Apa itu autism spectrum disorder

KOMPAS.com - Istilah Autism Spectrum Disorder (ASD) mungkin terdengar baru bagi Anda, namun ternyata istilah ini mengacu pada kata autisme yang mungkin sudah lebih akrab di telinga.

Istilah ASD sendiri juga bukan merupakan istilah baru karena sudah dikenalkan pada tahun 2013 lewat Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, Text Revision (DSM-5-TR) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.

Menurut panduan tersebut, istilah autisme yang sudah lama kita kenal masuk ke dalam kategori ASD yang mengacu pada gangguan perkembangan saraf.

Baca juga: Apakah Anak Autis bisa Sembuh?

Kompas TV Untuk lebih mengenalkan anak berkebutuhan khusus kepada masyarakat, Sekolah Luar Biasa (SLB) Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang mengajak siswa didiknya berinteraksi langsung dengan masyarakat. Mereka diajarkan bagaimana membangun hubungan sosial dengan masyarakat. Sosialisasi ini digelar Minggu (14/4) pagi di area car free day Jalan Ijen, Kota Malang. Tidak hanya berkumpul dan bermain, dengan didampingi oleh gurunya, anak-anak spesial ini membagikan brosur dan bingkisan kepada masyarakat yang melintas di Jalan Ijen. #SLB #AnakKebutuhanKhusus #Malang

Healthline menjelaskan bahwa istilah baru ini juga mencakup diagnosis yang baru, meskipun istilah lama tidak sepenuhnya dihapuskan.

Apa itu Autism Spectrum Disorder (ASD)

Autism Spectrum Disorder (ASD) sendiri disebutkan sebagai spektrum karena ada berbagai tanda dan gejala, serta dampak dan dukungan berbeda yang diperlukan oleh masing-masing individu.

Bahkan, Healthline menjelaskan bahwa dua orang yang mengidap autisme belum tentu memiliki gejala yang berbeda istilah spektrum lebih tepat untuk digunakan.

Sedangkan Cleveland Clinic menyebutkan bahwa ASD sekarang ini merupakan suatu istilah yang meliputi beberapa kondisi, seperti autisme, gangguan perkembangan pervasif yang tidak spesifik (PDD-NOS), dan sindrom Asperger.

Meskipun ASD digunakan sebagai istilah umum yang mengacu beberapa kelainan perkembangan saraf otak, namun istilah autisme masih bisa tetap digunakan.

Cleveland Clinic juga menyebutkan ada beberapa karakteristik ASD, seperti:

  • Kesulitan dalam memahami perbedaan komunikasi sosial, termasuk komunikasi verbal dan nonverbal.
  • Kurang bisa bersosialisasi
  • Memiliki perilaku, kegemaran, atau aktivitas yang terbatas atau berulang-ulang dan masalah sensorik

Baca juga: Tanda-tanda dan Penyebab Autisme

Penyebab Autism Spectrum Disorder (ASD)

Melansir CDC, ASD bisa dialami sebelum usia 3 tahun dan akan berlangsung seumur hidup, meskipun gejalanya bisa dikurangi secara bertahap.

Sayangnya, tidak ada penyebab ASD yang diketahui secara spesifik.

Meskipun begitu, ada beberapa kemungkinan penyebab ASD yang disebutkan oleh CDC, seperti:

  • Memiliki saudara yang mengidap ASD
  • Memiliki kondisi genetik tertentu, seperti sindrom fragile X atau tuberous sclerosis
  • Mengalami komplikasi selama kelahiran
  • Dilahirkan ketika orang tua berusia lebih tua

Tidak hanya itu saja, CDC juga menjelaskan bahwa pengidap ASD lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Mental Health (NIMH) menunjukkan bahwa ASD yang diidap oleh seseorang, baik usia kanak-kanak hingga dewasa, dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Cleveland Clinic juga menyebutkan bahwa tidak ada penyebab pasti yang diketahui sebagai penyebab dari ASD.

Faktor genetik dan lingkungan dinilai sebagai penyebab ASD, dan beberapa kasus, seperti melahirkan di umur senja, kelahiran dengan berat badan rendah, prematur, serta penggunaan asam valproat atau thalidomide selama kehamilan dinilai memberikan risiko lebih besar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

1. Apa yang dimaksud dengan Autisme

Autisme yang sekarang disebut Autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan  anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku..Gangguan perkembangan  ini umumnya didiagnosis pada usia di atas 1-3 tahun. Disebut sebagai spectrum karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita. Gangguan yang juga termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger dan gangguan perkembangan pervasive (Pervasive Developmental Disorders=PDD) memiliki gejala dan kondisi yang berbeda.

Menurut WHO, kejadian autisme adalah 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sangat penting untuk mewaspadai gejala atau tanda autisme sedini mungkin. Meskipun autisme tidak bisa disembuhkan, masih terdapat berbagai metode untuk menangani autisme yang bertujuan agar penderita dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari.

2. Ciri ciri dan gejala autism spectrum disorder (ASD)

Setiap anak dengan ASD dapat menunjukkan gejala yang bervariasi dengan tingkat ringan sampai berat, gejala ASD  bisa meliputi:

2.1 Gangguan kemampuan interaksi-sosial

Gangguan kemampuan interaksi-sosial merupakan gejala paling umum yang dihadapi anak dengan ASD, antara lain:

  • Menginjak usia satu tahun, bayi tampak tidak memberi respons saat berinteraksi; seperti tidak menoleh saat namanya dipanggil.
  • Kerap kali menghindari kontak mata.
  • Lebih suka bermain sendiri, tidak mau berbagi dengan orang lain.
  • Minat terbatas pada hal-hal tertentu
  • Sulit mengekspresi emosi atau memahami perasaan orang lain dengan baik.

2.2 Gangguan keterampilan berkomunikasi

Anak cenderung memiliki keterlambatan keterampilan berkomunikasi.  Diperkirakan sekitar 40% anak ASD tidak berbicara (meski tidak bisu). Masalah berkomunikasi antara lain:

  • Terlambat bicara, tidak bicara sama sekali
  • Sering mengulangi kata-kata saat berbicara (ekolali)  
  • Dapat bicara tetapi aneh ( intonasi/kecepatan suara, bendahara kata tidak banyak, bahasa planet)
  • Kadang jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
  • Saat berbicara, gerak tubuh kadang tidak mengikuti, misalnya mengucapkan selamat tinggal tanpa melambaikan tangan..
  • Tidak mengerti lelucon yang diutarakan orang lain,..
  • Tidak memahami gerakan, bahasa tubuh (gestures) dan nada suara.
  • Cenderung berbicara banyak mengenai sesuatu yang disukai, 

2.3.Minat dan perilaku yang tidak biasa

Anak ASD kadang menunjukkan perilaku dan minat yang abnormal (kaku, stereotipik, repetisi): 

  • Menyukai bagian tertentu dari suatu objek, seperti roda pada mobil mainan.
  • Sering melakukan gerakan berulang melibatkan satu atau seluruh tubuh..
  • Melakukan kegiatan berulang, seperti mematikan dan menyalakan lampu.
  • Menyukai kegiatan yang berjalan lancar dan rutin, jika tidak sesuai ia marah, kesal, atau menangis.
  • Keterikatan pada objek yang tidak biasa (tali, karet gelang, plester, dan lain-lain)

2.4 Gejala lain yang mungkin terjadi

Anak ASD juga menunjukkan gejala lainnya, seperti:

  • Sangat aktif kadang bertindak tanpa berpikir panjang (impulsif)
  • Mudah marah dan kadang melakukan hal yang bisa melukai diri sendiri
  • Gangguan sensoris (reaksi berlebihan terhadap sentuhan, bau, suara, atau rasa yang dianggap normal oleh orang lain, tidak merasa sakit)
  • Memiliki kebiasaan makan  makanan yang tidak biasa, makan tembok, rambut, atau tanah
  • Self stimulation (body rocking, waving, flapping, head banging)

3. Penyebab ASD pada anak

Penyebab ASD tidak diketahui dengan pasti, namun diyakini bahwa penyebab ASD sangat kompleks dan multifaktorial dan terutama dipengaruhi factor genetik. Faktor-faktor lain yang diperkirakan menjadi penyebab ASD yaitu faktor lingkungan/psikososial, faktor prenatal/perinatal dan pascanatal, kelainan perkembangan biologis-kimiawi otak serta keracunan logam berat

4. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko ASD

Faktor lingkungan dicurigai berperan dalam fungsi dan perkembangan genetik, namun penyebab pasti faktor eksternal tersebut belum diketahui, beberapa hal yang diperkirakan bisa meningkatkan faktor risiko ASD;

  • Jenis kelamin.  4 kali lebih sering pada anak laki-laki.
  • Keluarga yang memiliki ASD, berisiko melahirkan anak lain dengan kondisi serupa. 
  • ASD cenderung lebih sering pada anak faktor genetik atau kondisi kromosom tertentu, sindrom Rett (lambatnya pertumbuhan kepala)..

Satu yang pasti dan terbukti bahwa vaksinasi tidak meningkatkan risiko ASD

5. Cara mendiagnosis autism spectrum disorder (ASD)

Gejala umum dari ASD dapat mulai terlihat sekitar  usia 2 tahun. Walaupun tidak ada tes khusus untuk mendiagnosa ASD, tim dokter dan dokter anak akan melakukan pemeriksaan secara berikut i: 

  • Mengamati kebiasaan dan cara anak berinteraksi dan berkomunikasi 
  • Menguji kemampuan anak saat berbicara, dan mendengarkan.
  • Melakukan tes pencitraan untuk kelainan genetic, faktor risiko dari ASD

6. Terapi dan pengobatan untuk autism spectrum disorder (ASD)

Perlu dipahami bahwa ASD merupakan kondisi seumur hidup. Tanpa pengobatan yang tepat, kondisinya dapat berlanjut semakin parah dan menghambat kualitas hidup anak sampai ia dewasa Beberapa terapi yang dianjurkan adalah:.:

6.1. Terapi perilaku dan wicara

Anak-anak yang mengalami masalah dengan keterampilan ini akan direkomendasikan mengikuti terapi perilaku oleh psikolog dan terapi komunikasi. Pada terapi ini, anak diajarkan keterampilan lewat permainan tertentu. Melalui permainan dan kegiatan anak akan belajar cara bertindak dalam situasi-situasi sosial dan berkomunikasi dengan orang lain.

6.2 Terapi Pendidikan khusus

Anak biasanya mengalami kesulitan menerima pelajaran di sekolah, Seorang guru yang terlatih akan memberikan program pendidikan yang terstruktur, sehingga lebih mudah diterima.Pelajaran biasanya diberikan sesuai kebutuhan anak dan perorangan.. Dengan begitu, pengajar dapat mengerahkan perhatian sepenuhnya pada anak..

6.3 Terapi fisik dan indra (okupasi dan sensori integrasi)

Pada beberapa kasus, anak dengan ASD membutuhkan terapi fisik. Biasanya ini direkomendasikan pada anak yang sering kali melakukan gerakan berulang, sehingga mudah terjatuh. Terapis membantu meningkatkan keseimbangan dan mengurangi gerakan berulang yang tidak perlu. Untuk mengurangi sensitivitas anak pada suara, ia diajarkan berbagai bunyi termasuk memainkan alat musik.

7. Obat-obatan

Selain terapi, pemberian obat juga bisa membantu mengendalikan gejala. Obat ini biasanya diberikan pada anak yang sangat hiperaktif atau cemas berlebihan. Dokter akan meresepkan obat antipsikotik atau antidepresi sesuai kebutuhan anak.

8. Saran merawat anak dengan ASD

ASD tidak bisa disembuhkan. meski demikian, merawat dan mengasuh anak dengan ASD memang perlu perhatian khusus. Anak anak ini sangat butuh dukungan dari orang tua dan orang-orang disekitarnya agar dapat hidup normal. Berikut ini beberapa saran yang bisa diterapkan pada perawatan ASD.

8.1. Cari dokter dan tenaga kesehatan terpercaya

Anak ASD memerlukan guru, terapis, dan dokter yang ahli dalam menghadapi anak ASD. mereka bekerja sama untuk mengendalikan gejala gejala anak agar ia bisa berinteraksi dan bersosialisasi lebih baik. 

8.2. Tingkatkan pengetahuan orang tua mengenai autisme

Orang Tua adalah sosok yang paling dekat dan dipercaya anak,. pengetahuan seputar autisme meningkatkan keterampilan dan pengetahuan orangtua ASD..informasi mengenai kelainan neurologis dari dokter, terapis, guru atau membaca majalah yang terpercaya. Orangtua juga bisa mengikuti komunitas orangtua anak ASD. 

8.3. Perlu luangkan waktu untuk diri sendiri

Orang tua sebagai sosok yang paling dekat dengan anak juga perlu meluangkan waktu lebih banyak untuk dirinya. Merawat anak ASD bisa membuat lelah. Luangkan waktu  untuk melepaskan kejenuhan dan stress seperti melakukan hal yang disukai. Sementara anak yang lain (bila ada) juga memerlukan perhatian orang tua.

Saat ini di beberapa kota besar sudah terdapat organisasi organisasi yang menghimpun dan membantu keluarga anak ASD. Orangtua sebaiknya bergabung dengan organisasi tersebut untuk berbagi pengalaman mengenai perawatan dan pendidikan anak ASD.

9. Gejala Autism pada bayi perlu diwaspadai oleh orang tua  

Autis pada umumnya didiagnosa pada usia 1-3 tahun, meski gejala awalnya mungkin saja sudah muncul sejak bayi. 

Ciri-ciri dan gejala autisme pada bayi

Pada bayi, ciri-ciri awal autisme  lebih sulit dideteksi karena gejalanya samar dan rentan disalahpahami sebagai masalah kesehatan lain. Namun ada beberapa ciri-ciri dan gejala autisme yang dapat terlihat pada bayi sejak dini, seperti :

9.1 Bermasalah dengan kontak mata

Jarak pandang bayi yang baru lahir biasanya pendek dan terbatas dan pandangan mata belum jelas. Koordinasi matan belum optimal sehingga belum mampu mengikuti gerak benda atau ibu.

Selama 2 bulan pertama, mata bayi sering tidak fokus Bayi tampak bengong menatap langit-langit 

Usia 4 bulan, bayi mulai melihat jelas dan bisa memfokuskan pandangan. Bayi juga bisa mengikuti gerak suatu objek.Waspadai ciri-ciri bayi autis jika lewat usia tersebut, mata tidak mengikuti gerak benda di hadapannya. Tatapan mata yang kosong tidak fokus seperti sedang melamun merupakan gejala autisme pada bayi yang paling umum dan bisa diamati setiap hari.

9.2 Tidak merespons bila namanya dipanggil

Kurangnya respon bayi pada bulan-bulan pertama masih wajar. karena indera penglihatan dan indera pendengarannya belum terkoordinasi. Di usia 6-7 bulan, bayi sudah bisa mengenal suara ibu dan suara lain dan bisa menengok ke arah suara. Bayi yang tidak merespons saat dipanggil namanya, bisa menjadi gejala dan ciri-ciri awal ASD

9.3. Tidak mengoceh seperti bayi lainnya

Pada usia 2 bulan, bayi mulai mengoceh. Ia mengeluarkan suara-suara tanpa arti tapi dilakukan untuk mendapatkan perhatian orang di sekitarnya. Bayi dengan autisme mungkin tidak menunjukkan ciri-ciri ini, mereka. cenderung tidak berceloteh atau meniru suara ibu

9.4. Koordinasi mata dengan anggota gerak buruk

Kemampuan koordinasi tubuh bayi adalah koordinasi antara mata dengan anggota gerak, baik itu tangan maupun kaki. Kemampuan ini membuat bayi bisa menanggapi pelukan, mengulurkan tangan untuk dipeluk, atau menyentuh benda yang ada di depannya.  Bayi dengan autisme, biasanya kurang responsif. 

9.5. Gejala-gejala lainnya

Dengan bertambah umur, gejalanya akan lebih jelas. Beberapa gejala ASD pada bayi yang lebih tua usianya, antara lain.:

  • Menghindari kontak mata saat diajak berbicara
  • Berperilaku berulang-ulang, menepuk, mengayunkan tangan, memainkan jarinya 
  • Tidak menjawab pertanyaan dengan benar, cenderung mengulang pertanyaan
  • Lebih suka bermain sendiri, tidak suka kontak fisik, seperti dipeluk atau disentuh

Penatalaksanaan lebih awal bisa mengurangi beratnya gejala autis, mengenal dini tanda tanda awal. sangat penting

10. Kapan harus ke dokter jika curiga bayi menunjukkan gejala autisme?

Bila bayi menunjukkan ciri-ciri autis seperti diatas, segera periksa ke dokter. Terutama jika bayi hingga usia 9 bulan tidak memberikan respons ketika namanya disebut atau tidak berceloteh ketika usianya lebih dari 3 atau 4 bulan.

Lakukan kunjungan ke dokter secara rutin

Tiap anak ASD memerlukan perawatan yang berbeda-beda. tergantung derajat beratnya penyakit. Bila pengobatan berjalan lancar dan kondisi anak semakin membaik, perawatan tertentu mungkin saja bisa dihentikan, misalnya perubahan obat-obatan atau terapi lainnya. Bawalah anak ke dokter secara rutin dan selalu buat catatan setiap berkunjung ke dokter, untuk melaporkan perkembangan anak.

Apa itu autisme spectrum Syndrome?

Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf. Gangguan tersebut memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku.

Gangguan apa saja yang termasuk ke dalam Autism Spectrum Disorder?

Gangguan yang termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder (sindrom Heller).

Apa penyebab anak dengan spektrum autis?

Faktor risiko gangguan spektrum autisme Dapat berasal dari dalam atau luar kandungan seperti kondisi metabolisme ibu saat hamil yang tidak stabil, paparan zat polutan atau paparan zat teratogenik (zat kimia yang dapat merusak sel tubuh).

Apa saja ciri ciri anak autis?

Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak dengan autisme:.
Marah..
Menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas..
Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu..
Melakukan tindakan atau gerakan tertentu dilakukan secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan..