Berapa lama vaksin bisa bertahan dalam tubuh

VIVA – Vaksin booster COVID-19 menjadi dosis pencegahan tambahan yang diberikan untuk meningkatkan memori sistem kekebalan tubuh terhadap virus corona. Memori vaksin asli berkurang setelah durasi tertentu dan dosis booster berfungsi sebagai penambah memori.

Vaksin booster memperluas perlindungan terhadap COVID-19 dan menjaga tubuh tetap aman dari varian virus yang muncul. Vaksin booster membantu sistem kekebalan tubuh mempertahankan memori patogen dan membuatnya siap untuk segala jenis serangan serupa di masa depan. Booster sangat penting ketika efektivitas dosis vaksin asli mulai berkurang.

Mengingat varian virus corona yang terus bermunculan, vaksin booster akan melindungi tubuh dari varian mutasi yang akan datang.

Efektivitas vaksinasi dan suntikan booster terlihat selama gelombang ketiga gelombang COVID-19. Selama gelombang ini, lebih sedikit kasus rawat inap dan tingkat keparahan yang terjadi di anatara pasien. Meskipun banyak ilmuwan mengaitkan sifat ringan dari varian Omicron menjadi alasan di baliknya, banyak juga yang mengatakan karena vaksinasi, risiko keparahan pada kebanyakan orang menjadi lebih rendah.

Berapa lama kekebalan dari vaksin booster bertahan di tubuh?

Suara.com - Suntikan booster vaksin Covid-19 adalah dosis tambahan yang diberikan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dari virus corona Covid-19.

Karena, kekebalan dari dua dosis vaksin Covid-19 sebelumnya akan berkurang seiring waktu. Sehingga, suntikan booster pun diperlukan.

Suntikan booster vaksin Covid-19 ini berfungsi memperluas perlindungan dan menjaga tubuh tetap aman dari virus corona Covid-19 serta variannya.

Setiap orang di atas usia 18 tahun bisa mendapatkan suntikan booster. Khususnya lansia dan orang dengan penyakit penyerta pun harus mendapatkan suntikan booster.

Baca Juga: Benarkah Prediksi Pemerintah Puncak Omicron Melandai Awal Maret? Ini Kata Ahli

Suntikan booster vaksin Covid-19 ini membantu sistem kekebalan mempertahankan memori patogen dan membuat siap melawan segajala jenis serangan penyakit.

Ilustrasi vaksin covid-19 (Pexels)

Suntikan booster vaksin Covid-19 ini pun sangat penting ketika efektivitas dua dosis vaksin Covid-19 sebelumnya mulai berkurang.

Di tengah munculnya sejumlah varian virus corona, suntikan booster pun semakin dibutuhkan. Suntikan booster vaksin Covid-19 ini akan melindungi tubuh dari varian virus corona yang akan datang.

Efektivitas vaksinasi dan suntikan booster terlihat selama gelombang ketiga pandemi virus corona Covid-10.

Selama gelombang ketiga ini, lebih sedikit kasus rawat inap dan infeksi parah virus corona Covid-19.

Baca Juga: 4 Cara Cepat Sembuh dari Omicron: Berjemur, Olahraga Ringan hingga Makan Makanan Bernutrisi

Meskipun banyak ilmuwan mengatakan varian Omicron yang memicu gejala ringan, banyak ahli percaya bahwa ini juga dipengaruhi oleh vaksinasi.

Tapi dilansir dari Times of India, efek suntikan booster vaksin Covid-19 akan berkurang setelah 10 minggu. Meski begitu, perlindungan suntikan booster terhadap infeksi parah tetap lebih tinggi.

"Dalam analisis data populasi yang diperbarui, perlindungan vaksin Covid-19 terhadap inefski ringan telah menghilang dalam 20 minggu setelah pemberian 2 dosis vaksin Covid-19," kata para ahli.

Setelah pemberikan suntikan booster, tingkat perlindungan tubuh akan meningkat menjadi 65 hingga 70 persen. Tetapi, ini akan menurun 45 hingga 50 persen setelah 10 minggu.

Suntikan booster efektif mencegah rawatinap sekitar 92 persen dan akan tetap tinggi sekitar 83 persen setelah 10 minggu.

Reporter : Syamsul Akbar

KRAKSAAN – Prof. Kusnandi Rusmil, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sekaligus sebagai Ketua Tim Uji Klinis vaksin Sinovac mengatakan bahwa vaksin Sinovac menghasilkan imunitas 99,2% bila diukur antibodinya setelah 3 bulan paska vaksinasi dosis kedua.

“Dari hasil uji klinis yang dilakukannya, setelah 6 bulan memang antibodi akan berangsur-angsur menurun, tapi masih dalam batas 90-an persen, kemudian akan turun lagi dalam 3 bulan berikutnya, dan seterusnya,” kata Juru Bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica.

Menurut Dewi, angka-angka tersebut diperolehnya dari hasil uji klinis tahap 3 dan pengukuran antibodi yang memenuhi standar internasional terhadap 1.620 orang relawan di Bandung.

“Antibodi yang dihasilkan dari vaksinasi memang tidak akan bisa bertahan seumur hidup. Saat ini masih terus dilakukan penelitian untuk mengetahui sampai berapa lama antibodi yang dihasilkan vaksin Sinovac tersebut dapat bertahan di dalam tubuh, sehingga nanti akan diketahui kapan waktu untuk dilakukan vaksinasi ulangan (booster),” jelasnya.

Sehingga dari data-data tersebut jelas Dewi, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo menghimbau serta mengajak masyarakat agar tidak mudah percaya dengan hoax tentang efektifitas vaksin Sinovac dan masyarakat tidak perlu memusingkan dengan hal itu.

“Mari kita percaya dan beri kesempatan pemerintah untuk berusaha semaksimal mungkin, kita cukup disiplin untuk melakukan protokol kesehatan 5M plus vaksinasi serta Pemkab Probolinggo fokus untuk melakukan 3T dengan masive agar kasus Covid-19 benar-benar dapat kita kendalikan. Jaga kesehatan diri dan keluarga serta segera vaksinasi ya,” pungkasnya. (wan)

Artikel ini telah tayang di //probolinggokab.go.id dengan judul : Tiga Bulan Paska Vaksinasi Dosis 2, Vaksin Sinovac Hasilkan Imunitas 99,2%, //probolinggokab.go.id/tiga-bulan-paska-vaksinasi-dosis-2-vaksin-sinovac-hasilkan-imunitas-992/

CNN Indonesia

Senin, 08 Mar 2021 07:59 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada atlet, pelatih dan tenaga pendukung di Istora Senayan. Jakarta, Jumat, 26 Februari 2021. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Cara kerja Vaksin CoronaVac buatan Sinovac yang digunakan dalam vaksinasi di Indonesia yakni mengajari sistem imun tubuh membuat antibodi guna melawan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Antibodi itu bisa memberikan perlindungan, namun sejauh ini tak ada yang bisa menjamin bakal bertahan berapa lama.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah mengungkap prediksi antibodi dari vaksin Sinovac hanya mampu bertahan hingga 12 bulan.

New York Times menjelaskan tingkat antibodi karena vaksin Sinovac kemungkinan turun dalam tempo berbulan-bulan setelah seseorang divaksinasi/ Meski demikian ada kemungkinan sistem kekebalan mengandung sel khusus yang disebut sel B memori, yang mungkin menyimpan informasi tentang virus corona selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.

Sama halnya seperti Sinovac, antibodi yang dihasilkan vaksin lain, misalnya buatan Pfizer-BioNTech, Moderna, atau AstraZeneca-Universitas Oxford juga belum dapat diketahui berapa lama akan bertahan.

Melansir Quartz, Pfizer-BioNTech masih melakukan penelitian mengenai hal itu meski telah merilis data keamanan dan kemanjuran dalam uji klinis fase 3.

Pada kasus tertentu ada yang menunjukkan kemungkinan seseorang mengembangkan antibodi Covid-19 lebih dari satu kali. Namun, para ilmuwan mengaku belum dapat memastikan mengapa hal itu terjadi.

Dugaan awal mengatakan Covid-19 semacam virus musiman, seperti pilek atau flu, yang kekebalan jangka panjangnya tidak dimiliki manusia. Hal ini membuat setiap orang membutuhkan vaksinasi ulang.

Seperti SARS-CoV-2, virus flu juga bermutasi secara substansial dari tahun ke tahun, itulah sebabnya seseorang membutuhkan vaksin flu setiap tahun. Tidak ada vaksin yang benar-benar ampuh mengalahkan virus penyebab flu biasa.

Atas alasan itu produsen vaksin harus terus mendesain ulang vaksin Covid-19 sebelum menyuntikannya lagi. Namun sejauh ini, tampaknya SARS-CoV-2 menyebar lebih cepat daripada mutasinya, yang berarti kemungkinan besar seseorang tidak memerlukan vaksin baru setiap tahun.

Ada juga kemungkinan infeksi ulang hanya terjadi ketika individu tidak optimal mengembangkan respons antibodi yang kuat terhadap virus. Jika itu masalahnya, ada kemungkinan vaksin dapat menghasilkan respons kekebalan lebih kuat atau melindungi orang selama beberapa tahun.

Studi awal vaksin mRNA pada tikus yang terinfeksi SARS-CoV-2 memberi informasi bahwa kekebalan mampu bertahan selama 13 minggu setelah menerima dua dosis. Bukti itu dapat diterjemahkan menjadi waktu bertahun-tahun pada manusia.

Namun, kembali dikatakan bahwa tidak ada yang benar-benar mengetahui jawaban berapa lama antibodi pada vaksin yang beredar saat ini bisa bertahan. Para ilmuwan masih terus mengumpulkan informasi dari uji coba vaksin lanjutan untuk mengetahuinya dengan pasti.

Studi baru oleh New England Journal of Medicine (NEJM) menunjukkan antibodi penetral yang dihasilkan vaksin Moderna berkurang dalam tiga bulan.

Melansir Forbes, mereka yang berusia 18-55 tahun, mayoritas hanya menunjukkan sedikit penurunan pada antibodi penetral dalam tiga bulan setelah dosis vaksin kedua.

Tapi, dua dari 34 pasien dalam kelompok usia itu mengalami penurunan signifikan dalam hal antibodi penetral.

Sedangkan untuk kelompok usia 56-70 dan 71 ke atas, antibodi penetral turun antara 50 dan 75 persen.

Antibodi penetral mengikat patogen yang menyerang, seperti semua antibodi, tetapi mereka mengikat untuk menghentikan infeksi. Itulah mengapa perusahaan farmasi menghitung antibodi penetral sebagai ukuran penting untuk keberhasilan vaksin mereka.

(jps/fea)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA