Apa tanda tanda epilepsi pada anak?

Bahkan, epilepsi pada bayi yang terlambat ditangani bisa menyebabkan gangguan pada masa depan si buah hati.

Yuk, Moms, kenali epilepsi pada bayi lebih jauh agar lebih waspada akan kondisi ini!

Baca Juga: Dikenal Sebagai Bayi Mahal, Berapa Biaya Bayi Tabung?

Gejala Epilepsi pada Bayi

Foto: Gejala Epilepsi pada Bayi (Orami Photo Stocks)

Epilepsi adalah salah satu kondisi ketika tubuh hilang kontrol dan mengalami kejang-kejang.

Diketahui, gejala epilepsi pada Si Kecil bisa berbeda-beda.

Menurut Johns Hopkins Medicine, gejala umum dari epilepsi pada bayi meliputi:

Selama kejang terjadi, bibir anak mungkin menjadi berwarna biru dan pernapasannya mungkin tidak normal.

Setelahnya, bayi akan lebih mengantuk dan juga merasa bingung. Segera temui dokter terdekat apabila Si Kecil mengalami salah satu gejala di atas ya, Moms.

Baca Juga: Selain Nyeri Dada, Ini Gejala Lain Serangan Jantung dan Cara Mengatasinya

Penyebab Epilepsi pada Bayi

Adapun penyebab epilepsi pada bayi bisa bervariasi. Ini dikelompokkan berdasarkan usia bayi secara umum, seperti:

  • Bayi prematur (lahir sebelum 37 minggu)
  • Bayi baru lahir (bayi cukup bulan hingga usia 1 bulan)
  • Bayi berusia antara 1 bulan hingga 1 tahun

Secara rincinya, berikut penjelasan terkait penyebab bayi mengalami epilepsi:

1. Bayi Prematur

Salah satu pemicu epilepsi pada bayi adalah karena lahir kurang bulan atau prematur.

Menurut Dr Amanda Freeman, Consultant Paediatrician di Rumah Sakit Queen Alexandra Hospital, Portsmouth, Inggris, risiko kejang pada bayi paling tinggi adalah pada tahun pertama setelah kelahiran dan khususnya dalam bulan pertama kehidupan.

Bayi yang lahir prematur sangat rentan terhadap cedera otak dan kejang pada minggu pertama kehidupan.

Biasanya, ini juga dipicu karena perdarahan otak dan infeksi pada organ dalam yang tersembunyi.

Berdasarkan Epilepsy Action, bayi yang lahir prematur juga memiliki risiko tinggi menderita epilepsi saat dewasa

"Namun, risiko tertinggi ada pada bayi yang lahir terlalu dini," papar Dr. Freeman seperti dilansir dari epilepsyaction.org

2. Gangguan Fungsi Otak

Tak hanya karena lahir kurang bulan, adapun epilepsi pada bayi juga bisa terjadi pada bayi normal pada umumnya.

Salah satunya karena ditemukan gangguan pada fungsi otak. Gangguan ini menyebabkan kadar oksigen ke otak tidak tercukupi.

Sering dikenal sebagai hipoksia perinatal, ini dapat menyebabkan cedera pada otak yang disebut ensefalopati hipoksik-iskemik.

Perkembangan otak yang tidak biasa ini membuat bayi mudah kejang-kejang.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil Tanpa Disertai Rasa Sakit? Ini Dia 18 Penyebabnya!

3. Metabolisme Tubuh

Foto: Bayi Tertidur (istockphoto.com)

Penyebab epilepsi pada bayi lahir bisa juga dipicu karena metabolisme tubuh.

Metabolisme adalah proses alami dalam tubuh yang membuat organ tetap berfungsi dengan baik. Seperti bernapas, memperbaiki sel, serta proses pencernaan makanan.

Namun, epilepsi pada bayi dapat terjadi karena faktor metabolik. Artinya, kadar glukosa, kalsium atau magnesium yang rendah dalam darah mempengaruhi cara kerja tubuh.

Hal ini dapat terlihat sejak bayi lahir di awal minggu kehidupan, Moms.

Baca Juga: Benarkah Diet Ketogenik Baik Untuk Anak Penderita Epilepsi?

4. Infeksi Sel

Peradangan atau infeksi yang terjadi pada tubuh juga dapat menyebabkan epilepsi pada bayi.

Salah satu kondisi yang sering dialami yakni meningitis atau ensefalitis. Ini cukup umum dialami pada bayi baru lahir di bawah usia 1 tahun.

Melansir Kids Health, kebanyakan kasus ini disebabkan oleh bakteri, virus, obat-obatan atau penyakit tertentu.

Seseorang dapat tertular meningitis akibat virus melalui sentuhan, ciuman, serta batuk dan bersin.

5. Faktor Genetik

Foto: Bayi Tertidur Pulas (Orami Photo Stocks)

Genetik juga bisa jadi penyebab epilepsi pada bayi baru lahir. Artinya, ketika ada anggota keluaraga yang memiliki epilepsi, Si Kecil pun berisko mengalami hal yang sama.

Faktor lain juga dipicu karena riwayat kelainan seperti sindrom Ohtahara dan sindrom Dravet. Adapun ketika ini terjadi, umumnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Baca Juga: 6 Tips Meningkatkan Kualitas Hidup Anak Penderita Epilepsi

Cara Mengobati Epilepsi pada Bayi

Mengobati epilepsi pada anak tidak secepat yang dibayangkan. Melainkan, perlu proses yang panjang dan juga pengamatan selama berbulan-bulan.

Umumnya, berikut beberapa cara dalam mengatasi epilepsi pada bayi, meliputi:

1. Obat-obatan

Foto: Obat dari Dokter (Orami Photo Stocks)

Obat adalah salah satu cara dalam mengatasi epilepsi pada bayi.

Tujuan pengobatan adalah untuk mengontrol, menghentikan, serta mengurangi seberapa sering kejang terjadi.

Ada beragam jenis obat yang digunakan untuk mengobati kejang dan epilepsi.

Obat yang dikonsumsi tentu berdasarkan jenis kejang bayi, usia, serta menghindari efek samping yang mungkin ditimbulkan.

Biasanya, obat akan diberikan dalam bentuk kapsul, tablet, taburan atau sirup.

2. Stimulasi Otak

Moms, dalam mengatasi epilepsi pada bayi, perlu sejumlah tindakan lain.

Salah satunya yakni menstimulasi otak dengan menempelkan sebuah selang kabel ke kepala.

Dikenal dengan vagus nerve stimulation, ini adalah selang untuk merangsang saraf di sekitar leher.

Adapun, ini lebih sering digunakan pada anak-anak berusia 12 tahun.

Alat ini dipasang untuk membantu menghentikan kejang pada bayi. Namun, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi seperti:

Cara ini dilakukan apabila konsumsi obat-obatan tak lagi manjur, Moms.

3. Pembedahan

Foto: Bayi Dirawat (Orami Photo Stocks)

Operasi dilakukan apabila epilepsi pada bayi tergolong dalam kategori kronis.

Hal ini tujuannya untuk menghentikan penyebaran 'arus listrik' yang buruk melalui otak.

Tak hanya itu, operasi menjadi solusi apabila anak mulai terkena gangguan motorik pada gaya bicara, memori, serta cara penglihatan.

Pembedahan untuk kejang akibat epilepsi terbilang sangat kompleks.

Oleh karena itu, konsultasikan pada dokter apa saja efek samping yang mungkin ditimbulkan ya, Moms.

Baca Juga: Anak Menelan Pasta Gigi saat Menyikat Gigi, Berbahayakah?

4. Perbanyak Istirahat

Sebagai orang, perlu membantu anak dalam mengatasi kejangnya. Pengobatan epilepsi pada bayi salah satunya yakni menghindari kegiatan yang dapat memicu kejang.

Pastikan anak untuk tidur cukup setiap harinya ya, Moms. Ketika anak kurang tidur, ini dapat memicu ia mengalami kejang secara mendadak.

Tidak hanya itu, beberapa akivitas lain juga dapat menyebabkan anak kejang, seperti:

  • Tidak minum obat epilepsi sesuai resep
  • Stres
  • Alkohol dan obat-obatan
  • Rangasangan cahaya
  • Melewati waktu makan
  • Demam tinggi

Nah, itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi epilepsi pada bayi.

Jika Si Kecil kemungkinan memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas, tidak ada salahnya untuk segera berobat ke dokter guna mendapatkan saran medis lebih lanjut.

Epilepsi muncul umur berapa?

Epilepsi dapat mulai diidap pada usia kapan saja, umumnya kondisi ini terjadi sejak masa kanak-kanak.

Apa Penyebab anak kena epilepsi?

Apa penyebab epilepsi pada anak? Mengutip dari Healthy Children, kejang pada epilepsi dipicu oleh perubahan aktivitas listrik dan kimiawi pada otak. Kejang bisa disebabkan oleh apa saja yang melukai otak, seperti: Cedera kepala.

Apa ciri ciri epilepsi pada anak?

Gejala utama epilepsi yang pertama kali terlihat adalah kejang, namun bentuk kejang dapat berupa kaku dan lemas secara cepat, kaget-kaget atau seperti terdiam atau jatuh, dan kejadian ini terjadi berulang.

4 Apa ciri khas ketika pasien terkena epilepsi?

§ Mata yang terbuka saat kejang. § Kejang tonik, tubuh yang menjadi kaku selama beberapa detik. § Kejang atonik yaitu otot tubuh tiba-tiba menjadi rileks, sehingga pengidap bisa jatuh tanpa kendali. § Terkadang pengidap epilepsi mengeluarkan suara-suara atau berteriak saat mengalami kejang.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA