BANYAK sekali anak-anak yang sangat tertarik dengan cerita fiksi. Cerita yang merupakan khayalan atau rekaan yang bertujuan untuk menghibur sering ditemukan pada novel dan cerpen. Show Cerita Fiksi AdalahFiksi yang memiliki arti tidak nyata justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya. Karena dapat dengan mudah membayangkan cerita-cerita khayalan menarik tersebut bersama sang penulis. Sedangkan cerita fiksi adalah cerita penuh khayalan dan dianggap oleh masyarakat umum sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi. Cerita fiksi sering digunakan untuk membantu anak-anak untuk lebih berimajinasi serta membentuk karakter mereka. Ciri ciri Cerita FiksiJika kita menemukan dan membaca cerita yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut, cerita tersebut merupakan cerita fiksi. Antara lain :
Jenis Cerita FiksiSelain ciri-ciri cerita fiksi di atas, yang harus kita ketahui lainnya yaitu jenis. Jenis pada cerita fiksi memiliki beberapa klasifikasi. Antara lain : Novel adalah sebuah karya prosa dari sebuah cerita tertulis 2.
Cerpen Baca juga: Mengingat Penyair Intojo di Hari Puisi Sedunia Unsur dalam Cerita FiksiSebagai penulis, cerita fiksi harus dilengkapi oleh beberapa unsur di dalamnya. Jika unsur tersebut tidak ada, maka cerita tersebut belum bisa dinyatakan cerita fiksi. Antara lain : 1. Tema 2. Tokoh 3. Alur 4. Konflik 5. Klimaks 6. Latar 7. Amanat 8. Sudut pandang 9. Penokohan Contoh Cerita FiksiSetelah mengetahui beberapa hal yang harus diperhatikan pada cerita fiksi. Berikut merupakan contoh cerita fiksi yang sudah sesuai dan memenuhi dari segi pengertian, ciri-ciri, jenis, dan juga unsur. Antara lain : Mengejar Mimpi Prasetya adalah seorang siswa sekolah dasar dari daerah terpencil di Indonesia. Dia tinggal di desa yang sangat sepi di ujung Kalimantan. Kehidupan penduduk desa sangat sederhana dan jauh dari kehidupan modern. Akses listrik di sana sangat terbatas, belum lagi sinyal dan akses internet. Namun, penduduk desa yang tinggal di sana masih bisa hidup bahagia dengan sepenuhnya memenuhi keterbatasan tersebut. Prasetya sedari kecil sudah memiliki cita-cita ingin menjadikan desanya bisa lebih maju. Ia mulai berpikir paling tidak di desanya ada akses listrik yang mumpuni dan gratis untuk seluruh masyarakat yang tinggal disana. Keinginan itu muncul ketika ia pernah tak sengaja membaca selembar koran yang ia temukan di area sekolahnya. Koran tersebut itu memang sudah benar sangat lusuh, sehingga ia semakin bersemangat membangun desanya. Atas impiannya itu, Prasetya kemuaian belajar sangat keras agar cita-citanya bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Plas adalah nama panggilan SMA-nya, kemudian ia akhirnya bersekolah di luar desa karena ingin mengejar dengan lebih layak. Dia bekerja sambil bersekolah. Pada akhirnya, ia diterima di salah satu universitas besar di Indonesia. Sejak itu, Prasetya telah belajar dengan giat dan memperoleh prestasi dalam berbagai proyek penelitian yang dilakukan oleh para dosennya. Setelah lulus dari perguruan tinggi tersebut, Plas akhirnya kembali ke desa dan mulai mewujudkan mimpinya dengan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sederhana. Baca juga: Sajak-sajak Remy Sylado Indonesia Merdeka Namaku Ridho, saat itu usiaku masih 14 tahun. Tepatnya saat 17 Agustus 1945, bulan Ramadhan. Maka aku, ayah dan adikku keluar tempat tinggal tanpa sarapan lantaran kami tengah menjalankan ibadah puasa. Kami ketika itu yang keluar tempat tinggal sekitar jam 09.00 pagi, tetapi tidak tidak bisa karena jalanan yang sangat sepi. Sebetulnya diriku sekarang sangat heran, namun aku membisu dan akan terus berjalan mengikuti langkah ayahku. Ternyata, ayahku sudah membawa aku dan adikku menuju suatu tempat di Jalan Pegangsaan Timur angka 70. Disana banyaknya orang berkumpul, tentu saja itu membuat aku semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Disana juga ada sejumlah pemuda yang tengah berbaris rapi dan terlihat tamu undangan yg duduk rapi berdasarkan kumpulan kursi yg sudah disediakan. Sedangkan waktu keluar tempat berkumpul itu, ada pula warga berdasarkan dari berbagai kalangan. Hampir semua warga yang berkumpul di tempat itu membawa bambu runcing, sekop, parang, dan jenis alat lainnya yang bisa dijadikan sebagai senjata. Semua benda dibawa oleh mereka seakan-akan mereka ingin menunjukkan tekad mereka untuk berani meninggal demi bisa mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Waktu itu, kami berjalan mendekat ke daerah tempat itu, maka semakin kentara terdengar seruan warga yg sedang berteriak “Sekarang, Bung, Sekarang! Segera nyatakan dalam waktu ini, kini pula bung”. Tidak usang kemudian, akhirnya berdasarkan tempat itu keluar 2 orang menggunakan kemeja putih rapihnya. Salah satu orang yang keluar itu membawa secarik kertas dan beliau sangat tegas, dia yg membacakan isi berdasarkan kertas isinya pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mendengar bacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu diriku sangat terharu. Di usiaku yang ke 14 tahun ikut dan sebagai saksi bahwa negara tercinta sudah merdeka.(OL-4) Ciri ciri cerita fiksi apa saja?Berdasarkan praktiknya, cerita fiksi memiliki karakter dan ciri khasnya sendiri sebagai karya sastra, seperti berikut ini: Bersifat imajinasi dari berbagai pengarang. Tidak ada nilai kebenaran relatif atau absolut. Secara umum, bahasa yang digunakan adalah sugestif.
Apa 5 ciri ciri cerita fiksi?Berikut ini penjelasannya.. Cerita fiksi dibuat berdasarkan cerita rekaan atau cerita nyata. ... . Tujuan cerita fiksi untuk menghibur dan menceritakan suatu peristiwa. ... . Memiliki alur cerita yang menarik. ... . Bahasa komunikatif. ... . Teks fiksi memakai bahasa yang tidak baku dan menarik pembaca.. Apa ciri ciri cerita fiksi dan nonfiksi?Cerita fiksi dan dan cerita nonfiksi adalah dua jenis tulisan yang memiliki perbedaan. Cerita fiksi adalah tulisan yang bersumber dari khayalan dan imajinasi. Berbeda dengan fiksi yang tulisan bersumber khayalan, cerita nonfiksi tulisannya bersumber dari fakta atau kenyataan.
Apa ciri ciri dari cerita non fiksi?Ciri-ciri cerita nonfiksi. Bahasa yang Formal atau Baku. ... . 2. Bahasa yang denotatif. ... . 3. Isinya Berkaitan tentang Fakta/Aktual. ... . 4. Tulisannya Bersifat Ilmiah Populer. ... . Isinya diambil dari yang sudah ada ataupun penemuan.. |