Hal ini disampaikan Eka berdasarkan adanya beberapa kasus pada anak di Jakarta yang dinyatakan sembuh dari gangguan ginjal akut misterius tidak memerlukan terapi cuci darah untuk membantu proses pembersihan darah.
"Iya, ada yang tidak memerlukan cuci darah lagi, fungsi ginjalnya pulih sempurna. Jadi ini memang berbeda dengan orang-orang yang cuci darah karena usia ya, karena tua," ujarnya.
Eka menjelaskan bahwa penyakit gangguan ginjal akut misterius ini berbeda dengan penyakit ginjal kronik stadium 5 yang memerlukan cuci darah seumur hidup. Meskipun ada pasien anak yang mengalami penyakit ginjal kronik, namun hal itu tidak bisa disamakan dengan gangguan ginjal akut.
"Memang ada juga anak-anak yang kondisinya mengalami penyakit ginjal kronik stadium 5, tapi ini berbeda karena ini akut. Akut itu kan artinya terjadinya mendadak dan umumnya pendek", kata Eka. Ia pun mengatakan harapan untuk kesembuhannya sangat tinggi.
Orangtua Diminta Waspada
Meski demikian, Eka mengimbau agar orang tua waspada pada gangguan ginjal akut misterius ini karena tetap akan berisiko terkena infeksi berat ketika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi.
Hingga saat ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan data kasus gangguan ginjal akut misterius mengalami kenaikan hingga total 192 kasus di 20 provinsi.
Kasus terbanyak tercatat berada di DKI Jakarta 50 kasus, Jawa Barat 24 kasus, Jawa Timur 24 kasus, Sumatra Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. IDAI bersama Kementerian Kesehatan masih meneliti penyebab dari penyakit ini.
Jakarta, CNN Indonesia --
Angka kesembuhan gagal ginjal akut cukup menjanjikan. Per Minggu (6/11), dari 324 pasien ada sebanyak 102 di antaranya yang dilaporkan sembuh.
Seperti apa kondisi pasien yang sembuh dari gagal ginjal akut?
"Gagal ginjal akut, apalagi karena intoksikasi, begitu racunnya hilang, insya Allah sembuh total," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril dalam konferensi pers daring, Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menjelaskan bahwa kasus gagal ginjal akut berbeda dengan gagal ginjal kronis. Untuk kasus gagal ginjal kronis, ginjal sudah mengalami kerusakan sejak lama sehingga tidak bisa pulih 100 persen.
Pilihan Redaksi
- Bukan Cuma Obat Sirup, Ada Hal Lain yang Sebabkan Gagal Ginjal Akut
- INFOGRAFIS: Cara Hitung Volume Air Seni Normal pada Anak
- 7 Obat dengan Kandungan Etilen Glikol Melebihi Ambang Batas
Kasus gagal ginjal akut di Indonesia sendiri ditengarai mulai mereda. Pada hari ini, tak ada tambahan kasus baru atau kematian yang dilaporkan.
"Kasus baru GGAPA (gangguan ginjal akut progresif atipikal) mengalami penurunan sejak saat dikeluarkannya Surat Edaran Kementerian Kesehatan pada 18 Oktober 2022 yang melarang tenaga kesehatan dan apotek untuk menggunakan obat sirop pada anak," katanya.
Saat ini, total kasus gagal ginjal tercatat sebanyak 324 kasus dengan 195 kasus kematian. Sebanyak 102 di antaranya dinyatakan sembuh dan 27 lainnya dalam perawatan di rumah sakit.
Tak cuma itu, sebagian pasien juga harus menjalani cuci darah atau hemodialisa.
"Anak ini kan mempunyai organ tubuh enggak kayak orang dewasa sehingga perlu kekhususan, apalagi masuk stadium 3 memerlukan pemulihan lebih lama," imbuhnya.
Sejauh ini, Kemenkes telah menggunakan obat jenis antidotum Fomepizole injeksi sebagai pengobatan gagal ginjal akut. Obat penawar racun itu didatangkan secara khusus dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang.
'Divonis' Cuci Darah, Apakah Harus Dilakukan Seumur Hidup?
Nurvita Indarini - detikHealth
Kamis, 09 Mar 2017 12:31 WIB
Jakarta - Saat seseorang 'divonis' cuci darah oleh dokter, apakah itu artinya seumur hidup harus menjalani cuci darah? Yuk simak penjelasan dokter.
"Cuci darah itu seperti obat. Jadi seseorang dengan gagal ginjal, ibaratnya seperti knalpot yang mesinnya rusak, bahan berbahaya nggak bisa keluar. Karena itu mengeluarkannya dengan cuci darah," ujar dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU dari RS Mayapada Lebak Bulus di sela-sela live chat 'Ginjal dan Permasalahannya' di markas detikcom, Jl Warung Jati Barat Raya, Jakarta Selatan, Rabu (8/3/2017).
Dengan cuci darah, sambung dr Akbari, maka ginjal yang keracunan cepat pulih. Nah, harus dicari tahu dulu penyebab kerusakan ginjal dari pasien tersebut. Pada gagal ginjal akut, dikelompokkan berdasarkan lokasi pada saluran kemih yang mengalami gangguan yaitu penyebab pre-renal, renal dan post-renal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Gagal ginjal pre-renal terjadi di luar ginjal, yang mana karena gangguan di organ lain seperti jantung, hati, maupun usus. Jika masalah di organ lain teratasi maka kondisinya bisa pulih. Hanya dengan cuci darah sekali, biasanya sudah membaik kalau masalah di organ lain sudah diobati," terang dr Akbari.Baca juga: Benarkah Konsumsi Obat dalam Jangka Panjang Picu Gangguan Ginjal?
Pada gagal ginjal renal, maka ginjalnya yang bermasalah karena toksin. Ini bisa karena obat, misalnya penggunaan obat anti-nyeri yang berlebihan, obat transplantasi dan antibiotik. Kata dr Akbari, di obat-obat tertentu memiliki zat kontras yang bisa mengganggu ginjal, akan tetapi ini sifatnya hanya sementara.
"Yang bahaya itu pada orang yang gampang sekali konsumsi obat anti-nyeri, di mana minum obat anti-nyeri seperti makan kacang. Nyeri mens, langsung minum. Sakit kepala sedikit, langsung minum," lanjut dokter berkacamata ini.
Selain itu, pada orang dengan penyakit otoimun di mana ginjal menyerang tubuhnya sendiri, mereka harus menjalani cuci darah terus-menerus. Kondisi otoimun ini penyebabnya masih belum diketahui.
"Pada gagal ginjal post-renal, terjadi disaluran kencing setelah ginjal, disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran urine, karena ada sumbatan di salurannya," tutur dr Akbari.
Untuk itu dokter akan mengatasinya antara lain dengan membuat saluran baru ataupun membersihkan batu-batu di saluran yang menyumbat.
"Jadi cuci darah itu tergantung penyebabnya masing-masing. Cuci darah itu untuk membuang racun akibat kegagalan fungsi ginjal, bukan memperbaiki ginjal," sambung dr Akbari.
Baca juga: Jangan Malas Minum Air Putih, Ginjal Bisa Menderita
(vit/up)
penyakit ginjal cuci darah