Apa penyebab lendir di tenggorokan pada bayi?

Jika kondisinya oke, walau rewel dan sulit bernapas karen banyaknya dahak, baiknya jangan langsung diberi obat.

Apalagi jika tidak dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter.

Jadi untuk melakukan pertolongan pertama dengan tujuan membuat si kecil nyaman, dan dahaknya berkurang, baiknya orangtua melakukan beberapa treatment berikut di rumah.

Langkah awal mengencerkan dahak pada bayi, seperti berikut ini, dilansir dari Prenagen.com:

* Banyak minum, ASI tentunya.

Kurang menyusui menjadi salah satu alasan kenapa bayi sulit mengeluarkan dahak. Hal itu disebabkan, adanya dahak yang mengental.

* Hangatkan badan bayi terutama di area dada, dengan cara mengajaknya berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Ibu bisa mengajaknya berjemur dari pukul 06.30-07.00 selama kurang lebih 10 hingga 15 menit.

Baca Juga: Kesehatan Jantung Terjaga Bila Rajin Mengonsumsi Sayur-sayuran Ini

Pilihlah tempat yang aman dari asap maupun debu, dan usahakanlah agar bayi tidak menatap sinar matahari secara langsung, Ibu bisa memberi bayi Ibu kain penutup mata.

* Oleskan pula balsem khusus atau minyak kayu putih pada dada bayi di sekitar leher.

Rasa hangat yang ditimbulkan dapat membantu untuk mengencerkan dahak. Sementara itu, uap hangat yang dihirup juga dapat melegakan pernafasan.

Hal ini akan memberikan rasa hangat pada tubuh bayi yang menenangkan.

Pastikan pula untuk tidak terlalu banyak menggunakannya agar tidak kepanasan.

Setelah itu, baru kita keluarkan dahaknya dengan cara berikut seperti dilansir dari Lifepack yang tipsnya telah ditinjau oleh dr. Irma Lidia.

1. Tepuk punggung bayi dalam posisi tengkurap

Cara mengeluarkan bayi berdahak yang pertama adalah dengan merangsang dahak keluar secara manual.

Caranya adalah dengan meletakkan bayi secara tengkurap di atas kedua lutut. Lalu tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut agar dahak keluar dengan sendirinya.

Jangan tepuk punggung bayi setelah makan atau minum, karena dapat berisiko membuat bayi muntah.

2. Gunakan air humidifier

Baca Juga: Siapa yang Masih Cebok dengan Tisu Toilet Setelah BAB? Percayalah Hal Mengerikan Ini Bisa Dialami

Udara yang lembab dapat membantu mencairkan dahak di tenggorokan bayi.

Dapat juga menjaga ruangan bayi tetap lembab dengan memasang air humidifier.

Jangan lupa untuk membersihkan air humidifier secara rutin agar jamur tidak tumbuh di dalamnya.

Ruangan dengan udara yang kotor justru dapat membuat dahak semakin banyak.

3. Mandikan bayi dengan air hangat

Sama seperti air humidifier, udara yang lembab dapat membantu mengencerkan cairan dahak.

Menghirup uap saat mandi air hangat dapat membantu mengeluarkan lendir pada bayi.

Pastikan untuk mengawasi bayi selama mandi agar air tidak diminum. Pastikan juga air yang diberikan tidak terlalu panas dan cukup untuk menghangatkan tubuh bayi.

4. Terapi uap

Jika dahak bayi tidak kunjung keluar, bayi bisa dibawa ke rumah sakit untuk diberikan terapi uap.

Terapi uap atau yang biasa disebut nebulisasi akan membantu mengencerkan dahak anak sehingga lebih mudah keluar.

Baca Juga: 4 Makanan Harus Dipantangan Pengidap Kolesterol Tinggi, Bukan Cuma Gorengan

Namun penggunaan alat terapi uap atau nebulizer harus disesuaikan dengan persetujuan dan anjuran dokter.

Selain dengan nebulizer, bisa mendapatkan efek yang kurang lebih sama dengan menggunakan air dan minyak kayu putih.

Caranya adalah dengan meneteskan beberapa minyak kayu putih ke dalam baskom air hangat.

Lalu hadapkan bayi untuk dapat menghirup uap dari baskom tersebut.

Saat mengeluarkan dahal pada bayim ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

* Tidak perlu khawatir dan takut secara berlebihan. Bayi akan berdahak dari waktu ke waktu.

* Tidak usah gugup dan cemas. Bayi yang berdahak adalah hal yang wajar, kecuali jika bayi terus menerus memproduksi dahak dalam waktu yang lama.

* Perhatikan kekentalan dahak yang keluar. Dahak pada umumnya akan lumayan cair. Jika dahak yang keluar terlalu kental bisa jadi merupakan tanda dari suatu penyakit.

* Perhatikan warna dahak. Dahak bayi pada umumnya bening atau putih. Dahak yang berwarna hijau, kuning, atau bercampur merah karena darah harus segera diperiksakan.

* Jika dahak pada bayi keluar dalam waktu yang sangat lama dan dengan bentuk yang tidak wajar, segera periksakan diri ke dokter.(*)

Baca Juga: Ciri Bayi Sudah Siap Memulai MPASI? Ketahui Strategi Pemberian yang Tepat Menurut Ukuran Si Kecil

Asal tahu saja, napas bayi yang terdengar seperti ada lendir di hidung dan tenggorokannya itu, tidak hanya membuat orangtua takut juga khawatir, si bayi pun akan merasa tidak nyaman.

Karenanya si bayi yang napasnya bunyi seperti itu kerap rewel dan sulit ditenangkan.

Kondisi napas bayi yang berbunyi grook..grook seperti itu, seperti ada lendir di hidung dan tenggorokan bayi, adalah sebuah kondisi medis yang dinamakan chestiness.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Bolehkah Bayi Makan Santan? Awas, Lobster dan Kepiting Salah Masak yang Memakannya Bisa Terkena Infeksi Cacing Pipih

Chestiness akan lebih menonjol bila ada riwayat alergi dalam keluarga. Misal, ayah atau ibu si bayi adalah penderita alergi.

Untuk itu, menurut dr. Darmawan BS SpA (K), yang berpraktik di RSIA Hermina Bekasi dan juga bekerja pada Divisi Restirologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, saat mendapati bayi kita mengalami chestiness, perlu ditelusuri adanya alergi dalam keluarga ayah dan ibu penderita, kalau perlu hingga ke nenek atau kakeknya.

Baca Juga : Tidur Sehat Matikan Lampu, Memang Ada Manfaatnya Bagi Kesehatan?

Baca Juga: Bahaya, Jelang Lahiran Berat Badan Anak Kembar Syahnaz Shadiqah Masih Saja Kurang, Keselamatan Bayinya Dipertaruhkan!

Sebagian besar dari chesty baby ternyata memiliki bakat asma.

Oleh karena itu, bila setelah usia 2 bulan napas bayi masih terdengar belum bersih, perlu penggalian ke arah asma.

Perhatikan apakah pola tersebut itu berulang, gejala memburuk di malam hari, dan membaik dengan pemberian obat asma.

Perlu juga ditelusuri faktor pencetus dari lingkungan (debu rumah, bulu binatang, asap, udara dingin dan lain-lain), pencetus dalam bentuk makanan (untuk bayi yang lebih besar), atau tertular salesma (common cold).

Penyebab lain chestiness, yakni manifestasi infeksi respiratorik akut (IRA) yang berulang karena virus (recurrent viral ARI).

Baca Juga : Pijat Bayi dengan Baby Losion, Metabolisme dan Daya Tahan Tubuh Optimal

Bayi sehat mengalami beberapa kali episode IRA, normalnya tak lebih dari 6-8 kali per tahun dengan durasi kurang dari seminggu, umumnya 2-3 hari.

Pada chesty baby, episode batuk pilek lebih sering terjadi, bisa dengan atau tanpa demam.

Durasi chestiness juga berlangsung lebih lama, lebih dari seminggu atau bahkan lebih dari dua minggu.

Hingga saat ini belum jelas mengapa sebagian bayi mudah mengalami chestiness.

Baca Juga: Risiko Makan Nasi Sisa Kemarin, Mulai dari Diare Sampai Muntah

Tapi mengingat pola yang sama dapat ditemukan dalam keluarga, diduga faktor genetik juga ikut berperan.

Perlu diketahui pula pada sebagian kecil chesty babies juga ditemukan penyakit dasar yang lebih serius seperti; refluks gastroesofagus (aliran balik cairan dari lambung ke esofagus), laringotrakeomalasia (kelemahan saluran tenggorokan/ trakea), gangguan menelan, bronkiektasis, dan lain-lain.

Baca Juga : Sex In The Water, Teknik Bercinta Mengasyikan dan Aman Menurut Medis

Anak dengan gangguan saraf otot (neuromuskular), misalnya penderita palsi serebral biasanya juga mengalami gejala chestiness.

Anak tersebut mengalami gangguan fungsi otot menelan dan atau otot yang berperan dalam proses batuk.

Biasanya ia juga mengalami gangguan fungsi mukosilier.

Sebagai hasilnya, pasien dengan gangguan neuromuskular menjadi chesty baby dengan gejala makin berat bila ada faktor pendukung, misalnya IRA atau polutan dan alergen.

Adapun untuk mengatasi hal tersebut, yang bisa dilakukan orangtua di rumah, papar Darmawan adalah oleskan minyak telon atau balsam khusus bayi di wilayah dada si kecil.

Baca Juga : Manfaatkan Air Sebagai Alat Bantu Bercinta, Sekali Coba Ketagihan

Baca Juga: Risiko Makan Nasi Sisa Kemarin, Mulai dari Diare Sampai Muntah

Uapnya yang terhirup dapat membantu melegakan pernapasannya.

Selain itu lakukan pemijatan dengan lembut pada dada kiri dan kanan, dari bagian bawah menuju ke bagian atas atau sekitar wilayah leher.

Gerakan pemijatan ini akan membantu bayi mengencerkan lendir yang ada di tenggorokan.

Tak kalah penting dan ini wajib diwujudkan di rumah adalah, ciptakan udara bebas polutan.

Ingat, asap rokok merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya chestiness.

Karenanya, pajanan asap rokok merupakan satu satu hal yang wajib dihindari oleh bayi dengan kasus ini.

Baca Juga : Kehamilan Tak Membuat Rambut Rontok, Malah Menjadi Subur, Ini Buktinya

Baca Juga: Gegara Masa Oral yang Tidak Diawasi dengan Baik Orangtuanya, Seorang Balita Harus Operasi Endoskopi Darurat

Jauh dari asap rokok biasanya sudah sangat mengurangi keluhan chestiness, bahkan gejalanya bisa hilang sama sekali.

Waspadai juga asap dapur. langkah baiknya kalau asap dapur segera disaring dengan alat penyedot asap agar tak menimbulkan polusi dan mengganggu kenyamanan bayi. (*)

Bagaimana cara menghilangkan lendir di tenggorokan bayi?

Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi.
Nebulizer di Rumah Sakit. ... .
Uap Air Panas, Dengan atau Tanpa Minyak Kayu Putih. ... .
Menepuk-nepuk Punggung Bayi. ... .
Menggunakan Daun Sirih Hangat. ... .
Menghangatkan Tubuh Bayi. ... .
Tidur dengan Posisi Berbeda. ... .
Jemur di Bawah Sinar Matahari. ... .
Minum Banyak Cairan..

Apakah lendir di tenggorokan bayi berbahaya?

Dahak atau lendir bening tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Namun jika dahak Si Kecil berwarna hijau, cokelat, atau kemerahan, dan disertai demam tinggi, muntah, serta kehilangan nafsu makan, kemungkinan ini merupakan gejala infeksi. Sebaiknya segera periksakan Si Kecil ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Apa penyebab tenggorokan bayi berlendir?

Tenggorokan bayi yang berlendir hingga membuat tidurnya tidak nyenyak dan napasnya pun menjadi sulit serta berbunyi grok-grok, paling sering terjadi ringan akibat kondisi lingkungan yang udaranya kering, terpapar debu, asap, polusi, atau iritan saluran napas lainnya.

Apakah dahak pada bayi bisa hilang dengan sendirinya?

Bayi belum bisa mengeluarkan dahaknya sendiri. Padahal dahak tersebut dapat mengganggu pernapasan dan proses menelan ASI. Bayi biasanya jadi banyak menangis karena merasa tidak nyaman dengan adanya dahak tersebut.