Apakah penjualan di Shopee kena pajak?

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menerapkan larangan operasi truk-truk dengan muatan berlebihan (Over Dimension Overload/ODOL) di seluruh wilayah di Indonesia mulai tahun depan.

Hal ini juga berlaku untuk armada truk pengangkut air minum dalam kemasan (AMDK), yang menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan hingga kecelakaan yang menelan korban jiwa.

“Masalah keselamatan di jalan menjadi tanggung jawab kita, utamanya masalah ODOL ini, kita harus fokus,” kata Kasubdit Pengendalian Operasional, Ditjen Lalu Lintas Jalan, Kemenhub Deny Kusdyana di Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Kemenhub Pastikan Tak Tunda Kebijakan Zero ODOL pada 2023

Deny mengatakan, pihaknya juga akan menggandeng kementerian lain untuk melaksanakan kebijakan pelarangan beroperasinya truk muatan berlebihan ini.

Kemenhub akan melibatkan antara lain pihak Kepolisian RI, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.

“Kita akan laksanakan bersama-sama,” katanya.

Baca juga: Pengusaha: Penerapan Zero ODOL Bisa Picu Kenaikan Inflasi

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, dampak negatif praktik truk-truk dengan muatan berlebihan di jalan raya, utamanya kecelakaan jalan raya, kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, hingga peningkatan intensitas pencemaran udara.

“Kami meminta Menteri Perhubungan untuk melakukan penertiban pelanggaran pelaksanaan Zero ODOL mulai 1 Januari 2023, mengingat dampak negatif yang diakibatkan oleh praktik ODOL ini,” kata Ahmad.

Ahmad menyoroti truk-truk pembawa air minum dalam kemasan (AMDK) yang kapasasitas muatnya kerap berlebihan di jalan dan mengakibatkan kecelakaan. Kecelakaan yang melibatkan truk dengan muatan AMDK berlebihan ini disebutnya sempat terjadi di Subang yang menelan dua korban jiwa.

“Pelanggaran ODOL berdampak pada sulit dikendalikannya kendaraan, sehingga menimbulkan kecelakaan fatal yang dapat menciderai dan bahkan menghilangkan nyawa orang lain,” tambahnya.

Baca juga: Pengamat: Pungli di Sejumlah Lokasi Uji Kendaraan Bermotor Sulitkan Penerapan Zero ODOL 2023

Sebelumnya, dalam Rapat Kerja Bidang Perhubungan Darat pada akhir November 2022 lalu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno menegaskan pemerintah tidak akan menunda lagi kebijakan Zero ODOL pada 2023.

Menurut Hendro, pemerintah menyadari bahwa truk dengan muatan berlebihan memang terbukti menjadi pembuat masalah keselamatan di jalan raya. Data menunjukkan sebanyak 17 persen kecelakaan yang terjadi di jalan adalah dampak dari ODOL.

"Target Zero ODOL 2023 tetap berjalan, tidak ada kebijakan perpanjangan Zero ODOL," kata Hendro dilansir dari Antara.

KOMPAS.com - Investasi terbaik saat resesi mungkin bukan seperti yang diharapkan para investor. Banyak investor membuat kesalahan menjadi lebih konservatif dengan meningkatkan eksposur ke aset yang mungkin menawarkan dana pengembalian yang lebih tinggi.

Alasannya sederhana: setelah saham jatuh, investor membayar harga lebih rendah untuk pertumbuhan bisnis tersebut di masa depan.

Sederhananya yaitu "beli rendah, jual tinggi" klasik yang diketahui semua orang, tetapi relatif sedikit yang dapat mempraktikkannya karena rasa takut begitu sering menghalangi kita selama penurunan pasar.

Joice Tauris Santi dan Djumyati Partawidjaja membahas tentang investasi apa yang bisa dilakukan untuk antisipasi resesi di tahun 2023 dalam siniar CUAN episode “Ngerumpi CUAN: Peluang Investasi bisa Dimanfaatkan buat Antisipasi Resesi 2023” yang dapat diakses melalui dik.si/CUANPeluangInvest.

Apakah Saat Resesi Bisa Berinvestasi?

Selama resesi, nilai saham sering menurun. Secara teori, itu akan menjadi berita buruk untuk portofolio perekonomian yang ada.

Baca juga: Mana Lebih Baik: Manajemen Waktu atau Energi?

Terlebih lagi, nilai saham yang lebih rendah menawarkan peluang yang solid untuk berinvestasi dengan harga murah (secara relatif). Dengan demikian, berinvestasi selama resesi bisa menjadi ide yang bagus tetapi dengan beberapa catatan, sebagai berikut:

  • Memiliki banyak tabungan darurat. Kamu harus selalu memiliki cukup uang di bank untuk menutupi biaya hidup tiga sampai enam bulan, dengan kisaran akhir yang lebih ideal. Dan ika kamu memiliki uang lebih, kamu bebas untuk menginvestasikannya. Jika tidak, pastikan untuk membangun dana darurat yang solid terlebih dahulu.
  • Kamu tidak berencana untuk mengutak-atik portofolio setidaknya selama tujuh tahun. Cara terbaik untuk menghindari kerugian dalam resesi adalah dengan mengambil pendekatan investasi jangka panjang.
  • Kamu tidak akan secara obsesif memeriksa portofolio investasi. Ketika ekonomi dalam kondisi buruk dan ada banyak pergerakan pasar saham, kamu mungkin lebih cenderung masuk ke akun pialang setiap hari dan melihat bagaimana kinerja portofolio.

Tapi, jika akan berinvestasi selama resesi, kamu tidak bisa melakukannya. Semakin sering memeriksa investasi, semakin besar kemungkinan kamu merasa panik. Dan, saat panik, kamu berisiko membuat keputusan yang terburu-buru, seperti melepas saham.