Apa itu suku bunga the fed

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) di sisa 2022, bahkan sampai tahun depan.

Tahun ini, The Fed dengan agresif menaikkan suku bunga acuannya. Saat ini saja The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan lima kali dengan total kenaikan 300 basis poin atau setara 3 persen menjadi 3-3,25 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, The Fed diperkirakan akan menaikkan Fed Funds Rate hingga 4,5 persen di tahun ini dan naik lagi menjadi 4,75 persen di 2023.

"Di Amerika kita perkirakan bahwa Fed Funds Rate pada tahun ini bisa naik menjadi 4,5 persen. Bahkan tahun depan bisa juga naik lagi menjadi 4,75 persen mencapai puncak tertingginya," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: Suku Bunga BI Naik Lagi 50 Bps, Apa Saja Dampaknya ke Ekonomi RI?

Menurut dia, langkah agresif bank sentral menaikkan suku bunga acuan ini tidak hanya terjadi di AS tetapi juga sejumlah negara lain yang tengah mengalami lonjakan inflasi.

Pasalnya, negara-negara tersebut menilai kebijakan moneter berupa kenaikan suku bunga acuan dapat efektif meredam lonjakan inflasi.

Padahal, cara ini belum tentu efektif mengendalikan inflasi lantaran inflasi yang terjadi di negara-negara tersebut tidak hanya disebabkan oleh permintaan tapi juga dari sisi pasokan yang bermasalah.

Pasokan yang bermasalah ini disebabkan oleh adanya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang membuat rantai pasok terhambat.

"Inilah yang muncul risiko-risiko stagflasi, stagnansi inflasi, stagnansi pertumbuhan dan inflasi yang tinggi. Bahkan di sejumlah negara termasuk juga probabilitas Amerika Serikat memasuki resesi itu juga meningkat, terakhir angkanya adalah 50 persen lebih tinggi dari perkiraan perkiraan sebelumnya," jelasnya.

Kenaikan Fed Funds Rate ini kemudian menyebabkan semakin perkasanya nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) mencapai tertinggi 114,76 pada tanggal 28 September 2022 dan tercatat 112,98 pada 19 Oktober 2022 atau mengalami penguatan sebesar 18,10 persen (ytd) selama 2022.

"Penguatan apresiasi nilai tukar yang sangat kuat, bahkan kalau dihitung dari tengah tahun lalu, penguatan dollar AS itu lebih tinggi dari 20 persen, hampir mencapai 25 persen dan ini menyebabkan pelemahan mata uang dunia termasuk juga tekanan-tekanan di emerging market di Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah sampai dengan 19 Oktober 2022 terdepresiasi 8,03 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 10,42 persen, Malaysia 11,75 persen, dan Thailand 12,55 persen.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi, Kini Jadi 4,75 Persen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita / Kategori / Artikel

Banyak kalangan memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga 1,25 persen

Apa itu suku bunga the fed

U.S. Federal Reserve Chair Janet Yellen holds a news conference at the Federal Reserve in Washington - (REUTERS//Kevin Lamarque)

Bareksa.com – Federal Open Market Committee (FOMC), yang merupakan bagian dari The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat, dijadwalkan akan menggelar pertemuan agenda rutin bulanan. Dalam pertemuan itu, FOMC rencananya akan mengadakan rapat pada 21 September akan memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan AS atau justru tetap mempertahankannya.

Keputusan ini akan menjadi jawaban setelah banyak kalangan memprediksi bahwa The Fed akan mempertahankan level suku bunga saat ini 1,25 persen. Hampir 100 persen konsensus analis yang disurvei oleh CMEgroup pun memprediksi Bank sentral AS, Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dan mengumumkan pengakhiran program stimulus paska krisis keuangan.

Grafik : Kondisi Polling Konsensus per 20 September

Apa itu suku bunga the fed

Sumber : CMEgroup.com

Namun pasar akan memantau soal bagaimana Bank Sentral AS ini menanggapi tren inflasi akhir-akhir ini di tengah kenaikan harga minyak pada Agustus. Semua komentar soal inflasi bisa memicu sinyal soal adanya kenaikan suku bunga Fed pada tahun ini. Open Market Commite juga akan mengeluarkan data perkiraan kuartalan ekonom dan suku bunga untuk jangka panjang.

Grafik : Pergerakan Harga Minyak Dunia Sebulan Terakhir (US$/Barrel)

Apa itu suku bunga the fed

Sumber : Marketwatch.com

Artikel Terkait

Kasus Gagal Berangkat Umroh Masih Terjadi, Hindari dengan BareksaUmroh

Pengaduan masih didominasi masalah umum 83,9 persen dan gagal berangkat 4,6 persen

Apa itu suku bunga the fed

Reksadana Saham Syariah Ini Melonjak Terdongkrak Saham BRPT

Saham BRPT ditutup menguat 2,38 persen ke level Rp3.860 per saham pada perdagangan Senin kemarin

Apa itu suku bunga the fed

Berita Hari Ini : Pemerintah Kejar 12,5 Juta SPT, BMRI Dikabarkan Incar BNLI

ISAT rugi Rp2,4 triliun, ENRG refinancing utang US$50 juta, laba ADRO turun 13,5 persen, KKR lepas 385 juta saham JPFA

Apa itu suku bunga the fed

Mengapa The Fed menaikkan suku bunga?

The Fed dan bank sentral di negara maju mulai menaikkan suku bunga sebagai tanggapan atas melonjaknya inflasi domestik.

Apakah The Fed menaikkan suku bunga?

Bank sentral AS atau The Fed memberi kode untuk tetap menaikkan suku bunga hingga awal 2023.

Berapa kenaikan suku bunga The Fed 2022?

Dilansir Bloomberg pada Kamis (22/9/2022), rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung 20-21 September 2022 memutuskan kenaikan kisaran suku bunga acuan Fed Fund Rate 75 basis poin menjadi 3 – 3,25 persen.

Apa itu suku bunga FFR?

Federal Funds Rate (FFR) adalah suku bunga antarbank sebagai biaya pinjam-meminjam cadangan bank (bank reserves) yang ditempatkan oleh perbankan umum pada bank sentral Amerika dalam durasi semalam (overnight).