Keputihan tanda hamil terjadi karena perubahan tubuh untuk mempersiapkan tumbuh kembang janin. Meski terlihat sama, keputihan tanda hamil dan keputihan biasa berbeda.
Jadi, kamu perlu memperhatikan perbedaannya agar tidak salah mengartikan keputihan yang dialami.
Nah, apa ciri-ciri keputihan tanda hamil? Simak penjelasan Popmama.com berikut, ya.
1. Perbedaan keputihan menjelang haid dan tanda hamil
Pexels/RODNAE Productions
Keputihan tanda hamil terjadi karena peningkatan hormon estrogen. Aliran darah ke vagina yang meningkat juga memengaruhi keputihan.
Berdasarkan volume, waktu kemunculan, warna, dan tekstur, keputihan tanda hamil berbeda dengan keputihan saat menjelang haid atau keputihan biasa.
Berikut ciri-ciri keputihan tanda hamil yang membedakannya dengan keputihan menjelang haid:
- Berdasarkan volume
Keputihan tanda kehamilan umumnya lebih banyak daripada keputihan saat menjelang haid. Hal ini disebabkan keputihan saat awal kehamilan terjadi untuk mencegah bakteri atau virus penyebab infeksi masuk ke dalam rahim. Pasalnya, bakteri dan virus tersebut bisa mengganggu kesehatan janin.
- Waktu kemunculannya
Keputihan sebagai tanda hamil datang setelah satu atau dua minggu terjadinya pembuahan.
- Tekstur
Keputihan sebagai tanda kehamilan biasanya memiliki tekstur yang lebih kental daripada keputihan biasa saat menjelang haid.
- Warna
Keputihan tanda kehamilan cenderung berwarna putih susu serta adanya bercak darah.
Hal ini disebabkan dinding rahim yang masih menyimpan sisa sel telur yang tidak dibuahi. Jadi, dinding rahim tersebut akan luruh dan digantikan dengan dinding rahim untuk menyambut janin.
Sedangkan keputihan sebelum haid berwarna kecokelatan atau kekuningan. Jika keputihan yang keluar berwarna hijau maka kemungkinan terjadi infeksi jamur di vagina.
2. Mengapa sering buang air kecil menunjukan tanda kehamilan?
Pexels/RODNAE Productions
Selain keputihan tanda hamil, buang air kecil dengan intensitas yang sering juga termasuk tanda kehamilan. Hal ini terjadi karena rahim akan membesar dan sedang mempersiapkan tempat berkembangnya janin.
Akhirnya, perubahan tubuh tersebut membuat kandung kemih menjadi tertekan. Makanya, tidak heran bila perempuan hamil selalu ingin buang air kecil secara terus-menerus.
Namun, tanda kehamilan ini harus disertai dengan tanda-tanda lainnya, seperti mual, keputihan, kram perut, payudara membengkak, dan lainnya.
3. Apakah keputihan dan sering buang air kecil tanda kehamilan?
Pexels/Pixabay
Setelah melihat penjelasan di atas, dapat dipastikan bahwa keputihan dan intesitas buang air kecil yang meningkat merupakan tanda kehamilan. Namun, tanda-tanda ini juga harus disertai dengan tanda lainnya.
Dilansir Mayo Clinic, ada beberapa tanda kehamilan awal yang bisa disadari:
- Telat haid
- Kram perut
- Demam
- Mudah lelah
- Flek darah
- Sembelit
- Moody
- Mual dan muntah
Kamu bisa menghitung periode masa haid untuk mengetahui keterlambatan. Jika memang periode haid terlambat, kemungkinan hamil makin besar. Kamu bisa memastikannya dengan melakukan pemeriksaan kehamilan menggunakan test pack atau USG.
Itulah beberapa informasi terkait keputihan tanda hamil dan seringnya buang air kecil sebagai tanda kehamilan.
Semoga informasi tersebut dapat membantu kamu membedakan mana tanda kehamilan atau menjelang haid, ya.
Baca juga:
- Garis Positif di Test Pack Samar, Apakah Tanda Kehamilan?
- Begini 4 Cara Membedakan Darah Menstruasi dan Flek Tanda Kehamilan
- Telat Haid Sampai 10 Hari, Normalkah atau Ini Tanda Kehamilan Kimiawi?
“Meningkatnya frekuensi buang air kecil menjadi hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Ini terjadi karena ukuran bayi yang bertambah besar sehingga menekan bagian kandung kemih ibu.”
Halodoc, Jakarta – Ada banyak perubahan yang terjadi ketika ibu menjalani masa kehamilan. Selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh, ibu juga mengalami perubahan emosi dan suasana hati. Hal lain yang mungkin ibu alami adalah menjadi lebih sering buang air kecil.
Sebenarnya, sering buang air kecil menjadi tanda awal kehamilan yang memang dialami oleh sebagian besar bumil. Terkadang, hal ini akan berkurang memasuki pertengahan kehamilan, lalu muncul kembali dan menjadi lebih sering lagi frekuensinya di akhir kehamilan.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan sering buang air kecil saat hamil? Agar lebih jelas, berikut penjelasannya sesuai dengan trimester kehamilan.
- Trimester Pertama
Ibu mungkin akan mulai merasakan peningkatan frekuensi berkemih dua minggu setelah terjadi pembuahan, atau pertama kali menyadari ibu terlambat menstruasi. Seiring dengan payudara yang terasa lembut dan munculnya rasa mual atau morning sickness, sering buang air kecil juga dianggap sebagai tanda awal kehamilan.
Terjadinya perubahan hormon selama masa kehamilan mengakibatkan aliran darah dan cairan di dalam tubuh mengalami peningkatan. Tak hanya itu, organ ginjal juga bekerja lebih keras untuk mengeluarkan zat sisa dan limbah dari dalam tubuh.
Saat berada di trimester pertama kehamilan, rahim mulai tumbuh dan menekan kandung kemih. Peningkatan cairan berarti akan lebih banyak urine yang dihasilkan. Apalagi dengan kandung kemih yang mulai terdorong karena rahim yang mulai berkembang. Inilah yang menyebabkan ibu mulai sering buang air kecil.
- Trimester Kedua
Seiring dengan usia kehamilan ibu, tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Memasuki trimester kedua kehamilan, rahim akan semakin membesar seiring dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga naik ke rongga perut. Menariknya, tekanan yang ada di kandung kemih mulai berkurang.
Inilah mengapa, trimester kedua menjadi masa kehamilan yang paling nyaman. Ibu tidak lagi mengalami mual dan muntah dan frekuensi buang air kecil mulai berkurang. Alhasil, ibu bisa beristirahat malam dengan lebih nyaman.
- Trimester Ketiga
Frekuensi buang air kecil biasanya akan kembali meningkat memasuki trimester ketiga. Rahim dan janin akan semakin besar dan mulai turun ke area panggul untuk mempersiapkan persalinan. Akibatnya, kandung kemih akan tertekan dan membuat ibu semakin sering buang air kecil.
- Setelah Persalinan
Lahirnya sang buah hati akan mengurangi tekanan dari kandung kemih, sehingga frekuensi buang air kecil juga mulai menurun. Meski demikian, tubuh ibu masih membutuhkan waktu untuk pulih, biasanya antara 8 hingga 12 minggu sampai sistem kemih tubuh bisa normal seperti sebelum kehamilan.
Sering Buang Air Kecil yang Perlu Diwaspadai saat Hamil
Sering buang air kecil memang menjadi kondisi yang normal saat hamil. Meski begitu, terkadang kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada ibu hamil.
- Infeksi Saluran Kemih
Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih. Gejala lainnya termasuk rasa nyeri ketika buang air kecil, adanya darah dalam urine, dan tubuh mengalami demam.
- Diabetes Gestasional
Gangguan kesehatan ini memang umum terjadi pada ibu hamil, biasanya akan menghilang setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini muncul karena terlalu banyak gula di dalam darah.
Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil juga menjadi salah satu tanda
ibu mengalami diabetes gestasional. Gejala lain yang bisa dirasakan adalah tubuh mudah lelah dan sering haus. Sayangnya, gejala ini juga menjadi ciri khas pada ibu hamil, sehingga sangat sulit membedakannya.
Jadi, pastikan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin ke rumah sakit terdekat. Biasanya, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui adanya indikasi preeklampsia dan diabetes gestasional selama kehamilan.
Buat janji rumah sakit terdekat lebih mudah dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa download aplikasi Halodoc langsung melalui App Store maupun Play Store, gratis.
Referensi:Verywell Family. Diakses pada 2022. Frequent Urination in Pregnancy.Medical News Today. Diakses pada 2022. The causes of frequent urination during pregnancy and what to do.What to Expect. Diakses pada 2022. Frequent Urination During Pregnancy.Parents. Diakses pada 2022. All About Frequent Urination in Pregnancy.