Bagaimana jika niat puasa setelah Subuh?

AYOJAKARTA.COM -- Ibadah mesti diawali dengan niat. Dalam Islam, niat menempati posisi penting sebagaimana hukum membaca niat saat shalat. 

Hadits Rasulullah SAW menyebutkan bahwa sesungguhnya nilai segala amal itu tergantung pada niat yang bersangkutan. Teristimewa ibadah baik wajib maupun sunah. 

Dari hadist itu yang menjadikan dasar hukum Islam, ulama memasukkan niat di awal rangkaian ibadah sebagai rukun dari ibadah itu sendiri. Tetapi khusus untuk ibadah puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa nadzar, dan puasa qadha, niat harus dikerjakan di malam hari.

Karenanya menyadur dari Dalamislam.com, keabsahan puasa Ramadan dan jenis pahala yang tidak disadari kita bergantung niat di malam hari. Setidaknya hal ini menurut madzhab Syafi’i. Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya berkata: 

ويشترط لفرض الصوم من رمضانأو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لميبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.

Artinya, “Disyaratkan memasang niat di malam hari sesuai sumber syariat islam bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, Darul Fikr, Beirut, 2007 M/1428 H, Juz II).

Lalu bagaimana dengan orang yang lupa niat puasa Ramadhan di malam hari? Apakah sah puasanya bila ia memasang niat setelah masuk waktu Shalat Shubuh (waktu fajar) -misal sudah jam 8 pagi-?

KhazanahImani.com - Para ulama umumnya mensyaratkan niat adalah di malam hari, dan maksimal sebelum fajar (subuh). Hal itu berdasarkan beberapa riwayat berikut.

Dari Hafshah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

من لم يبيت الصيام من الليل فلا صيام له

Barang siapa yang malam hari belum berniat puasa, maka tidak ada puasa baginya. (HR. An Nasa’i No. 2334, Al Baihaqi No. 8163)

Baca Juga: Anjuran Bersegera Untuk Bersedekah Menurut Al Quran Dan Hadits

Al Hafizh Ibnu hajar berkata: “Hadits ini dishahihkan para imam, seperti Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al Hakim, dan Ibnu Hazm. (Fathul Bari, 4/142)

Juga Dari Hafshah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

Barang siapa yang belum berniat puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya. (HR. At Tirmidzi No. 730, Abu Daud No. 2456, Ad Daruquthni, 2/172, Ad Darimi No. 1698, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 2654, Ibnu Khuzaimah No. 1933)

Bisnis.com, SOLO - Membaca doa niat puasa Ramadan menjadi hal yang penting dilakukan oleh umat muslim sebelum berpuasa.

Ternyata, memperhatikan niat puasa harus diperhatikan karena segala amalan dilakukan tergantung niatnya.

Niat juga menentukan kualitas suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan niat, perbuatan seseorang akan dinilai sebagai ibadah atau hanya kebiasaan belaka.

Melansir dari NU Online, niat dalam ibadah puasa menjadi hal yang penting. Akibat kelalaian dalam hal niat juga akan mengakibatkan banyak “kerugian” bagi pelakunya.

“Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari maka tak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Untuk puasa wajib, termasuk puasa bulan Ramadhan, niat yang demikian itu harus dilakukan setiap malam karena puasa dalam tiap-tiap harinya adalah satu ibadah tersendiri (Nawawi al-Bantani, Kaasyifatus Sajaa [Jakarta: Darul Kutub Islamiyah, 2008],hal. 192).

Lantas kapan waktu yang tepat membaca niat puasa Ramadan?

Dalam madzhab Imam Syafi’i, niat puasa wajib harus dilakukan pada malam hari, yakni waktu setelah terbenamnya matahari (maghrib) sampai dengan sebelum terbitnya fajar shadiq (belum masuk waktu shalat subuh).

Dalam berpuasa Ramadan, kita dianjurkan melakukan niat berpuasa di malam hari dan bukan di saat kita memulai puasa dengan masuknya waktu Shubuh. Tidak sah puasa seseorang dengan niat pada saat fajar terbit, apalagi sesudahnya.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al Bujaramy ala Al Khatib sebagai berikut:

Bagaimana jika niat puasa setelah Subuh?
 

Artinya: “Disyaratkan dalam melaksanakan puasa fardhu Ramadhan atau lainnya seperti puasa qadha atau puasa nadzar untuk tabyit, yakni melakukan niat pada malam hari sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW: ‘Barang siapa tidak berniat puasa sebelum fajar (malam hari) maka dianggap tidak berpuasa.’ Oleh karena itu, niat berpuasa harus dilakukan setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits tersebut.” (lihat Syekh Sulaiman bin Muhammad bin ‘Umar al-Bujairimi al-Syafi’i, Hasyiyah Al Bujaromy ala Al Khotib, Juz 6, hal. 424).

Doa Niat Berpuasa Ramadan

Bagaimana jika niat puasa setelah Subuh?

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta‘ala

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Apakah boleh niat puasa ganti setelah subuh?

Utamanya, bagi puasa qadha Ramadan yang bersifat wajib, para ulama berijma' bahwa bacaan niat yang dibaca setelah terbit fajar menjadi amalan yang tidak sah. Sebaliknya, niat puasa yang bersifat sunnah masih dianggap sah bila dibaca setelah terbit fajar.

Bagaimana jika niat puasa sunnah setelah subuh?

Jawab para ulama Lajnah, “Jika puasanya adalah puasa sunnah, maka sah-sah saja berniat di siang hari. Sedangkan untuk puasa wajib tidaklah sah. Niat untuk puasa wajib haruslah dilakukan sebelum terbit fajar shubuh (di malam hari).

Bolehkah berniat puasa sunnah setelah terbit matahari?

Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Sahih Muslim: hadits ini adalah dalil bagi mayoritas ulama bahwa boleh niat puasa sunnah di siang hari selama belum waktu zawal (matahari bergeser ke barat). Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ.

Jika lupa membaca niat puasa qadha apakah sah?

Sehingga puasa yang dilakukan oleh orang yang lupa niat puasa di malam harinya dianggap tidak sah, dan ia harus mengqadha puasa tersebut di luar bulan Ramadan. Meskipun puasanya tidak sah, bukan berarti ia boleh makan dan minum sepuasnya atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa selama satu hari itu.