Bagaimana kaitan ketimpangan pendapatan dengan rasio gini?

Indeks Gini (gini ratio) yang merupakan salah satu alat yang mengukur  tingkat kesenjangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk suatu wilayah menunjukkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki nilai indeks tertinggi se-Indonesia. Oleh karena itu analisis kesenjangan pendapatan antar penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi menarik untuk dilaksanakan. Pada analisis ini pendapatan masyarakat didekati dengan nilai pengeluaran konsumsi penduduk.

Analisis Ketimpangan Pengeluaran Masyarakat (Indeks Gini) di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014-2016 disusun hasil kerjasama Balai Statistik Daerah Bappeda  Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Badan  Pusat   Statistik  Provinsi  Daerah Istimewa Yogyakarta  berisi  analisis kesenjangan  pengeluaran masyarakat  di  Daerah Istimewa Yogyakarta  pada  tahun  2014 -2016.  Hal ini sebagai upaya mendapatkan gambaran distribusi pendapatan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk merumuskan kebijakan pembangunan untuk menurunkan kesenjangan pendapatan di Daerah Istimewa Yogyakarta.


Bisnis.com, JAKARTA - Rasio Gini atau koefisien adalah alat mengukur derajat ketidakmerataan distribusi penduduk. Ini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.

Garis diagonal mewakili pemerataan sempurna. Koefisien Gini didefinisikan sebagai  A/(A+B), dimana A dan B seperti yang ditunjukkan pada grafik. Jika A=0 koefisien Gini bernilai 0 yang berarti pemerataan sempurna, sedangkan jika B=0 koefisien Gini akan bernilai 1 yang berarti ketimpangan sempurna.

Manfaat, gigunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh.

Rumus

GR : Koefisien Gini
fpi : frekuensi penduduk dalam kelas pengeluaran kei
Fci : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran kei
Fci1 : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke (i1)

Interpretasi
Koefisien Gini berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila koefisien Gini bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan apabila bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna.

Sumber Data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Editor : Martin Sihombing

Jika mempelajari ilmu ekonomi lebih mendalam, Anda akan menemukan tentang Koefisien Gini atau Indeks/Rasio Gini. Koefisien Gini adalah suatu metode penghitungan terkait distribusi pendapatan atau, bila perlu, kekayaan seluruh populasi sebuah negara. Cara ini pertama kali dicetuskan oleh Corrado Gini, seorang pakar ilmu statistik asal Italia pada tahun 1912 lalu. Koefisien Gini biasanya digunakan untuk mengukur ketidakmerataan perekonomian negara. 

Metode Penghitungan Koefisien Gini dan Contohnya

Jadi, bagaimana cara penghitungan Koefisien Gini? Indeks ini biasanya berkisar dari angka 0 atau 0% hingga angka 1 atau 100%. Nilai 0 (nol) merepresentasikan sebuah persamaan sempurna sementara nilai 1 (satu) mewakili suatu pertidaksamaan yang sempurna. Di atas nilai satu secara teoretis mewakili penghasilan atau kekayaan yang negatif. 

Semakin tinggi Indeks Gini, semakin besar pula ketimpangan yang ditunjukkan. Ini artinya, penduduk dengan income tinggi akan menerima angka persentase yang jauh lebih tinggi pula dari total income seluruh penduduk. 

Indeks Gini juga sering kali direpresentasikan dengan kurva Lorenz yang menunjukkan distribusi penghasilan atau harta kekayaan dengan cara memplot persentase jumlah populasi menurut pendapatannya pada bagian sumbu X (horizontal) serta persentase pendapatan kumulatif pada bagian sumbu Y (vertikal). 

Berdasarkan kurva Lorenz tersebut, hasil Koefisien Gini dapat dihitung dengan cara membagi area A dengan luas area berbentuk segitiga, yakni A+B pada kurva. Oleh karena itu, rumus Koefisien Gini adalah GINI = A/(A+B).

Tabel berikut ini menunjukkan contoh dari nilai Koefisien Gini terhadap suatu pendapatan negara:

Nilai Rasio GiniDistribusi Pendapatan… < 0,40Tingkat ketimpangan/ketidakmerataan0,40 – 0,50Tingkat ketidakmerataan sedang… > 0,50Tingkat ketidakmerataan tinggi

Penerapan Koefisien Gini di Dunia

Christoph Lakner dari Bank Dunia berperspektif bahwa Koefisien Gini memiliki fungsi relatif yang tepercaya. Branko Milanovic, seorang pakar ekonomi dari City University of New York pun memprediksikan bahwa Koefisien Gini dari pendapatan global berkisar 0,705 pada tahun 2008 lalu. Itu berarti terjadi penurunan dari 0,722 pada tahun 1988. Hanya saja, angka-angka rasio tersebut dapat berbeda-beda di setiap wilayah dalam suatu negara. 

Sementara itu, dua orang ekonom DELTA, Christian Morrisson dan Francois Bourguignon, memperkirakan bahwa angka Rasio Gini dari pendapatan global adalah 0,657 pada tahun 1980 dan 1992.

Hasil observasi para ahli ekonomi ini menunjukkan adanya kenaikan atas ketidaksetaraan dalam jangka waktu cukup lama sejak tahun 1820 saat Koefisien Gini global bernilai 0,500. Baik Lakner maupun Milanovic menunjukkan adanya penurunan atas ketimpangan pada awal abad ke-21. Ini sama halnya dengan hasil penelitian Bourguignon pada 2015 lalu.

Peningkatan perekonomian di wilayah Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia telah menjadi pemicu dari penurunan ketimpangan penghasilan global akhir-akhir ini. Meskipun demikian, ketimpangan dalam negeri masih terus meningkat. Sebagai informasi tambahan, sebagian negara termiskin dunia menunjukkan angka Koefisien Gini tertinggi yakni sekitar 61,3. Sementara, deretan negara termakmur seperti Denmark menunjukkan angka terendah yaitu 28,8.

Kelemahan Koefisien Gini

Terdapat pro dan kontra terhadap metode Koefisien Gini. Berikut ini beberapa kelemahannya:

  • Teknik sampling untuk penghitungan Koefisien Gini yang bervariasi akan menghasilkan angka-angka yang berbeda pula, tergantung dari validitas sampel. Tidak tertutup kemungkinan bahwa teknik sampling tidak akurat dan berpotensi mendistorsi hasil dari perhitungan.
  • Walaupun Koefisien Gini adalah sebuah metode pengukuran distribusi pendapatan nasional maupun global, tidak ada kejelasan informasi mengenai identitas dari individu yang berpendapatan rendah maupun tinggi dalam sebuah populasi.
  • Dinilai relatif kurang mewakilkan untuk perbandingan distribusi pendapatan antarnegara. Angka Koefisien Gini tidak dapat hanya bergantung pada seberapa besar atau kaya perekonomian suatu negara. Misalnya, negara miskin B dan negara kaya C yang diperbandingkan dapat menunjukkan angka Indeks Gini yang sama jika angka distribusi pendapatan nasional mereka kurang-lebih juga sama.
  • Tidak dapat mengukur kualitas hidup sebuah populasi. Penduduk di desa mungkin saja berpenghasilan lebih rendah dibandingkan penduduk kota. Namun, itu tidak dapat diartikan bahwa penduduk desa lebih miskin daripada penduduk kota. Banyak faktor penentu dalam hal ini, misalnya bahan makanan dari alam yang melimpah dan biaya transportasi yang lebih rendah di desa. Belum lagi, program kesejahteraan dari pemerintah seperti BPJS, beasiswa pendidikan, dana BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan perumahan bersubsidi yang tidak ikut dihitung dalam metode Koefisien Gini. 

Baca juga: Saham Defensif Menjadi Pilihan Para Investor di Tengah Kondisi Ketidakpastian

Kesimpulan

Koefisien Gini adalah suatu metode pengukuran ketimpangan penghasilan secara nasional maupun global. Meskipun telah diterapkan oleh berbagai negara, tidak berarti cara ini benar-benar menunjukkan hasil yang akurat. Banyak faktor-faktor lainnya yang dapat menentukan seberapa kaya atau miskinnya suatu populasi seperti program-program kesejahteraan dari pemerintah bagi rakyatnya. 

Bagi Kamu yang Ingin Membantu Mengurangi Ketimpangan Sosial Secara Nasional Akseleran dapat Mempermudah kamu dengan Memberikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional Melalui Pendanaan UKM!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

Bagaimana kaitan ketimpangan pendapatan dengan rasio gini?

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected]

  • TAGS
  • akseleran
  • Koefisien Gini Adalah
  • Pengertian Koefisien Gini

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

Previous articleIngin Jadi Youtuber? Ini 7 Cara Monetisasi YouTube!

Next articleMengenal Istilah dari Prenuptial Agreement

Niko Ramadhani

http://www.akseleran.co.id

Memiliki pengalaman lebih dari 4 tahun di dunia online financing dan lending sebagai Content Marketer, sehingga dia sudah tidak asing lagi dengan dunia finansial dan investasi. Memiliki passion dalam merangkai kata dan menjadikannya sebuah informasi finansial yang bermanfaat dan mudah dimengerti.

Bagaimana kaitan antara ketimpangan pendapatan dengan rasio Gini?

Nilai Gini Rasio berkisar antara 0 hingga 1. Semakin mendekati satu maka dikatakan tingkat ketimpangan pendapatan penduduk makin melebar, atau mendekati ketimpangan sempurna. Sebaliknya semakin mendekati 0 distribusi pendapatan semakin merata, atau mendekati pemerataan sempurna.

Bagaimana kaitan antara ketimpangan distribusi pendapatan dengan?

Jawaban: Kubungan antara ketimpangan distribusi pendapatan dan masalah kemiskinan adalah: Semakin besar ketimpangan distribusi pendapatan, maka semakin banyak penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini karena pendapatan dan pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati sebagian kecil kalangan saja.

Bagaimana kaitan antara ketimpangan distribusi pendapatan dengan kemiskinan?

Pada hasil pengujian, hubungan kemiskinan terhadap ketimpangan pendapatan adalah positif. Artinya semakin tinggi kemiskinan, maka ketimpangan pendapatan akan semakin tinggi, atau sebaliknya. Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya ketimpangan pendapatan.

Apakah benar semakin besar nilai Indeks Gini menunjukkan semakin timpang distribusi pendapatan?

Semakin tinggi nilai Rasio Gini semakin timpang distribusi pendapatan suatu negara. Sebaliknya semakin rendah nilai Rasio Gini berarti semakin merata distribusi pendapatannya.