Apa balasan bagi orang yang kufur nikmat

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang kufur nikmat. Semoga pembahasan singkat ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Table of Contents Show

  • Definisi kufur nikmat
  • Hukum menyandarkan nikmat kepada selain Allah
  • Kisah Qorun sebagai pelajaran bagi orang yang kufur nikmat
  • Bahaya Kurang Bersyukur
  • Sulit Berterimakasih, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur
  • Lalai dalam Beribadah, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur
  • Iri dan Dengki, merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur
  • Mudah Mengeluh, salah satu Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur
  • Akibat orang tidak pandai bersyukur
  • Video yang berhubungan

Nikmat yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak. Tidak ada seorangpun diantara kita yang mampu menghitungnya. Baik berupa harta, keluarga, kesehatan dan yang paling besar adalah nikmat hidayah iman dan islam. Sebagaimana yang Allah firmankan :

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl: 53)

Namun seringkali kita kurang menyadari akan nikmat yang telah kita terima tersebut. Sehingga tentu saja membuat kita lalai dari mensyukurinya. Padahal seorang muslim wajib mensyukuri nikmat yang ia peroleh. Allah ta’ala berfirman :

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur” (QS. Al Baqarah: 152)

Dalam ayat ini, Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan dan melarang kita untuk berbuat kufur. Bahkan di ayat yang lain Allah mengancam orang-orang yang berbuat kufur dengan adzab yang pedih. Sebagaimana dalam firman Nya :

وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“… dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

Oleh karena itu wajib bagi kita untuk perhatian terhadap perkara yang penting ini, sehingga tidak menjadi golongan orang-orang yang kufur atas nikmat Allah dan dapat terhindar dari ancaman adzab yang pedih.

Definisi kufur nikmat

Kufur nikmat merupakan lawan dari mensyukuri nikmat. Syukur adalah menampakkan pengaruh nikmat yang telah Allah berikan kepada seorang hamba dari hatinya dengan keimanan, dari lisannya dengan pujian dan dari anggota badannya dengan ibadah serta ketaatan[1]. Sehingga seorang dapat dikatakan bersyukur jika terpenuhi tiga unsur :

  1. Hatinya meyakini bahwa semua nikmat yang didapatkan adalah berasal dari Allah
  2. Lisannya memuji Allah
  3. Anggota badannya digunakan untuk beramal sholeh

Barangsiapa yang tidak merealisasikan ketiga perkara tersebut, maka ia telah terjatuh dalam kufur nikmat.

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh menjelaskan dalam kitab At-Tamhid : “Maka wajib bagi seorang hamba memahami benar-benar bahwa setiap nikmat adalah berasal dari Allah. Kesempurnaan tauhid tidak mungkin terwujud tanpa sikap penyandaran setiap nikmat kepada Allah. Penyandaran nikmat kepada selain Allah merupakan kekurangan dari kesempurnaan tauhid dan termasuk dalam kesyirikan kepada Allah”[2]

Seringkali kita jumpai, sebagian orang menyandarkan nikmat yang ia terima kepada selain Allah. Misalnya seorang ketika dalam kesulitan (yang disertai kegelisahan hati), tiba-tiba temannya datang memberikan pertolongan. Kemudian serta merta hati dia menjadi tenang dan mengucapkan “Untung ada kamu, coba kalau tidak… pasti akan terjadi bigini dan begitu”.

Maka hal ini adalah keliru. Karena sesungguhnya nikmat pertolongan itu datang dari Allah ta’ala. Allah menjadikan sebab datangnya seseorang untuk terwujudnya pertolongan. Sudah sepatutnya kita menyandarkan hati/tawakal hanya kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya.

Allah ta’ala berfirman :

يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا

“Mereka mengetahui nikmat Allâh, kemudian mereka mengingkarinya” (QS : An-Nahl:83).

Syaikh ‘Utsaimin menjelaskan makna ayat tersebut : “Mereka mengingkari penyandaran nikmat kepada Allah. Mereka menjadikan penyandaran hatinya hanya kepada sebab. Mereka lupa kepada yang menciptakan sebab yaitu Allah subhanahu wata’ala.”[3]

Baca Juga: Mengingkari Nikmat Allah

Hukum menyandarkan nikmat kepada selain Allah

Para ulama merinci orang yang menyandarkan nikmat kepada selain Allah menjadi beberapa keadaan.

1. Jika penyandaran nikmat tersebut dengan maksud berita, serta berita tersebut adalah berita yang benar dan sesuai kenyataan, maka hal ini dibolehkan.

contoh : Seorang mendapat warisan sebuah rumah yang ia tinggali. Kemudian ia di tanya :”Dari mana engkau dapatkan rumah ini?” maka ia menjawab :”Rumah ini warisan dari orang tua saya”

2. Jika penyandaran nikmat tersebut menunjukkan sebab diperolehnya nikmat, maka dirinci menjadi beberapa keadaan :

  1. Sebab tersebut adalah sebab yang tidak nampak dan tidak dapat memberikan pengaruh sama sekali, maka hal ini termasuk kedalam syirik akbar.
    Contoh : Seseorang berkata : Seandainya tidak ada wali fulan tidak akan terjadi ini dan itu (dengan keyakinan wali yang telah mati tersebut dapat mengatur apa yang terjadi di dunia)
  2. Sebab tersebut adalah sebab yang diterima secara syari’at atau qodari (yaitu sebab yang diketahui dapat memberikan pengaruh setelah melalui percobaan atau penelitian), maka hal ini diperbolehkan dengan syarat tanpa disertai keyakinan bahwasanya sebab tersebut dapat memberikan pengaruh dengan sendirinya dan tanpa melupakan Dzat yang sesungguhnya telah memberikan nikmat tersebut, yaitu Allah ta’ala Contoh : Seseorang mendapatkan nikmat sembuh dari suatu penyakit dengan sebab meminum obat tertentu. Namun ia meyakini yang memberikan kesembuhan adalah Allah. Ia mengatakan “Setelah minum obat ini penyakit saya sembuh atas izin Allah”
  3. Sebab tersebut adalah sebab yang nampak, namun bukan merupakan sebab yang dibenarkan baik secara syari’at maupun qodari, dengan tetap diiringi keyakinan Allah yang memberikan nikmat tersebut. Maka hal ini termasuk dalam syirik kecil.
    Contoh : Seseorang menggunakan jimat karena menganggap dapat menjadi sebab agar dirinya tercegah dari pengaruh buruk. Namun ia tetap meyakini bahwa yang mencegah keburukan darinya adalah Allah[4].

Kisah Qorun sebagai pelajaran bagi orang yang kufur nikmat

Allah ta’ala memberikan banyak pelajaran kepada kita melalui kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Diantara kisah tersebut adalah kisah Qorun yang memiliki harta berlimpah sebagaimana terdapat dalam Al- Qur’an surat Al-Qashash ayat 76 sampai 83. Pada ayat tersebut diceritakan Qorun berlaku sombong atas harta yang ia miliki. Allah berfirman :

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ

“Qorun berkata: “”Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” (QS Al-Qashash : 78)

Dalam ayat tersebut, Allah menceritakan kisah Qorun yang tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya. Ia tidak memuji Allah yang telah memberikan nikmat kepadanya. Ia juga tidak menggunakan nikmat harta yang diperoleh dalam jalan ketaatan. Maka inilah bentuk kufur nikmat yang dilakukan Qorun. Maka Allah memberikan adzab yang pedih yaitu ditenggelamkan ke dalam bumi beserta seluruh hartanya. Allah ta’ala berfirman :

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ

“Maka Kami benamkanlah Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap adzab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS. Al Qashash : 81).

Demikianlah balasan bagi orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah. Sudah seharusnya kita mengambil pelajaran dari kisah tersebut sehingga tidak ada pada diri kita sifat kufur nikmat. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur dan dijauhkan dari sifat kufur nikmat.

Baca Juga: Bersyukur Kepada Allah

***

Catatan kaki

Topics: bersyukur, kufur, kufur nikmat, syukur

PortalMadura.Com – Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur sangat sulit ditemukan. Padahal bersyukur merupakan obat paling mujarab untuk mengobati semua penyakit hati. Sekecil apa pun nikmat bila disyukuri maka akan terasa besar. Maka bersyukurlah setiap hari.

Namun masih banyak orang yang kurang bersyukur terhadap nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Bahkan mereka tidak menyadarinya akan nikmat tersebut.

Orang yang lupa dan tidak pernah bersyukur maka hidupnya akan menderita, dan orang yang tidak mau bersyukur disebut kufur nikmat Allah.

Karena dengan bersyukur, hidup akan terasa nyaman, tentram, damai, dan jauh dari perasaan resah atau gelisah. Syukur juga salah satu jalan menuju surga.

Bahaya Kurang Bersyukur

Kurang syukur bisa membuat kita tersesat dalam kegelapan dunia. Apa yang didapatkan selalu dirasa kurang dan tidak bisa dinikmati. Hati terus-menerus cemas dan gelisah memikirkan dan mengejar apa yang tidak dimiliki.

Jika sifat seperti ini ada di dalam hati orang yang sangat kaya raya sekalipun, maka seterusnya ia akan merasa miskin dan sempit. Sedangkan jika rasa syukur senantiasa ada di dalam hati orang yang sangat miskin sekalipun, maka ia akan merasakan kekayaan, ketenangan, dan kelapangan.

Allah SWT berfirman, “..Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 145)

Sungguh merugi orang yang kurang syukur. Hatinya terus diliputi dengan kecemasan dan kegelisahan karena tidak yakin pada jaminan Allah. Ia pun rugi karena lisannya jauh dari memuji Allah, karena lisannya sudah disibukkan dengan keluh kesah yang tak ada ujungnya.

Ia juga rugi karena hampa dari peningkatan ibadah kepada Allah, ia lebih sibuk dengan mengejar dunia tanpa berpegang pada Dzat Yang Maha Memiliki segalanya di dunia ini, padahal dalam agama Islam telah memberi banyak tuntunan untuk senantiasa bersyukur.

Berikut ini beberapa tanda-tanda anda kurang mensyukuri nikmat Allah hyang telah diberikan selama ini.

Sulit Berterimakasih, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Apa balasan bagi orang yang kufur nikmat

Ketika seseorang kesulitan mengucap terimakasih atas bantuan atau pemberian dari sesama manusia, sekali pun dari seorang yang statusnya lebih rendah darinya, hal tersebut merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Sebagaimana sabda Rasulullah: ”Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterimakasih) kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah,” (HR Tirmidzi No. 1877).

Banyak orang yang tidak berterimakasih pada orang lain hanya karena merasa kebaikan yang diperoleh tersebut merupakan haknya, atau merupakan kewajiban orang yang memberi. Padahal, orang yang pandai bersyukur tidak akan bersikap demikian.

Seseorang yang pandai bersyukur akan senantiasa menghargai segala kebaikan sekecil apa pun, karena pada hakikatnya apapun yang diperolehnya dari manusia merupakan pemberian Allah.

Oleh sebab itu, biasakanlah mengucap terima kasih atas bantuan sekecil apa pun. Misalnya saja, ketika kita mendapat bantuan dari pembantu di rumah, walau sekadar mengambilkan segelas air, tetaplah hargai dengan mengucap terimakasih.

Lalai dalam Beribadah, Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Seseorang yang pandai bersyukur sudah pasti menjadikan segala aktivitasnya bernilai ibadah, baik itu pekerjaannya, makannya atau tidurnya. Serta mereka akan memperbanyak ibadah khusus seperti berdzikir, salat sunah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Maka bisa dipastikan pula orang yang lalai, sedikit ibadahnya, sedikit waktu yang digunakan untuk mengingat Allah, menjadi Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Iri dan Dengki, merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Waspadalah dengan rasa iri dan dengki. Jika kita memelihara sifat ini, bisa jadi kita bukanlah seorang yang bersyukur pada Allah, karena masih saja membanding-bandingkan nikmat yang diperoleh orang lain dengan yang kita dapatkan.

Merasa iri dengan orang lain boleh saja dengan syarat:

  1. Karena orang tersebut mempelajari Quran dan mengajarkannya.
  2. Karena orang tersebut mempunyai banyak harta serta menggunakan hartanya untuk bersedekah.

Kalau kita merasa iri apalagi dengki selain pada orang-orang yang memiliki dua kriteria tersebut, mungkin penyebabnya adalah kurangnya rasa bersyukur yang kita miliki. Dan Sangat nampak sebai Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur.

Mudah Mengeluh, salah satu Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Tanda seseorang selalu bersyukur adalah selalu tersenyum ketika Allah berkehendak lain yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika dia sering mengeluh merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur

Saat kita sudah merasa lapang akan hal itu, maka nilai-nilai syukur sudah menjadi karakter dalam diri kita dan tentu akan selalu mengiyakan semua pilihan-Nya.

Orang yang selalu bersyukur juga tidak akan mudah mengeluh, karena orang yang senantiasa bersyukur akan selalu memiliki sikap ketawadhu’an atas semua yang Allah perintahkan kepadanya.

Karena mengeluh menandakan bahwa kita sedang menantang Allah, memberontak atas tindakan yang Allah lalukan kepada kita, dan bahkan bisa jadi justru sedang marah kepada Allah.

Akibat orang tidak pandai bersyukur

Lalu bagaimana akibat orang yang tidak pandai bersyukur? berikut ini penjelasanya untuk anda.

Mereka yang tidak bersyukur atas nikmat yang telah  Allah berikan, termasuk orang yang kufur nikmat. Akibat orang yang tidak pandai bersyukur atau tidak tahu cara bersyukur adalah orang tersebut akan mendapat adzab yang pedih dari Allah.

Sementara Allah berjanji kepada orang yang bersyukur akan diberikan tambahan nikmat-Nya, sebaliknya kepada yang tidak bersyukur akan mendapatkan balasan berupa adzab yang pedih.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka nikmatnya akan berkurang, seluruh nikmatnya yang ia dapatkan dengan susah payah akan hilang seketika.

Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka hati tidak akan tentram . Akibat orang yang tidak pandai bersyukur maka ia berdosa karena telah kufur terhadap nikmat allah.

Orang yang kufur akan merubah sifat watak dan sikap kita menjadi sombong. Kita tentu masih ingat kisah Qarun Laknatullah yang dihinakan oleh Allah karena tidak mensyukuri nikmat yang Allah berikan.

Apa balasan bagi orang yang kufur nikmat brainly?

Jawaban. Jawaban: maka akan mendapatkan dosa dan masuk neraka....

Apa yang akan terjadi jika kita mengingkari nikmat Allah?

Ornag yang kufur nikmat akan mendapat azab yang pedih dari Allah. Artinya : Dan ingatlah, saat Tuhanmu berkata "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti akan kami tambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Apa yang disebut kufur nikmat?

Kufur nikmat berarti mendustakan atau tidak mengimani nikmat dari Allah. Dengan kata lain, seseorang yang kufur nikmat tidak menyadari atau malah tak meyakini bahwa kenikmatan hidup yang ia rasakan adalah pemberian dari Allah SWT. Dengan kata lain, kufur nikmat sama dengan tidak mensyukuri pemberian dari Allah SWT.

Apa yang harus kita lakukan jika melihat perilaku kufur nikmat?

6 Cara Bersyukur Kepada Allah, Agar Terhindar dari Kufur Nikmat.
Selalu Mengingat Nikmat Allah SWT. Ilustrasi (credit: Freepik) ... .
2. Selalu Mengingat Janji Allah SWT. ... .
3. Berbagi pada Orang yang Membutuhkan. ... .
4. Selalu Bersyukur dan Merasa Cukup. ... .
Menjaga Nikmat dari Kerusakan. ... .
6. Merenungkan Nikmat-Nikmat Allah..