Bagaimana cara menghitung besarnya disposable income?

Istilah disposable income bisa Anda temui dalam pembahasan materi pendapatan nasional, yang mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan. Di mana pendapatan nasional adalah suatu indikator yang mengukur kualitas sumber daya penghasilan terhadap rumah tangga negara.

Maka dari itu istilah disposable income juga perlu dipahami bahkan oleh siapa saja, karena berguna dalam mengatur keuangan pribadi atau bisnis Anda dengan baik. Biasanya arti disposable income adalah pengeluaran sekali pakai atau sisa uang yang Anda miliki setelah Anda membayar pajak.

Oleh karena itu sisa uang yang disebut sebagai disposable income bisa Anda gunakan untuk membeli barang dan jasa hingga ditabung atau disalurkan ke dalam investasi. Biasanya rumus disposable income yaitu personal income yang dikurangi dengan pajak langsungnya.

Disposable income adalah alat indikator utama sebagai daya beli dan konsumsi rumah tangga pada masyarakat yang dapat mempengaruhi bisnis serta negara.

Di negara Indonesia sendiri rata-rata memiliki disposable income yang meningkat di setiap tahunnya, sehingga disposable income ini cenderung mempengaruhi pola konsumsi atau daya beli konsumen rumah tangga.

Oleh karena itu peningkatan ini dapat mempengaruhi bisnis dalam produksi serta tenaga kerja perusahaan. Sehingga hasilnya perekonomian dapat tumbuh, dan tingkat pengangguran menurun, serta pendapatan rumah tangga menjadi lebih baik.

Memahami Apa Itu Disposable Income?

Secara umum disposable income adalah suatu hasil pengurangan antara personal income atau pendapatan pribadi dengan pajak langsung. Namun istilah pajak langsung bisa diketahui adalah pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan, dan sebagainya.

Biasanya disposable income adalah sebuah hasil jumlah pendapatan yang digunakan untuk ditabung serta membiayai keperluan sehari-hari. Oleh karena itu disposable ini dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi serta dapat mempengaruhi pendapatan nasional.

Dalam pembahasan pendapatan nasional juga akan menemui istilah disposable income, di mana pendapatan nasional adalah sebuah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga dalam suatu negara.

Aspek disposable income merupakan yang sangat penting dalam mengatur keuangan pribadi serta keluarga, hal ini bertujuan untuk mendapatkan pendapatan bersih yang diterima setiap orang.

Sehingga cara ini digunakan untuk mengukur apakah penghasilannya ditabung seluruhnya, membiayai keperluan sehari-hari, atau menginvestasikan sepenuhnya.

Bagaimana Cara Menghitung Disposable Income?

Dalam membahas bagaimana cara menghitung disposable income, maka sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu bagaimana menghitung rumus disposable income dalam satu tahun.

Rumus Disposable Income:

Pendapatan Tahunan Kotor – (Pajak Langsung + Pengurangan Lainnya)

Penjelasan Indikator Cara Menghitung Disposable Income :

a. Disposable income adalah sisa pendapatan setelah mengurangi pajak langsungnya serta tanggungan lainnya.               

b. Pendapatan tahunan kotor (personal income) adalah seluruh pendapatan yang diterima dalam satu tahun.

c. Pajak langsung dan pengurangan lainnya adalah suatu pajak yang akan dibayarkan setiap tahunnya seperti pajak bumi dan bangunan maupun pajak kendaraan bermotor.

Baca Juga : Financial Leverage: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Contohnya

Tujuan Disposable income Dalam Mengukur Keuangan

Pada ilmu ekonomi, disposable income memang sudah banyak dipakai karena dapat mengukur kesehatan keuangan seseorang ataupun perusahaan. Cara pengukuran ini dilihat dari semakin tinggi jumlah disposable income, maka semakin baik serta sehat kondisi keuangan seseorang tersebut.

Sehingga dengan adanya disposable income seseorang dengan jumlah besar, maka seseorang tersebut memiliki daya beli yang lebih besar juga. Peluang dalam menabung dan investasi juga akan lebih besar serta kehidupannya lebih terjamin.

Mengukur besarnya disposable income juga bisa dilihat dari, apakah seseorang tersebut di dalam rumah tangga lebih banyak menabung atau berhutang. Karena tujuannya disposable income memiliki banyak fungsi, salah satunya untuk mengukur tingkatan tabungan personal seseorang.

Apa Perbedaan Disposable Income dan Discretionary Income?

Ketika Anda menerima penghasilan dan membayar pajak serta pengeluaran lainnya, maka uang yang tersisa merupakan disposable income. Seperti contoh disposable income yaitu kebutuhan belanja makanan, biaya transportasi, asuransi, pendidikan, cicilan dan sebagainya.

Namun uang sisa tersebut ada juga yang tidak bisa dikatakan sebagai disposable income, di mana uang sisa ini memiliki resiko keuangan yang menjadi kebutuhan dasar yang harus dibayar.

Selain itu uang sisa tersebut akan disisihkan di mana yang disebut sebagai discretionary income yaitu sisa uang yang akan digunakan untuk bersenang-senang tanpa terbebani pengeluaran karena sudah terpenuhi.

Penggunaan ini bisa dipakai untuk makan di luar, liburan, berinvestasi, menabung, dan kebutuhan lain yang sifatnya pribadi.

Tips Dalam Mengelola Disposable Income Dengan Baik

Dengan mengelola keuangan Anda saat memiliki penghasilan yang besar. Sebaiknya diperlukan perhitungan yang cermat untuk mengelola disposable income ini, yaitu dengan tips berikut ini :

1. Buatlah Prioritas Dalam Pengeluaran

Dengan memastikan kebutuhan pokok sudah terdaftar seperti contoh disposable income yaitu belanja makanan, tagihan, cicilan, dan pembayaran asuransi. Selanjutnya tuliskan hal yang Anda inginkan dan memiliki sisa uang yang biasanya disebut discretionary income.

Walaupun discretionary income merupakan uang untuk bersenang, namun Anda juga dapat mengelola sisa uang dengan berinvestasi, menabung, liburan, dan kegiatan hal baik lainnya.

2. Mengelola Budget Disposable Income

Dengan memiliki budget management dari disposable income ini, juga harus disesuaikan dengan standar gaya hidup masing-masing. Maka dari itu sebaiknya Anda harus realistis dengan gaya diri sendiri, cara ini akan menentukan bagaimana Anda dapat mengelola disposable income.

Sebagai contoh disposable income untuk pengeluaran bulanan biasanya selalu ada yaitu tagihan listrik dan air, dan belanja makanan. Hal ini tentu tidak sama antara satu orang dengan yang lain. Namun ketika Anda lebih menghabiskannya, maka Anda tidak akan memiliki tabungan ataupun sekedar ingin liburan.

Oleh karena itu dalam mengelola penghasilan Anda, serta mengatur pengeluaran pada bisnis Anda. Sebaiknya pakailah disposable income tersebut dengan tujuan yang tepat dan sangat urgent.

Bijaksanalah dalam mengatur keuangan agar Anda dapat menghasilkan kesenangan di masa mendatang, dan tabungan yang jumlahnya besar dalam perusahaan. Dengan cara memanfaatkan fitur-fitur yang ditawarkan seperti software Harmony.

Harmony adalah software akuntansi online yang bisa membantu Anda dalam mengelola keuangan usaha seperti penghasilan ddengan cepat dan tanpa repot. Harmony praktis dan mudah digunakan serta memiliki 20 lebih laporan keuangan real time yang akan mempermudah Anda dalam menjalankan usaha.

Dengan demikian, Anda tidak perlu lagi bingung dalam menyusun laporan secara manual, termasuk laporan lainnya. Harmony menyediakan 20 lebih laporan keuangan secara realtime. Segera daftarkan akun Anda dan buktikan manfaat fitur software Harmony secara GRATIS 30 Hari disini.

Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang akuntansi, keuangan, pajak, bisnis dan marketing di media sosial Harmony. Follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony.

Bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi.

Sebagian besar konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh disposable income. Disposable income adalah pendapatan setelah dikurangi pajak yang merupakan pendapatan siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa yang selebihnya akan menjadi tabungan. 

Berbicara mengenai disposable income, hal ini tidak dapat dipisahkan dari pembahasan tentang pendapatan nasional. Untuk mengetahui lebih jauh tentang jenis pendapatan disposable ini, berikut ulasan pengertian disposable income dan cara menghitungnya. Tak lupa, kami berikan juga contoh menghitungnya.

Bagaimana cara menghitung besarnya disposable income?


Pengertian Disposable Income

Disposable income adalah suatu hasil perhitungan pendapatan yang didapatkan dari pengurangan income tersebut dengan pajak langsung. Apa yang dimaksud pajak langsung? Contohnya ialah PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), pajak kendaraan, dan lain sebagainya. 

Untuk mendapatkan disposable income juga bisa diambil dari hasil jumlah pendapatan yang digunakan untuk nantinya ditabung. Tidak hanya itu, jenis income ini juga bisa mempengaruhi pendapatan nasional secara signifikan. 

Maka tak heran jika berbicara mengenai pendapatan nasional, Anda juga akan bertemu dengan istilah disposable income. Jumlah pendapatan yang didapatkan diambil dari seluruh sektor yang ada di suatu negara. 

Aspek lain yang juga perlu diperhitungkan dalam disposable income adalah cara mengitungnya. Tidak hanya secara nasional, bahkan seseorang bisa mengandalkan perhitungan ini untuk mengatur keuangan pribadi. 

Perhitungan ini dilakukan agar bisa mendapatkan pendapatan bersih oleh setiap orang di negara bersangkutan. 

Cara Menghitung Disposable Income

Setelah memahami pengertian disposable income, kini saatnya memahami metode yang digunakan untuk menghitungnya. Perlu diketahui bahwa perhitugan ini setidaknya dilakukan untuk periode satu tahun. 

Adapun rumus disposable income adalah sebagai berikut. 

Pendapatan Tahunan Kotor – (Pajak Langsung)

Catatan:

  • Disposable income melalui rumus di atas merupakan sisa pendapatan yang sudah dikurangi pajak langsung. Tidak hanya itu, terkadang pengurangan pajak masih dilakukan jika ada tanggungan lainnya. 
  • Pendapatan tahunan kotor yang dimaksud adalah total pendapatan yang diterima berdasarkan jangka waktu satu tahun. 
  • Pajak langsung berarti pajak yang harus dibayar wajib pajak setiap tahun dan tidak bisa dialihkan.

Nah, untuk menggunakan rumus disposable income di atas, diperlukan rumus lain yang berkaitan. Terutama jika ingin mencari pendapatan tahunan kotor. Oleh karena itu, perhatikan variabel-variabel lainnya yang perlu dipahami sebagai berikut.

1. Gross Domestic Product (GDP)

GDP atau Produk Domestik Bruto merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dari beberapa unit produksi. Terutama yang dihitung berdasarkan beberapa wilayah di suatu negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). 

Pendapatan ini juga sudah termasuk yang dihasilkan perusahaan asing, asalkan masih dalam lingkup negara tersebut. Berikut rumus yang bisa digunakan untuk menghitung GDP:

GDP=Pendapatan WNI (di dalam negeri) + Pendapatan WNA (di dalam negeri)

2. Gross National Product (GNP)

GNP atau dikenal pula sebagai Produk Nasional Bruto adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi penduduk selama satu tahun. Termasuk nilai yang dihasilkan warga negaranya yang ada di luar negeri. Berikut rumus yang bisa digunakan.

  • GNP = Pendapatan WNI (di dalam negeri) + Pendapatan WNI (di luar negeri)
  • GNP = GDP + Pendapatan WNI (di luar negeri) – Pendapatan WNA (di dalam negeri)

3. Net National Product (NNP)

NNP atau Produk Nasional Netto merupakan nilai dari GNP yang sudah dikurangi dengan penyusutan modal ketika memproduksi barang. Jadi, pada dasarnya NNP dihitung hanya dari laba yang diperoleh.  Berikut rumus NNP yang bisa digunakan.

NNP = GNP – Penyusutan Modal

4. Net National Income (NNI)

NNI atau Pendapatan Nasional Netto adalah perhitungan pendapatan yang dilihat dari jumlah balas jasa yang diterima masyarakat sebagai salah satu pemilih faktor produksi. Adapun penulisan rumus NNI ini adalah sebagai berikut.

NNI = NNP – Pajak Tak Langsung + Subsidi

5. Personal Income

Perlu diketahui PI atau Pendapatan Perseorangan ini ternyata merupakan bagian dari pendapatan nasional di suatu negara lho. Perhitungannya dilakukan untuk tiap jumlah pendapatan yang diterima individu. 

Namun, setelah itu perlu dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran jaminan sosial, iuran asuransi, dan pembayaran pindahan. Berikut rumusnya.

PI = NNI + Transfer Payment – (laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan sosial + pajak perseroan)

Contoh Perhitungan Disposable Income


Simak data keuangan di negara Y berikut ini. Lalu, hitung DI (Disposable Incomenya)!

  • GDP = Rp1.500 Miliar
  • Pendapatan WNA di Dalam Negeri = Rp350 Miliar
  • Penyusutan Modal = Rp215 Miliar
  • Pajak Tidak langsung = Rp175 Miliar
  • Jaminan Sosial = Rp50 Miliar
  • Transfer Payment = Rp65 Miliar
  • Pajak Langsung = Rp85 Miliar
  • Laba Ditahan = Rp80 Miliar
  • Pajak Perseroan = Rp35 Milair

Jawab:

Berikut ini langkah-langkah dalam perhitungan disposable income adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Mencari GNP (Gross National Product)

GNP = GDP + produk WNI di Luar Negeri - produk WNA di Dalam Negeri

         = Rp1.500 Miliar - RpRp350 Miliar

         = Rp1.150 Miliar

Langkah 2: mencari NNP (Net National Product)

NNP = GNP – Penyusutan Modal

         = Rp1.150 Miliar - Rp215 Miliar

         = Rp935 Miliar

Langkah 3: mencari NNI (Net National Income)

NNI = NNP - Pajak tidak langsung

        = Rp935 Miliar - Rp175 Miliar

        = Rp760 Miliar

Langkah 4: mencari PI (Personal Income)

PI = (NNI + Transfer Payment) - (Laba Ditahan + Pajak Perseroan + Jaminan sosial)

    = (Rp760 Miliar + Rp65 Miliar) - (Rp80 Miliar + Rp35 Miliar + Rp50 Miliar)

    = Rp825 Miliar - Rp165 Miliar

    = Rp660 Miliar

Langkah 5 mencari DI (Disposable Income)

DI     = PI - Pajak Langsung

         = Rp660 Miliar - Rp85 Miliar

         = Rp575 Miliar

Jadi, sesuai data di atas maka negara Y memiliki disposable income adalah sebesar Rp575 miliar.

Ulasan mengenai pengertian disposable income dan cara menghitungnya di atas semoga dapat dipahami dengan baik. Walau bagaimana pun juga DI (Disposable Income) menjadi bagian penting dari materi pendapatan nasional yang perlu dipahami.