Apa yang dimaksud dengan fertilisasi dan ovulasi jelaskan

Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal bakal janin. Fertilisasi disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya kehamilan.

Meski demikian, dokter umumnya menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi. Mengapa demikian? karena tanggal pasti proses fertilisasi tersebut tidak dapat diketahui, sedangkan HPHT dapat dengan mudah diketahui dan diingat. 

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Apa yang dimaksud dengan fertilisasi dan ovulasi jelaskan

Baca juga: Belajar Menghitung Usia Kehamilan 

Lantas, bagaimana terjadinya proses pembuahan? Mari kita simak tahapan demi tahapan proses fertilisasi atau konsepsi berikut ini.

1. Ovulasi

Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. Ovulasi yaitu keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi.

Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang. Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone).

Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu sebelum haid berikutnya. Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal inilah yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar.

2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim. Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam sehingga ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi jika tidak ada yang membuahinya.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Apa yang dimaksud dengan fertilisasi dan ovulasi jelaskan

3. Meningkatnya hormon

Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.

4. Jika sel telur tidak dibuahi

Jika tak ada sperma yang membuahi sel telur, sel telur akan berpindah ke rahim dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.

5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)

Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos masuk dalam sel telur, proses pembuahan bisa terjadi. Sel telur akan mengalami perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.

Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung kromosom Y, bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan X, yang lahir nanti adalah bayi perempuan.

6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim

Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun, sel telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari.

Apa yang dimaksud dengan fertilisasi dan ovulasi jelaskan

Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya. Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini, lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti. Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.

7. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Keberadaan hormon inilah yang  dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test pack.

Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan setelah telat haid saja. Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan. Sebaliknya, tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.

Baca juga: Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Tes Kehamilan Dengan Test Pack?

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium atau indung telur ke tuba falopi untuk dibuahi. Bila sedang merencanakan kehamilan atau justru ingin mencegahnya, Anda perlu mengetahui kapan masa ovulasi ini terjadi.

Masa ovulasi merupakan waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual agar bisa segera hamil. Sebaliknya, ovulasi juga bisa dimanfaatkan sebagai KB alami untuk mencegah kehamilan. Dengan mengetahui kapan masa subur atau periode ovulasi terjadi, Anda bisa menghindari hubungan seksual agar tidak hamil.

Apa yang dimaksud dengan fertilisasi dan ovulasi jelaskan

Bagaimana Proses Ovulasi Terjadi?

Selama siklus menstuasi, ovarium akan mempersiapkan sekitar 15–20 sel telur matang setiap bulannya. Telur yang paling matang akan dikeluarkan dan masuk ke dalam tuba falopi untuk dibawa menuju rahim. Agar terjadi kehamilan, sel telur ini harus dibuahi oleh sperma.

Sel telur dapat bertahan setidaknya selama 24 jam setelah dikeluarkan, sedangkan sperma dapat bertahan di dalam vagina hingga 7 hari.

Untuk memperbesar peluang terjadinya kehamilan, Anda bisa melakukan hubungan seks dalam waktu sekitar 2 hari sebelum ovulasi hingga kurang lebih 5 hari setelah ovulasi.

Kapan Ovulasi Terjadi?

Siklus menstruasi secara normal berkisar antara 25–30 hari dengan rata-rata siklus 28 hari. Periode masa subur atau ovulasi ini biasanya dimulai di sekitar hari ke-14 dalam siklus menstruasi.

Jika siklus menstruasi Anda adalah 28 hari dan teratur setiap bulannya, maka hari ke-14 biasanya bisa dijadikan patokan masa ovulasi. Pada masa ini, Anda bisa berhubungan intim tanpa kondom guna menciptakan kehamilan.

Meski demikian, siklus menstruasi pada setiap wanita bisa berbeda-beda, ada yang teratur dan ada yang tidak. Perubahan siklus menstruasi ini bisa terjadi karena berbagai hal, misalnya kenaikan atau penurunan berat badan, stres berat, kurang tidur, terlalu sering berolahraga, atau penyakit tertentu, misalnya PCOS.

Jika Anda memiliki siklus menstruasi yang teratur, Anda bisa melakukan perhitungan kalender haid untuk mengetahui kapan ovulasi terjadi. Caranya adalah dengan mentukan waktu menstruasi Anda selanjutnya, lalu hitung mundur selama 8–12 hari sebelum tanggal menstruasi tersebut.

Sayangnya, metode ini akan sulit dilakukan jika Anda memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur dan sering berubah.

Apa Saja Tanda-Tanda Ovulasi?

Meski tanda ovulasi pada tiap wanita bisa berbeda-beda, Anda dapat memperkirakan kapan Anda mengalami ovulasi dengan mengenali beberapa tanda terjadinya ovulasi berikut ini:

1. Suhu basal tubuh

Ovulasi dapat meningkatkan suhu basal tubuh Anda. Suhu basal tubuh ini sendiri adalah suhu tubuh saat beristirahat. Anda bisa mengukur suhu basal tubuh dengan termometer khusus.

Dengan mengetahui perubahan pada suhu basal, Anda dapat memprediksi kapan mengalami ovulasi dan mengetahui kapan waktu terbaik untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan.

2. Keputihan

Keputihan ini merupakan lendir leher rahim yang bisa menjadi pertanda bahwa Anda sedang dalam masa subur. Setelah menstruasi Anda selesai, lendir pada leher rahim Anda akan secara perlahan meningkat dan teksturnya akan berubah.

Menjelang dan saat ovulasi, lendir menjadi lebih cair sehingga mempermudah masuknya sperma ke dalam tuba falopi untuk bertemu dengan sel telur. Saat yang paling subur adalah ketika lendir tersebut mulai terlihat agak jernih seperti bagian putih pada telur mentah.

3. Peningkatan gairah seksual

Pada saat ovulasi, wanita lebih bergairah untuk melakukan hubungan seks. Bahkan, sebuah studi mengungkapkan bahwa pada masa ovulasi sebagian wanita merasa dirinya lebih menarik dibandingkan hari-hari biasanya.

4. Sakit di bagian perut

Rasa sakit atau kram di bagian perut disebut juga dengan mittelschmerz. Sebagian wanita mengaku bahwa mereka merasakan sakit di bagian ovarium, yaitu perut bagian bawah pada masa ovulasi. Rasa sakit ini juga bisa muncul di salah satu punggung pada saat ovulasi.

Jika Anda ingin menentukan masa ovulasi dengan cara yang lebih praktis, Anda bisa menggunakan alat tes masa subur yang bisa ditemukan di apotek. Alat ini akan menunjukkan tingkat hormon LH melalui urine Anda. Hormon LH yang meningkat menunjukkan salah satu ovarium Anda akan segera mengeluarkan sel telur.

Dengan mengetahui masa ovulasi, Anda dapat dengan mudah merencanakan kehamilan. Namun, bagi Anda yang kesulitan mengetahui masa ovulasi karena menstruasi tidak teratur, berkonsultasilah dengandokter untuk mendapat tips dan cara merencanakan kehamilan yang sesuai dengan kondisi Anda.