Belajar membuat bom akibat facebook

BANDUNG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat bakal memberikan trauma healing kepada para pelajar yang terdampak gempa di Kabupaten Cianjur. Hal itu dilakukan untuk membantu memulihkan psikologis para pelajar pasca-gempa.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi mengatakan, pemberian trauma healing akan melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Jawa Barat.

Dedi menuturkan, penting memberi trauma healing kepada siswa mengingat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur banyak menelan korban jiwa, termasuk anak-anak.

Baca juga: Pamit Pergi ke Warung, Ibu Hamil di Cugenang Dilaporkan Hilang Saat Gempa Cianjur

"Termasuk juga dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, (P2TP2A) Jawa Barat untuk mencoba melakukan trauma healing bagi siswa-siswi yang kemarin terdampak gempa," ujar Dedi di Bandung, Rabu (23/11/2022) kemarin.

Berdasarkan pantauannya, terdapat 26 sekolah SMA dan SMK yang rusak akibat gempa. Dari 26 sekolah tersebut ada yang masuk dalam kategori rusak ringan, sedang dan berat.

Selain itu, sebanyak 12 siswa di SMKN 1 Cugenang harus mendapatkan perawatan hingga dilarikan ke puskesmas.

"Jadi total dari 26 itu hampir di 138 ruang kelas, termasuk ruang guru dia antaranya rusak berat. Dari pantauan kami yang terberat di daerah Cugenang dan juga di daerah Cilaku, termasuk juga saya memantau di SMAN 1 Cianjur," paparnya.

Kendati sejumlah sekolah mengalami kerusakan, Dedi memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.

Baca juga: Pencarian 151 Korban Hilang Gempa Cianjur, Gunakan Alat Life Locator hingga Kendala Medan

Meski begitu, ada tiga pola yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri. Ada yang menerapkan daring, hybrid (luring dan daring) dan ada juga sistem shift (pagi dan siang).

"Dan kewenangan itu saya serahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah sekolah untuk membuat kebijakan mana yang kira kira bisa memudahkan dalam proses belajar mengajar tersebut," jelasnya. 

DIKENAL aktif dalam pembiayaan pembangunan yang berkelanjutan, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjadi tuan rumah dalam peluncuran ESG Framework and Manual dengan dukungan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan (Kemenkeu). 

Framework dan manual ini merupakan pedoman yang mencakup prinsip-prinsip, risiko dan mekanisme pengimplementasian faktor ESG dalam pembiayaan infrastruktur, dengan mengoptimalkan fungsi Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kemenkeu melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).  

Sebagai institusi yang selalu mengedepankan faktor ESG pada setiap proyek yang dibiayainya, penunjukan IIF oleh Kemenkeu menjadi tuan rumah adalah bukti nyata atas kredibilitas IIF pada ranah tersebut. 

Baca juga: Fasilitas Pinjaman Sindikasi untuk Proyek Pelabuhan KPBU Brownfield Pertama di Indonesia 

Kolaborasi antara Kementerian Keuangan, UNDP dan Pemerintah Kanada melalui diplomasi World Bank dalam peluncuran framework ini juga mencerminkan bahwa IIF adalah organisasi yang inklusif sebagaimana layaknya sektor pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Acara peluncuran framework ini merupakan serangkaian dari G20 Side Event. 

Mengingat pentingnya peristiwa ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir menyaksikan bersama Direktur Jenderal DJPPR Suminto, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Luki Alfirman, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi, dan beberapa pejabat penting lainnya.  

Institusi lain yang turut menyaksikan peluncuran ini di antaranya adalah UNDP dan Kedutaan Besar Kanada. 

Walaupun IIF selalu menegakkan ESG pada seluruh proyek dari awal mula berdiri, framework ini merupakan sebuah lembaran baru. 

Dengan diluncurkannya framework ini, diharapkan seluruh proyek KPBU di bawah Kemenkeu telah dinilai layak dari segi ESG. Salah satu bentuk nyata bahwa komitmen ini telah diimplementasikan ke dalam proyek-proyek IIF, maka pada acara tersebut dilakukan pula penandatanganan perjanjian antara IIF dan PT Angkasa Pura I (AP I) dimana IIF rencananya akan memberikan ESG Advisory terhadap 15 bandara yang beroperasi di bawah AP I.

Kedinamisan dari peluncuran ini meningkat dengan adanya sesi dialog yang membahas Perjalanan ESG dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia. 

CRO IIF Wito Tantra menjadi moderator panel dengan panelis seperti Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra Zuna, Senior Development Specialist Bank Dunia Satoshi Ishihara, Presiden Direktur Arkora Hydro Aldo Artoko, dan juga pembahas aktif dari SMV di bawah Kementerian Keuangan.

Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah, yang menjadi keynote speaker pada sesi pembuka, menyatakan, “Selaku lembaga yang bergerak di bidang pendanaan infrastruktur di bawah payung Kemenkeu, peluncuran ini merupakan suatu kehormatan yang luar biasa bagi kami untuk dapat meneruskan idealisme dan praktiknya. Sebagai suatu organisasi yang selalu berpegang teguh kepada prinsip sustainability, kami berbahagia karena telah berperan besar dalam penyusunan kerangka kerja ESG, dan yang terpenting hari ini kami berkesempatan untuk menyebarluaskan pentingnya kerangka kerja ESG dalam memastikan keberlanjutan dari tiap investasi pembangunan infrastruktur di Indonesia.” (RO/OL-1)