Apakah hubungan yang terjalin antar kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Banjar atau Kesultanan Banjar merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yang berkembang di wilayah Kalimantan Selatan. Perkembangan Islam di Kalimantan Selatan jauh lebih belakangan jika dibandingkan dengan misalnya perkembangan Islam di wilayah Aceh. Diperkirakan telah ada pemeluk Islam di wilayah Kalimantan baru sejak awal abad ke XVI M.

Agama Islam berkembang secara masif di Kalimantan setelah pasukan Kesultanan Demak di Jawa datang ke Banjarmasin untuk membantu Pangeran Samudra dalam perjuangannya melawan kalangan elit istana Kerajaan Daha. Ketika kemenangan berpihak kepada Pangeran Samudra, ia lantas memeluk agama Islam sesuai kesepakatan dengan sultan Demak sekitar tahun 936 H / 1526M. Pangeran Samudra lalu dinobatkan sebagai Sultan pertama di Kesultanan Banjar, kemudian Islam dijadikan sebagai agama resmi Negara.

Jadi, jawaban yang tepat adalah C. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Islam mengakar kuat di Pulau Kalimantan, seiring dengan perkembangan Islam di bumi Nusantara. Ada banyak teo ri tentang kapan Islam masuk di Kalimantan. Marzuki dalam Tarikh dan Kebudayaan Islam menjelaskan, di Pulau Kali mantan Islam masuk melalui pintu timur. Kalimantan Timur pertama kali diislamkan oleh Datuk Ri Bandang dan Tunggang Parangan.

Kedua mubalig ini datang ke Kutai (Kalimantan Timur) setelah orang-orang Makassar masuk Islam. Proses Islamisasi di sini dan daerah sekitarnya diperkirakan terjadi sekitar 1575 M. Teori lain menya takan, Islamisasi Kalimantan mungkin berlangsung atau dimulai dari Kerajaan Bru nei. Pada masa itu, Brunei merupakan pelabuhan dagang yang paling terkenal di Kalimantan.

Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional III, di seluruh Kalimantan terdapat kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, baik yang besar maupun yang kecil. Berikut ini tiga kerajaan Islam yang pernah eksis di Kalimantan.

Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar (Banjarmasin) terdapat di daerah Kalimantan Selatan yang muncul sejak kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, yaitu Nagara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang berpusat di daerah hulu Sungai Nagara di Amuntai kini.

Raden Samudra dinobatkan sebagai raja Banjar oleh Patih Masiri, Muhur, Balit, dan Kuwin. Pada waktu menghadapi peperangan dengan Daha, Raden Samudra minta bantuan Demak sehingga mendapat kemenangan.

Sejak itulah penguasa Kerajaan Samudra menjadi pemeluk agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Islamisasi di daerah ini terjadi sekitar 1550 M. Sejak pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan kekuasaannya sampai Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan.

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, yaitu di sekitar pertemuan Sungai Mahakam dengan anak sungainya. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Dulunya kerajaan ini bercorak Hindu.

Karena letak kerajaan yang strategis, yakni berada di jalur perdagangan antara Cina dan India sehingga menunjang ekonomi kerajaan dan menjadi pintu masuknya bagi agama Islam.

Kedatangan Islam di Kalimantan Timur dapat diketahui dari Hikayat Kutai, yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datang dua orang mubalig yang bernama Tuan ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan. Mereka datang di daerah Kutai setelah mengislamkan masyarakat Sulawesi Selatan.

Peristiwa ini terjadi pada akhir abad ke-16. Pada abad ke-17, aga ma Islam mulai diterima dengan baik oleh Ke rajaan Kutai Kertanegara dan rakyat-rakyatnya.

Kerajaan Pontianak

Kesultanan Pontianak didirikan pada akhir abad ke-18 M, sekaligus merupakan kesultanan termuda yang lahir di wilayah Kalimantan Barat. Sebelumnya, telah banyak terdapat kesultanan atau kerajaan lainnya yang telah lebih dulu berdiri di wilayah ini. Seperti Kerajaan Landak (1472M), Matan (16M), Mempawah (16M), Sambas (17M), dan lainnya.

Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Ra ya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Ka dariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Da lam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. Ia me merintah dari tahun 1771-1808.

Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Pontianak terus mengalami kemajuan hingga menjadi kekuatan baru di wi la yah Kalimantan Barat dalam aktvitas perda gang an nya. Hal ini karena posisi kerajaan yang strate gis sehingga banyak pedagang asing yang singgah.

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebelum mengenal sejarah kerajaan Islam di Kalimantan, ada baiknya kita mengenal Kalimantan secara umum terlebih dahulu. Sebagai daerah dengan cakupan wilayah yang luas, Kalimantan memiliki hasil bumi yang cukup melimpah.

Hasil bumi dari Kalimantan sudah menjadi incaran para pedagang China sejak tahun 1400 Masehi. Salah satu hasil bumi itu adalah intan yang pada saat itu merupakan daerah penghasil satu-satunya di Nusantara.

Oleh sebab itu, pada abad ke-15 pusat perdagangan intan di Kalimantan Selatan seperti di Tanjungpura dan Matan telah dikuasai oleh para pedagang China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun istilah-istilah yang di Kalimantan tentang penganut kepercayaan seperti pagan yang merupakan sebuatan bagi penyembah berhala.

Maksudnya, kemungkinan orang-orang Kalimantan belum memeluk satu agama apa pun karena masih memegang sistem kepercayaan nenek moyang.

Selain itu, ada juga Moor, sebutan bagi pemeluk agama Islam, yang mengacu pada gelar bagi Muslim di daerah Spanyol dan Portugis.

Tome Pires yang berkebangsaan Portugal menggunakan istilah ini dalam suma oriental untuk menyebut orang muslim.

Sejarah Kerajaan Islam di Kalimantan (Ilustrasi Foto: dok. Google earth pro)

Moor adalah orang Muslim dari zaman pertengahan yang tinggal di Al-Andalus (Semenanjung Iberian termasuk Spanyol dan Portugis zaman sekarang) dan juga Maroko dan Afrika barat, yang budayanya disebut Moorish.

Deskripsi yang dikemukakan oleh Tome Pires tentang "raja yang menjadi seorang Moor" secara harfiah dapat didefinisikan sebagai raja yang memeluk agama Islam.

Kedatangan Islam di Kalimantan tentunya tidak luput dari jaringan Islamisasi Nusantara. Tidak dapat diketahui dengan pasti kapan masuknya Islam ke Kalimantan Selatan.

Namun, merujuk jurnal berjudul 'Islam di Kalimantan Selatan pada Abad ke-13 sampai Abad ke-17' karya Muhammad Azmi, hal tersebut tidak lepas dari jaringan perdagangan Nusantara yang salah satu penggeraknya adalah para pedagang yang telah memeluk agama Islam.

Tidak mustahil bahwa di antara sekian banyak pedagang yang pernah singgah di Banjarmasin merupakan pedagang muslim dan pernah tinggal di kota pelabuhan ini.


Penyebaran Islam di Kalimantan Selatan

Proses masuknya agama Islam di Kalimantan Selatan disebut mulai sekitar abad 14 M, sebelum Kerajaan Banjar berdiri. Sosok yang berandil dalam penyebarannya adalah pewaris sah kerajaan Negara Daha yang bernama Raden Samudera.

Proses penyebaran Islam di Kalimantan Selatan secara terang-terangan dimulai dengan kontak antara Pangeran Samudera dengan Kerajaan Demak.

Pangeran Samudera meminta bantuan pasukan ke Demak untuk berperang melawan pamannya, Pangeran Tumenggung dalam merebut takhta kekuasaan Negara Daha.

Atas kemenangannya melawan Kerajaan Daha, ia berhasil mengislamkan raja dan pejabat kerajaan, hingga akhirnya agama Islam berkembang semakin pesat berabad-abad kemudian.

Itulah sejarah Islam di Kalimantan yang dimulai dari Kalimantan Selatan. Semoga bermanfaat.

(din/fef)

[Gambas:Video CNN]

Khairuzzaini, NIM. 07.234.422 (2011) ISLAMISASI KERAJAAN BANJAR ( Analisis Hubungan Kerajaan Demak dengan Kerajaan Banjar Atas Masuknya Islam di Kalimantan Selatan ). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Preview

Text (ISLAMISASI KERAJAAN BANJAR ( Analisis Hubungan Kerajaan Demak dengan Kerajaan Banjar Atas Masuknya Islam di Kalimantan Selatan ))
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (878kB) | Preview
Text (ISLAMISASI KERAJAAN BANJAR ( Analisis Hubungan Kerajaan Demak dengan Kerajaan Banjar Atas Masuknya Islam di Kalimantan Selatan ))
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (283kB)

Abstract

Kerajaan Islam Banjar merupakan salah satu kerajaan terbesar di Kalimantan. Hingga saat ini masih terdapat kontroversi di kalangan ahli sejarah mengenai kapan Islam masuk ke Kalimantan Selatan. Paling tidak ada dua aliran besar tentang hal ini: pertama kalangan yang mengatakan bahwa Islam masuk sebelum pasukan Demak tiba di Banjarmasin; kedua, golongan yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Kalimantan Selatan setelah Kerajaan Daha berhasil direbut oleh Pangeran Samudera bersama dengan pasukan militer Kerajaan Islam Demak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan konstelasi di Kerajaan Banjar saat terjadinya konversi agama Hindu menjadi Islam sebagai agama resmi Negara. Penelitian ini juga mengungkap proses islamisasi yang berlangsung di Kerajaan Banjar paska kedatangan Demak. Permasalahan di atas dibedah dengan menggunakan teori islamisasi yang dikembangkan oleh J. Noorduyn dan Ahmad Sewang, yakni membedah islamisasi dari tiga tahap. Pertama, kedatangan Islam; kedua, Penerimaan Islam; dan ketiga, Perkembangan Islam. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri atas empat tahap yaitu Heuristik, Verifikasi, Interpretasi atau eksplanasi dan terakhir adalah Historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi politik dengan menjadikan sistem pemerintahan negara sebagai basis analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum Kerajaan Islam Demak datang, di Banjarmasin berdiri Kerajaan Daha. Kerajaan Daha dilanada perseteruan dan perebutan tahta di antara anak-anak raja. Maharaja Sukarama yang memimpin Negara Daha berwasiat bahwa tahta Krajaan Daha dipegang oleh cucunya, Pangeran Samudera. Wasiat tersebut mendapat pertentangan dari anak-anaknya yang waktu itu masih hidup, sehingga wasiat itu gagal dilaksanakan dan kekuasaan dipegang oleh orang lain yang bukan ditunjuk Sukarama. Perselisihan itu berakhir dengan pembunuhan Mangkubumi, saudara tua Tumenggung. Sementara Pangeran Samudera lari dari Kerajaan dan dibantu oleh beberapa orang Patih mendirikan Kerajaan. Setelah Kerajaannya mulai besar, Pangeran Samudera mengatur siasat untuk mengambil alih tahta dengan jalan perang. Agar memenangkan peperangan, Pangeran Samudera meminta bantuan Kerajaan Islam Demak. Demak menyetujui permohonan bantuan dengan perjanjian Pangeran Samudera dan pembesar lain masuk Islam. Pengaran Samudera menyetujui syaratsyarat tersebut, dan Kerajaan Demak setuju untuk memberi bantuan militer. Setelah kemenangan Pangeran Samudera, maka Islam menjadi agama resmi Kerajaan Banjar. Agama Islam telah ada di Kalimantan Selatan bersamaan dengan perjumpaan pedagang-pedagang dari Tiongkok. Penyebaran Islam terjadi melalui jalan perdagangan dan perkawinan antara para pendatang yang umumnya beragama Islam dengan penguasa lokal. Pertama-pertama, Islam diterima oleh penduduk lokal kelas bawah setelah adanya interaksi sekian lama dengan para pendatang tersebut. Baru setelah pasukan bantuan Demak kepada Pangeran Samudera dalam misi merebut tahta Kerajaan Daha dari Pangeran Tumenggung, Islam berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat Banjar. Tonggak pembentukan Kerajaan Banjar berawal dari proses islamisasi kalangan elit kerajaan yaitu Pangeran Samudera dan para Patihnya. Setelah terbentuk Kerajaan Islam Banjar, Islam semakin kuat posisinya dan pengaruhnya di dalam Kerajaan Islam Banjar. Institusi Islam menjadi institusi inti dalam institusi elit lainnya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA