Bagaimana pendapatmu mengenai hubungan internasional yang dilakukan indonesia saat ini?

Bagaimana pendapatmu mengenai hubungan internasional yang dilakukan indonesia saat ini?
Dewan Keamanan PBB. ©REUTERS

JATIM | 6 Juli 2021 18:40 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Dalam hubungan internasional, terdapat banyak interaksi negara dan masyarakat internasional. Makna hubungan internasional adalah hubungan antar bangsa, kelompok-kelompok bangsa dan masyarakat dunia, dan kekuatan-kekuatan, proses-proses yang menentukan cara hidup, cara berfikir dan bertindak.

Hubungan internasional adalah kerjasama antar negara, yaitu unit politik yang didefinisikan secara global untuk menyelesaikan berbagai masalah. Menurut K.J Holsti, istilah hubungan internasional senantiasa berkaitan dengan segala bentuk interaksi di antara masyarakat-masyarakat negara, baik itu yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh negara-negara.

Pengertian atau makna hubungan internasional yang lain adalah tentang transaksi lintas batas dari semua jenis politik, ekonomi dan sosial, dan ilmu hubungan internasional juga mempelajari negosiasi perdagangan atau operasi dari institusi atau lembaga non-state.

Hubungan internasional adalah sebuah ilmu yang juga mempelajari sebab dan akibat dari hubungan antar suatu negara. Adanya hubungan antar negara dapat disebabkan oleh adanya perbedaan sumber daya antara negara yang berbeda. Hubungan initerjadi akibat saling ketergantungan (interdepensi) untuk dapat memenuhi kebutuhan antara suatu negara dengan negara lain.

Berikut ulasan selengkapnya mengenai makna hubungan internasional beserta sejarah perkembangan dan tujuannya yang menarik untuk dipelajari.

2 dari 4 halaman

Ilmu hubungan internasional adalah satu disiplin ilmu yang relatif baru. Pertumbuhannya sebagai disiplin ilmu tersendiri baru dimulai sejak akhir Perang Dunia I (PD I). Selanjutnya, perkembangannya menjadi sangat pesat pada akhir Perang Dunia II (PD II) akibat munculnya kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam pertarungan politik dunia.

Mengutip Andre H. Pareira dalam buku Perubahan Global dan Perkembangan Studi Hubungan Internasional, pada mulanya, studi Hubungan Internasional didirikan bertujuan untuk: (1) mencegah peperangan; dan (2) menciptakan perdamaian.

Logikanya, Perang Dunia I terjadi karena adanya miskomunikasi, mispersepsi, dan miskoordinasi antar negara-negara di Eropa ketika itu. Karena saat itu, hubungan antar negara belum terlalu intensif, baik hubungan diplomatik maupun hubungan konsuler.

Hal ini lantas menimbulkan prasangka negatif antar negara yang pada akhirnya melahirkan ketegangan, konflik, dan peperangan antar negara, yang kemudian dikenal dengan Perang Dunia I, pada tahun 1914-1918.

Ilmu Hubungan Internasional dirancang dan didesain ketika itu untuk menghilangkan prasangka negatif antar negara dengan mempererat kerjasama antara negara melalui hubungan diplomatik dan hubungan konsuler. 

Hal ini berarti perang dapat dicegah dan perdamaian dapat diciptakan apabila antar negara terdapat komunikasi, koordinasi, kerjasama dan sinergi serta interaksi yang konstruktif. 

Dalam konteks inilah, disiplin studi Hubungan Internasional lahir di dunia dan dicetak untuk mempelajari hubungan antar negara dengan tujuan mencegah peperangan dan menciptakan perdamaian dunia.

Bermula dari Inggris (anglo saxon), ilmu Hubungan Internasional berkembang ke wilayah Eropa daratan (eropa continental), kemudian menjalar ke Amerika Serikat (Anglo America). Di wilayah Anglo Amerika inilah, disiplin studi Hubungan Internasional mengalami masa kejayaan dan keemasan.

Setelah itu, berkembang ke wilayah negara-negara Dunia Ketiga, seperti Amerika Latin, Asia, dan Afrika, termasuk ke wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dikutip dari Jurnal Dinamika Global FISIP Unjani.

3 dari 4 halaman

Pada prinsipnya, tujuan studi hubungan internasional adalah untuk mempelajari perilaku para aktor seperti misalnya negara, maupun yang bukan termasuk kategori sebuah Negara (organisasi internasional) di dalam arena transaksi internasional. Perilaku itu bisa berwujud perang, konflik, kerjasama dalam organisasi internasional, mengutip Mochtar, Mas'oed. dalam buku  Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.

Di samping itu, disiplin ilmu hubungan internasional juga dapat dijadikan sebagai pengembangan pendidikan bagi para pemimpin, dalam kaitannya dengan pemahaman hubungan internasional khususnya bagi orang yang berkecimpung dalam tingkat kepemimpinan dunia.

Yang dituntut di sini adalah pendidikan dalam bidang-bidang seperti sejarah, filsafat hubungan internasional, sebagai suatu bidang studi akan lebih menekankan kepada aspek yang secara khusus terutama politik internasional, organisasi internasional, dan ekonomi internasional.

4 dari 4 halaman

Sebagai suatu disiplin ilmu, studi hubungan internasional sudah mulai dikembangkan dalam bentuk buku-buku teks dan dalam kurikulumkurikulum akademis perguruan tinggi. Namun, sebagai titik awal perkembangan sebagai suatu disiplin ilmu daat ditelusuri sejak Perang Dunia 1 yakni pada saat adanya upaya-upaya untuk mengorganisasikan dunia ke dalam satu wadah yang berskala internasional yakni dengan didirikannya Liga Bangsa-Bangsa (LBB).

Dengan didirikannya Liga Bangsa-bangsa (LBB) sebagai organisasi internasional, hal ini sekaligus membuka babak baru tentang kajian bidang hukum internasional, politik internasional, ekonomi internasional, dan organisasi internasional. Sejak era Perang Dunia 1 ini juga, terbitlah sejumlah buku-buku ajar yang mencoba mengakomodasikan pokok-pokok bahasan yang berkenaan dengan disiplin hubungan internasional.

(mdk/edl)

Bagaimana pendapatmu mengenai hubungan internasional yang dilakukan indonesia saat ini?
Ratih Herningtyas, S.IP,MA, Al-Busyra Basnur​​, dan Drs. Dafri Agussalim,MA​

Saat ini Indonesia telah menjadi negara denagan posisi yang sangat strategis di ASEAN dengan menjalin hubungan baik dengan berbagai negara di dunia. Selan itu, tingkat perekonomian Indonesia yang menjadi terbesar di ASEAN membuat Indonesia menjadi negara terpandang di kawasan regional. Oleh sebab itu Indonesia dituntut selalu mampu menjaga hubungan diplomatiknya dengan negara-negara di dunia.

Hal tersebut disampaikan Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri RI, Al-Busyra Basnur, ketika memaparkan materinya di depan mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), saat menjadi pembicara pada seminar nasional bertajuk “Pandangan Dunia Internasional Terhadap Kebijakan Luar Negeri Indonesia” yang diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa HI (KOMAHI) UMY di Kampus Terpadu UMY, Kamis (25/9).

Busyra mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memang telah mempunyai pengaruh besar ditingkat regional khususnya di kalangan negara-negara ASEAN. Citra positif Indonesia itu ke depannya harus dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Ia meyakini keberhasailan pemerintahan Presiden Yudhoyono pada bidang kerjasama ekonomi dengan negara lain akan terus ditingkatkan oleh pemerintahan selanjutnya.

“Saat ini Indonesia sudah berada di posisi strategis di tingkat ASEAN, maka jika posisi pemerintahan selanjutnya mampu mempertahankan hubungan harmonis negara kita dengan negara-negara lain, baik secara diplomatik maupun secara kerjasama ekonomi, karena tidak dapat dipungkiri bahwa figur seorang pemimpin itu sangat menentukan pengaruh kita di dunia internasional” ujarnya.

Hubungan baik antar Indonesia dengan negara lainnya harus tetap dijaga, karena menurutnya fenomena globalisasi saat ini menutut setiap negara untuk melakukan kerjasama. Sebab, suatu persoalan yang dialami suatu negara tidak dapat diselesaikan tanpa adanya kerjasama dengan negara sahabat.

Di sisi lain, pengajar Prodi Hubungan Internasional UMY, Ratih Herningtyas, S.IP,MA mengatakan kebijakan luar negeri dan posisi strategis Indonesia dimata dunia akan sangat dipengaruhi oleh partai politik dalam negeri. Kendati partai politik di Indonesia kerap menuai kecaman namun Sistem kepartaian yang ada tetaplah penting karena parta politik melahirkan pemimpin, serta menjadi penyambung lidah Warga Negara Indonesia.

Dalam sistem tersebut dibutuhkankan sosok pemimpin yang mampu mengedepankan kepentingan rakyat. Ratih mengapreasiasi kebijakan luar negeri pemerintahan SBY yang akan segera berakhir.

“Suka atau tidak sistem kepartaian itu yang menjadi penting untuk menentukan pemimpin, tapi diharapkan juga bahwa dengan partai akan melahirkan figur pemimpin yang mengedepankan kepentingan rakyat, kita lihat bagaimana partai mengantarkan SBY menjadi presiden, dan kini Jokowi, yang nanti juga sudah pasti peranan penting pengaruh serta posisi Indonesia di internasional” jelasnya.

Sementara itu akademisi UGM, Drs. Dafri Agussalim,MA menjelaskan timbulnya permasalahan antar negera yang mempunyai hubungan yang cukup baik, kerap terjadi lantaran kegagalan komunikasi yang baik antar negara. Ia mencontohkan permasalahan antara Indonesia dan Australia, terjadi karena adanya kasus penyadapan juga karena adanya kegagalan komunikasi antara kedua negara dan masyarakatnya. Hal itu harus dipahami secara bijaksana oleh masyarkaat dan pemerintahan kedua negara.

“Selain pengaruh antar negara, yang menjadi permasalahan bisa seperti halnya, kegagalan komunikasi antara kedua negara dan masyarakatnya, misalnya seperti pada permasalahan hubungan antara Indonesia dan Australia, Australia berpikir seharunya Indonesia bersikap dan bertindak seperti Australia, dan sebaliknya Indonesia berharap Australia bertindak seperti Indonesia. inilah permasalah yang bisa saja muncul dikarenakan tidak adanya rasa saling menghargai dan menjadi antara negara-negara yang sudah terjalin kerjasama yang cukup baik” jelas dosen HI UGM itu. (Shidqi)​