hingga tiga hari sesudahnya. Selain itu juga pada hari ke lima hingga ke 7, tergantung pada apakah orang telah divaksinasi, kondisi yang mendasarinya, dan faktor lainnya. Untuk mencegah penularan itu, maka diperlukan isolasi bagi penderita covid agar tidak menularkan pada orang lain.

Berikut aturan masa isolasi pasien covid menurut CDC AS:

1. Anak-anak dan orang dewasa dengan Covid-19 yang ringan dan bergejala

Isolasi dapat berakhir setidaknya 5 hari setelah timbulnya gejala dan setelah demam berakhir selama 24 jam (tanpa menggunakan obat penurun demam) dan gejalanya membaik, jika orang-orang ini dapat melanjutkan pengobatan dengan benar kenakan masker yang pas di sekitar orang lain selama 5 hari lagi setelah periode isolasi 5 hari. Hari 0 adalah hari pertama gejala.

Baca Juga: Ada yang Positif Covid-19, Siswa dan Guru SD Marsudirini Solo Dites PCR

2. Orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala (tidak pernah mengalami gejala)

Isolasi dapat berakhir setidaknya 5 hari setelah tes positif pertama (dengan hari ke 0 adalah tanggal pengambilan spesimen mereka untuk tes positif), jika orang-orang ini dapat terus memakai dengan benar masker yang dipasang dengan baik di sekitar orang lain selama 5 hari lagi setelah periode isolasi 5 hari. Namun, jika gejala berkembang setelah tes positif, periode isolasi 5 hari mereka harus dimulai dari awal (hari 0 berubah menjadi hari pertama gejala).

3. Orang yang memiliki penyakit Covid-19 sedang isolasi selama 10 hari

Orang yang sakit parah (yaitu, membutuhkan rawat inap, perawatan intensif, atau dukungan ventilasi): Memperpanjang durasi isolasi dan tindakan pencegahan hingga setidaknya 10 hari dan hingga 20 hari setelah timbulnya gejala, dan setelah demam berakhir (tanpa menggunakan demam -pengurangan obat) dan gejala membaik, mungkin diperlukan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Sukoharjo Aktifkan Lagi Satgas Jaga Tangga

4. Orang dengan gangguan kekebalan sedang atau berat mungkin memiliki periode infeksi yang lebih lama

Perpanjang isolasi hingga 20 hari atau lebih (hari 0 adalah hari pertama gejala atau tes virus positif). Gunakan strategi berbasis tes dan konsultasikan dengan spesialis penyakit menular untuk menentukan durasi isolasi dan tindakan pencegahan yang tepat.

Pasien yang telah pulih: Pasien yang telah pulih dari Covid-19 dapat terus memiliki RNA SARS-CoV-2 yang terdeteksi pada spesimen saluran pernapasan atas hingga 3 bulan setelah onset penyakit. Namun, virus replikasi-kompeten belum dapat diandalkan pulih dari pasien tersebut, dan mereka tidak mungkin menular.

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini". Klik link https://t.me/soloposdotcom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.