Apa saja kegiatan yang diadakan dalam acara Festival permainan Tradisional tersebut

Apa saja kegiatan yang diadakan dalam acara Festival permainan Tradisional tersebut
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menggelar festival permainan tradisional anak Indonesia (FPTA) di di Taman Bhinneka Tunggal Ika, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (11/12/2016). TRIBUNNEWS.COM/WAHYU AI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menggelar festival permainan tradisional anak Indonesia (FPTA) di Taman Bhinneka Tunggal Ika, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (11/12/2016).

Dalam acara ini, ratusan anak mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menunjukkan atraksi budaya seperti tarian dan permainan tradisional.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perindungan Anak Yohana Susana Yambise mengatakan, permainan tradisional memiliki banyak manfaat, seperti mengembangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, kreativitas, kemampuan bersosialisasi, dan melatih kemampuan motorik anak.

"Festival yang baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia, merupakan bentuk pengenalan budaya lokal sekaligus memenuhi hak anak untuk bermain dan memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan kreatif," kata Yohana di lokasi.

Menurutnya, selain permainan dan kebudayaan, FPTA Indonesia juga diisi pameran, pertunjukan, dan perlombaan yang seluruhnya tradisional.

Sebanyak 154 permainan tradisional yang telah diidentifikasi, 78 di antaranya akan dipamerkan dalam festival ini.

Sejumlah 2.500 anak dari berbagai daerah mengikuti Festival ini sebagai wujud keragaman negara Indonesia.

Apa saja kegiatan yang diadakan dalam acara Festival permainan Tradisional tersebut

Foto : Istimewa

Untuk mengisi liburan panjang yang baru saja berlalu, redaksi momdadi.com mendapat kesempatan untuk meliput acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia (FPTA Indonesia) 2016 yang berlangsung di Taman Bhinneka Tunggal Ika, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu, 11 Desember 2016. Dan ternyata Moms & Dads, acara yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) ini berlangsung cukup meriah.

Dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise, festival ini berisi pameran, pertunjukan, dan perlombaan yang seluruhnya adalah permainan tradisional. Festival yang diikuti 2500 anak dari berbagai daerah di Indonesia ini menampilkan 78 permainan tradisional anak, sebagai wujud keragaman negara Indonesia.

Dalam sambutannya Menteri Yohana mengatakan, memperbanyak arena bermain di daerah-daerah akan lebih memiliki dampak positif daripada hanya mengandalkan kemajuan teknologi saja. “Dengan mengangkat permainan tradisional khas Indonesia menjadi satu terobosan baru di masyarakat, karena permainan tradisional dinilai memiliki nilai filosofis tinggi dan memancing interaksi antar teman,” pungkasnya.

Tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi memang membuat anak-anak Indonesia semakin banyak yang kecanduan gadget. Tentu saja ini berbahaya untuk tumbuh kembang anak ke depannya. Riset dari Asian Parent menyebutkan sejumlah 99% anak lebih suka menghabiskan waktunya bermain gadget saat di rumah, 71% anak ‘sibuk sendiri’ dengan gadget saat bepergian, 70% saat di rumah makan, 40% saat di rumah temannya, dan 17% saat jam istirahat di sekolah. Kondisi ini membuat anak-anak terancam kurang bersosialisasi dan tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Nah, lewat FPTA Indonesia ini anak akan mendapatkan pengalaman baru lewat permainan tradisional. Permainan tradisional Indonesia sangat kaya akan penggunaan obyek, fungsional, simbolik, dan sebagian besar bersifat outdoor. Contoh permainan yang dimaksud seperti: lari batok kelapa estafet, galasin, bentengan, lari bakiak, dan egrang. Tujuan lainnya adalah menanamkan kesadaran di anak, guru, orang tua, dan masyarakat agar memahami bahwa permainan tradisional adalah metode yang baik untuk tumbuh kembang anak sekaligus melestarikan kearifan budaya lokal.

TEGAL-Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia, Pemerintah Kota Tegal menggelar berbagai kegiatan, salah satunya festival olahraga tradisional tingkat Kota Tegal, Sabtu (12/8) di Alun-alun Kota Tegal.

Festiva ini digelar sebagai upaya penggalian dan pelestarian olahraga tradisional melalui permainan tradisional yang sekarang jarang dijumpai dan membangkitkan kembali olahraga tradisional.

Hadir dalam festival tersebut para Assisten Setda Kota Tegal, Kepala OPD, Camat, lurah dan ribuan masyarakat yang memadati kawasan Alun-alun. Sebagai peserta festival dari OPD di lingkungan Pemkot Tegal, sekolah, rumah sakit, Polres Tegal Kota dan masyarakat umum.

Adapun untuk jenis perlombaan pada festival tersebut antara lain, Gobag Sodor putri yang diikuti 40 tim, Bakyak putra dan putri yang diikuti 37 tim dan Dagongan putra diikuti 38 tim. Tampak semua peserta baik dari kalangan siswa, para Assisten, Kepala OPD maupun masyarakat antusias dan penuh semangat.

Panitia HUT RI Pemkot Tegal Dr. Johardi mengucapkan terima aksih kepada panitia, semua peserta yang semangat megikuti festival ini. Johardi mengingatkan agar selalu menjaga sportifitas dalam pelaksanaan lomba. “Kalah dan menang sudah biasa. Kita semua harus menjaga keamanan, kebersamaan dan menjungjung tinggi sportifitas”, ungkap Johardi.

Johardi menambahkan peserta festival harus mengikuti aturan yang telah dibuat oleh panitia. Setiap permainan nanti ada juri yang akan menilai. Semua permainan yang dihadirkan pada festival ini merupakan permainan tradisional sekarang sudah hilang.  “Kita angkat kembali sehingga permainan permainan tradisional dapat dilestarikan,” pungkas Johardi.

Sementara itu, salah satu pengunjung Rohadi mengaku sangat dapat melihat dan mengenang permainan yang kini sudah jarang ditemukan. Ia berharap tahun depan panitia tahun depan diadakan lagi festival dan ditambah jumlah permainan. “Mudah-mudahan tahun depan ada festival lagi”, pungkas Rohadi.

(Sa. Amin/wartabahari.com)

Kegiatan yang termasuk dalam 100 Calendar of Event Aceh (CoE) 2019 ini diikuti oleh 540 peserta yang berasal dari Sekolah Dasar yang mewakili kecamatan yang ada di Banda Aceh. Festival ini mengangkat tema “Kreatif & Rekreaktif” dan akan dibuka oleh Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman.

Gelaran FPTA kali ini merupakan yang ke-10 (sepuluh) kalinya berturut-turut dilaksanakan oleh BPNB Aceh.

Ini merupakan bentuk komitmen BPNB Aceh Sebagai UPT Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk terus melestarikan permainan tradisional dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai permainan tradisional di daerahnya.

Permainan tradisional telah menjadi wahana penting dalam menyimpan spirit kebangsaan, Indonesia. Di dalam ragam jenis permainan, segenap kearifan dan nilai-nilai keadaban dikemas dan diwariskan kepada setiap anak yang mulai belajar memahami makna penting kebangsaan dan kemanusiaan.

Semua jenis permainan tradisional mengajarkan kearifan hidup yang seimbang, yakni spirit yang lazim kita kenal dengan ‘gotong royong’. Itulah juga pondasi kebangsaan Indonesia.

Melalui permainan tradisional, anak-anak dihantar memahami dan menemukan substansi nilai gotong royong. Nilai-nilai itulah pondasi yang kokoh bagi pembentukan karakter. Permainan tradisional adalah perhelatan bagi anak-anak untuk mengenal bangsanya.

Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti menyatakan, FPTA tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya peserta bertanding mewakili gugus, kali ini mereka mewakili kecamatannya masing-masing.

“Hal ini sesuai dengan arahan Direktur Jenderal Kebudayaaan Kemendikbud RI untuk menyukseskan Pekan Kebudayaan Nasional 2019 di bulan Oktober nanti, maka seleksi dilakukan dari tingkat daerah”, tutur Irini.

Apa saja kegiatan yang diadakan dalam acara Festival permainan Tradisional tersebut
Festival Permainan Tradisional Anak Tahun 2019 terselenggara atas kerjasama BPNB Aceh dengan Pemerintah Kota Banda Aceh dan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Provinsi Aceh.

Adapun cabang permainan tradisional yang akan difestivalkan pada tahun ini adalah tarek situek massal, geunteut (engrang), ingke (engklek), galah (hadang), tarek talo (tarik tambang) dan catoe rimueng (catur Aceh). selain itu, di lokasi yang sama juga diadakan workshop geulayang (layangan), gaseng (gasing), dan seurembang (keong).

Peserta yang akan tampil bertanding pada kegiatan ini adalah 540 orang siswa/i Sekolah Dasar dari sembilan kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh.

Untuk menyemarakkan acara, BPNB Aceh selaku penyelenggara menyediakan trofi, dana pembinaan, hadiah menarik, serta door prize yang diundi pada saat acara berlangsung dengan total 44 juta rupiah.

Yuk , habiskan waktu akhir pekan bersama di Blangpadang mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.