Ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan adalah

Keyakinan dan kepercayaan (bahasa Inggris: belief) adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa Bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.

Ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan adalah

Legenda Phoenix yang bangkit dari abu adalah keyakinan akan kebangkitan yang begitu tercetak dalam peradaban Barat sehingga telah melewati bidang simbolis dan sastra.

Hubungan antara kepercayaan dengan ilmu pengetahuan terjalin dengan sangat erat. Orang-orang yang berkepercayaan biasanya dalam berargumen berkata bahwa mereka tahu segala mengenai argumentasi. Orang-orang yang berkepercayaan bahwa Matahari adalah yang mahakuasa akan mengatakan bahwa mereka tahu bahwa Matahari adalah yang mahakuasa. Namun, dalam istilah berkepercayaan dan ilmu pengetahuan yang digunakan oleh penggunaan filsafat akan berbeda. Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari ilmu pengetahuan dan berkepercayaan. Sebuah masalah yang besar untuk epistemologi adalah dalam kerangka apa yang diperlukan untuk memiliki pengetahuan. Dalam sebuah gagasan yang berasal dari dialog Theaetetus oleh Plato, filsafat tradisional telah menetapkan bahwa kebenaran dari berkepercayaan adalah dibenarkan. Hubungan antara berkepercayaan dan ilmu pengetahuan adalah bahwa ilmu pengetahuan adalah bagian dari berkepercayaan jika berkepercayaan itu benar, dan jika berkepercayaan memiliki alasan pembenar (wajar dan harus masuk akal pernyataan/bukti/petunjuk).

  • (Inggris) Entri Belief di Stanford Encyclopedia of Philosophy oleh Eric Schwitzgebel
  • Beliefnet - Belief-o-matic
  • Compare Different Beliefs Diarsipkan 2008-12-25 di Wayback Machine. Information on different religions/beliefs
  • Beliefs and Practices Belief refers to a part of a wider Spirituality
  • Think without Beliefs Diarsipkan 2014-07-23 di Wayback Machine. Does rational thinking require the adherence to beliefs at all?
  • Religious Beliefs Diarsipkan 2009-01-22 di Wayback Machine. Submit a belief and read about others' thoughts.
  • Ethics of Belief Classic WK Clifford essay that belief by its nature is unethical, with counterpoint by William James
  • How Belief Works Diarsipkan 2015-05-06 di Wayback Machine. Article from Derrick Farnell on the formation of beliefs.
  • William Kingdon Clifford. Ethics of Belief Classic essay arguing that beliefs (and the processes that form them) have ethical implications, with counterpoint essay from William James entitled "The Will to Believe".

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keyakinan_dan_kepercayaan&oldid=21353888"

tirto.id - Apa perbedaan kepercayaan dengan agama? Sebenarnya, kepercayaan dan agama punya kemiripan pengertian. Di Indonesia saat ini, istilah kepercayaan kerap dilekatkan dengan terminologi "penghayat aliran kepercayaan" setelah terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.97/PUU-XIV/2016.

Putusan MK tersebut menjamin aliran kepercayaan di Indonesia selain agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Buddha, Hindu, dan Konghucu, yang sebelumnya dianggap sebagai "agama resmi" di Indonesia.

Terdapat banyak sekali aliran kepercayaan di berbagai daerah di Indonesia, misalnya kepercayaan Kaharingan bagi masyarakat adat Dayak, Sunda Wiwitan dari Jawa Barat, dan lain sebagainya.

Dalam kajian antropologi dasar, istilah kepercayaan biasanya membahas mengenai kepercayaan-kepercayaan yang dianut manusia di zaman pra-aksara (pra-sejarah) atau masa ketika manusia belum mengenal tulisan.

Namun, kepercayaan juga berkaitan dengan kepercayaan agama, seperti kepercayaan politeisme yang meyakini banyak Tuhan, hingga monoteisme yang meyakini keesaan Tuhan.

Baca juga:

  • Apa Itu Agama Menurut Para Ahli: Sejarah, Macam, & Perkembangan
  • Apa Saja Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia?
  • Perbedaan Animisme dan Dinamisme: Sejarah, Pengertian, & Contoh

Secara istilah, kepercayaan ini lazimnya dihubungkan dengan keyakinan masyarakat bahwa benda-benda, makhluk hidup, atau zat supranatural tertentu memiliki kekuatan gaib yang alamiah, sebagaimana dikutip dari buku Antropologi (2009) karya Dyastriningrum.

Apa saja jenis-jenis kepercayaan? Berikut penjelasannya sebagaimana dikutip dari uraian "Perkembangan Agama dan Kepercayaan di Indonesia" yang ditulis Puji Lestari:

1. Animisme

Secara singkat, animisme artinya kepercayaan bahwa manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa atau roh tertentu.

Kepercayaan animisme memuja roh, termasuk roh orang yang sudah meninggal, ada juga yang menyembah pohon atau binatang yang sebenarnya bukan benda atau materinya, melainkan jiwa atau roh yang ada dalam pohon atau binatang tersebut.

2. Dinamisme

Kepercayaan dinamisme menganggap bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan gaib. Dalam antropologi, kekuatan gaib yang diyakini penganut dinamisme itu istilahnya adalah mana. Karena itulah, kepercayaan dinamisme juga dikenal sebagai manaisme.

Kekuatan gaib nan sakti itu, dalam pandangan dinamisme, berpengaruh pada hidup manusia. Pengaruhnya dapat berdampak buruk atau bermanfaat pada kehidupan sehari-hari.

Sebagai misal, aliran dinamisme meyakini bahwa batu akik, keris, kain tertentu memiliki kekuatan sakti yang ampuh untuk digunakan dalam kesempatan-kesempatan tertentu.

Baca juga:

  • Arti Kearifan Lokal di Indonesia: Nilai, Dimensi, Contoh, & Fungsi
  • Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat: Revolusi, Evolusi, Kebudayaan
  • Mengenal Apa Itu Budaya, Adat dan Kelompok Etnis

3. Totemisme

Secara bahasa, totemisme berasal dari kata Ojibwa dari Suku Algonkin, Amerika Utara. Arti totem dapat berupa burung, ikan, binatang, atau tumbuhan tertentu.

Totemisme meyakini bahwa ada daya atau sifat keilahian pada benda-benda tertentu, selain manusia. Kepercayaan ini menganggap bahwa hewan atau tumbuhan tertentu dapat memberi pengaruh, baik itu pengaruh baik atau dampak buruk bagi penganutnya.

Lazimnya, penganut totemisme menganggap keramat hewan atau tumbuhan yang dipercaya sebagai totem, serta dilarang membunuh atau memakan hewan atau tumbuhan tersebut.

4. Politeisme

Dalam bahasa Yunani, politeisme artinya banyak Tuhan. Dalam hal ini, politeisme meyakini bahwa Tuhan tidak esa, tidak tunggal, serta lebih dari satu.

Biasanya, politeisme dianggap sebagai kepercayaan terhadap keberadaan dewa-dewi yang memiliki tugas-tugas tertentu untuk mengatur urusan semesta.

Baca juga:

  • Sejarah Kerajaan Sriwijaya, Lokasi, & Pusat Pengajaran Buddha
  • Sejarah Kerajaan Samudera Pasai: Pendiri, Masa Jaya, & Peninggalan
  • Sejarah Kerajaan Kristen di Indonesia: Larantuka, Siau, dan Manado

Namun, sebenarnya, segala kepercayaan yang meyakini bahwa terdapat beberapa Tuhan yang mengatur urusan dunia, terkhusus perkara manusia, dianggap sebagai politeisme.

Dalam aliran politeisme juga diyakini bahwa dewa-dewi tertentu lebih unggul daripada dewa lainnya. Misalnya, Dewa Zeus dianggap lebih hebat daripada Dewa Hermes, Dewi Afrodit, dan lain sebagainya.

5. Panteisme

Aliran panteisme meyakini bahwa alam semesta adalah Tuhan. Kepercayaan ini menafikan keyakinan bahwa Tuhan menciptakan alam atau kehadirannya di luar alam. Penganut panteisme berpendapat bahwa Tuhan itu melingkupi segalanya melalui alam semesta ini.

6. Monoteisme

Berkebalikan dengan politeisme yang meyakini banyak Tuhan, kepercayaan monoteisme berpendapat bahwa hanya ada satu Tuhan, yang esa, atau tunggal. Agama Islam, Yahudi, dan Kristen tergolong agama monoteis.

Baca juga:

  • Teori Sejarah Masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia
  • Penjelasan 4 Teori Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
  • Sejarah Proses Masuknya Agama Kristen Katolik ke Indonesia

Baca juga artikel terkait ALIRAN KEPERCAYAAN atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/isw)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates