3 tujuan pembentukan Barisan Pelopor adalah

Barisan Pelopor dibentuk untuk menjaga dan mempertahankan Indonesia dengan kekuatan sendiri. [Kompas.com]

adjar.id – Ada alasan lain dibentuknya Barisan Pelopor oleh Jepang saat menjajah Indonesia.

Adjarian, Barisan Pelopor sendiri termasuk sebagai organisasi semimiliter yang dibentuk Jepang.

Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 SMA edisi revisi 2017 terdapat satu soal pada Latih Ulangan Akhir Bab di halaman 72.

Pada soal tersebut kita diminta untuk menjelaskan pembentukan Barisan Pelopor dan tujuannya.

Nah, untuk memudahkan Adjarian, maka kita akan membahas mengenai jawaban soal tersebut kali ini yang menjadi materi sejarah kelas 11 SMA.

Pada masa pendudukan Jepang, organisasi atau perkumpulan yang berdiri diprakarsai oleh Jepang.

Sementara para tokoh Indonesia memanfaatkan organisasi itu untuk kepentingan perjuangan.

Para tokoh Indonesia ini mengambil sikap dan strategi untuk bekerja sama dengan Jepang agar bisa melanjutkan perjuangan menuju kemerdekaan.

Yuk, kita cari tahu alasan dibentuknya Barisan Pelopor sebagai salah satu organisasi semimiliter bentukan.

Baca Juga: Janji Kemerdekaan dari Jepang untuk Indonesia

Page 2

Barisan Pelopor dibentuk untuk menjaga dan mempertahankan Indonesia dengan kekuatan sendiri. [Kompas.com]

Dibentuknya Barisan Pelopor 

Pada pertengahan tahun 1944, diadakan rapat Dewan Pertimbangan Pusat atau Chou-Sangi-In.

Nah, salah satu keputusan rapat tersebut yaitu merumuskan cara untuk menumbuhkan keinsyafan dan kesadaran yang mendalam di kalangan rakyat.

Tujuannya agar bisa memenuhi kewajiban dan membangun persaudaraan untuk seluruh rakyat dalam mempertahankan tanah airnya dari serangan musuh.

Sebagai wujud konkret dari kesimpulan rapat itu, maka pada 1 November 1944, Jepang membentuk organisasi baru yang dinamakan Barisan Pelopor.

Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran dari rakyat Indonesia untuk berkembang.

Sehingga bisa membantu Kepang dalam mempertahankan Indonesia dari serangan musuh.

Barisan Pelopor ini dipimpin oleh Ir. Soekarno, Dr. Moewardi, Otto Iskandardinata, Sudiro, Dr. Boentaran Martoatmodjo, dan Sudiro.

Organisasi ini termasuk organisasi semimiliter yang unik karena pemimpinnya adalah orang-orang nasionalis, Adjarian.

Baca Juga: Jawab Soal Mengapa Jepang Semangat Membentuk Organisasi Militer dan Semimiliter di Indonesia?

Page 3

Barisan Pelopor dibentuk untuk menjaga dan mempertahankan Indonesia dengan kekuatan sendiri. [Kompas.com]

Perkembangan Barisan Pelopor

Barisan Pelopor ini terus mengalami perkembangan di daerah-daerah perkotaan dan mengadakan pelatihan militer bagi pemuda.

Pelatihan militer dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana, seperti bambu runcing dan senapan kayu.

Selain itu, para anggota Barisan Pelopor juga dilatih untuk menggerakkan massa, memperkuat pertahan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.

O iya, keanggotaan barisan pelopor ini mencakup semua pemuda, baik yang terpelajar berpendidikan rendah, maupun tidak memiliki pendidikan sama sekali.

Keanggotaan yang heterogen ini diharapkan bisa memunculkan semangat solidaritas yang tinggi, sehingga timbul ikatan emosional dan semangat kebangsaan.

Nah, Barisan Pelopor sendiri berada di bawah naungan Jawa Hokokai yang anggotanya telah mencapai 6.000 orang.

Kemudian juga dibentuk Barisan Pelopor istimewa yang jumlahnya 100 orang dan berada di bawah kepemimpinan para nasionalis.

Maka dari itu, organisasi Barisan Pelopor ini berkembang pesat dan juga menumbuhkan semangat nasionalisme dan persaudaraan bagi rakyat Indonesia.

Baca Juga: Organisasi Semimiliter pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Alasan Dibentuknya Barisan Pelopor

Jepang membentuk organisasi Barisan Pelopor tidak tanpa alasan yang bertujuan untuk kepentingan mereka sendiri.

Tujuan dibentuknya organisasi ini yaitu untuk memberikan latihan, baik pendidikan maupun militer kepada pemuda-pemuda Indonesia. 

Jadi para pemuda Indonesia dilatih militer untuk mempertahankan dan menjaga wilayah Indonesia dengan kekuatannya sendiri.

Di sisi lain, hal ini mempermudah Jepang untuk mempertahankan Indonesia dari serangan pihak lain. 

Hal ini tidak lepas dari kemampuan militer yang dimiliki pemuda Indonesia sekaligus anggapan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia.

Nah, itulah tadi, jawaban dari soal Latih Ulangan Akhir Bab di halaman 72 yang bisa menjadi referensi Adjarian, saat menjawab soalnya.

Organisasi semi militer bentukan Jepang. Awal mula Jepang masuk ke Indonesia ditandai dengan pengeboman di Pearl Harbour pada 8 Desember 1941, yang terjadi di pangkalan angkatan laut, tepatnya di pulau Oahu, Hawaii, AS. Jepang yang kala itu sukses menghancurkan basis-basis militer AS lantas mulai mencari target baru, dan Indonesia pun menjadi pilihannya.

Dipilihnya Indonesia sebagai target berikutnya oleh Jepang bukan tanpa sebab. Sumber daya alam yang melimpah menjadi alasannya. Kala itu, Jepang melancarkan serangan dengan tujuan memperoleh bahan industri perang dan cadangan logistik, seperti aluminium, minyak bumi, dan timah [untuk mencukupi kebutuhan selama perang Pasifik].

Lebih kurang 3,5 tahun menjajah Indonesia, banyak hal dilakukan oleh negeri matahari terbit, termasuk mendirikan sejumlah organisasi baru. Baik itu yang bersifat militer, non militer maupun semi militer.

Dalam artikel kali ini, kita akan berkenalan lebih jauh dengan beberapa organisasi semi militer bentukan Jepang, termasuk diantaranya Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor, dan Hizbullah. Seperti apa sih? Yuk kita cari tahu!

Seinendan

Seinendan atau disebut juga Korps Pemuda merupakan suatu organisasi yang terdiri dari anggota pemuda yang memiliki rentang usia dari 14 hingga 22 tahun. Tujuan dari organisasi ini adalah melatih, mendidik dan membiasakan para pemuda untuk menjaga serta mempertahankan bangsanya. Organisasi ini difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan garis belakang.

Di awal-awal berdirinya, Seinendan memiliki anggota sebanyak 3.500 dan pemuda tersebut merupakan pendatang dari seluruh wilayah di Jawa. Jumlah ini berkembang menjadi 500.000 orang pada akhir pemerintahan Jepang di Indonesia.

Keibodan

Organisasi semi militer bentukan Jepang berikutnya adalah Keibodan. Keibodan merupakan barisan pembantu polisi yang dibentuk 29 April 1943 dengan tujuan utamanya adalah membantu tugas kepolisian Jepang di Indonesia. Sebagai contoh, mengatur lalu lintas dan pengamanan desa.

[Baca juga: 7 Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia]

Dalam melakukan perekrutannya, Keibodan berasal dari para pemuda Indonesia berusia 23-25 tahun dengan syarat utama menjadi anggota Keibodan adalah sehat secara fisik dan berkepribadian baik.

Barisan Pelopor

Barisan Pelopor merupakan organisasi yang memiliki suatu dewan pertimbangan secara pusat. Tujuan organisasi ini adalah untuk mengembangkan minat masyarakat dalam membantu Jepang melawan sekutu. Ir. Soekarno merupakan ketua dari organisasi ini, dibantu oleh beberapa pemuda seperti Otto Iskandardinata, Buntaran Martoatmojo dan R.P Suroso.

Organisasi ini berada di bawah organisasi Jawa Hokokai dan beranggotakan sekitar 60 orang. Dalam sub organisasi, dibentuk organisasi istimewa yang beranggotakan 100 orang dan berisikan para pemuda asrama yang terkenal di mata umum. Organisasi istimewa itu diketuai oleh Sudiro dan beberapa pemuda yang terkenal saat itu adalah Asmara Hadi Supeno, Johar Nur dan D.N Aidit.

Hizbullah

Hizbullah merupakan suatu organisasi kepemudaan yang bersifat sukarela yang dalam bahasa Jepang disebut sebagai Kaikyo Seinen Teishinti. Organisasi ini didirikan pada 15 Desember 1944, dan dibentuk setelah Jepang menerima kekalahan secara bertubi-tubi dan membuat keadaan Jepang semakin memburuk.

Jepang akhirnya mengeluarkan ultimatum untuk menambah pasukan perang menjadi 40.000 orang yang terdiri dari pemuda Islam. Hingga akhirnya, pada 7 September 1944, PM Jepang yang bernama Kaiso mengeluarkan janji tentang kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini diketuai KH. Zainul Arifinan Moh. Roem sebagai wakilnya.

Relawan dalam organisasi ini harus memenuhi syarat tertentu, salah satunya berada di rentang usia 17 hingga 25 tahun.

Organisasi semi militer bentukan Jepang. Awal mula Jepang masuk ke Indonesia ditandai dengan pengeboman di Pearl Harbour pada 8 Desember 1941, yang terjadi di pangkalan angkatan laut, tepatnya di pulau Oahu, Hawaii, AS. Jepang yang kala itu sukses menghancurkan basis-basis militer AS lantas mulai mencari target baru, dan Indonesia pun menjadi pilihannya.

Dipilihnya Indonesia sebagai target berikutnya oleh Jepang bukan tanpa sebab. Sumber daya alam yang melimpah menjadi alasannya. Kala itu, Jepang melancarkan serangan dengan tujuan memperoleh bahan industri perang dan cadangan logistik, seperti aluminium, minyak bumi, dan timah (untuk mencukupi kebutuhan selama perang Pasifik).

Lebih kurang 3,5 tahun menjajah Indonesia, banyak hal dilakukan oleh negeri matahari terbit, termasuk mendirikan sejumlah organisasi baru. Baik itu yang bersifat militer, non militer maupun semi militer.

Dalam artikel kali ini, kita akan berkenalan lebih jauh dengan beberapa organisasi semi militer bentukan Jepang, termasuk diantaranya Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor, dan Hizbullah. Seperti apa sih? Yuk kita cari tahu!

Seinendan

Seinendan atau disebut juga Korps Pemuda merupakan suatu organisasi yang terdiri dari anggota pemuda yang memiliki rentang usia dari 14 hingga 22 tahun. Tujuan dari organisasi ini adalah melatih, mendidik dan membiasakan para pemuda untuk menjaga serta mempertahankan bangsanya. Organisasi ini difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan garis belakang.

Di awal-awal berdirinya, Seinendan memiliki anggota sebanyak 3.500 dan pemuda tersebut merupakan pendatang dari seluruh wilayah di Jawa. Jumlah ini berkembang menjadi 500.000 orang pada akhir pemerintahan Jepang di Indonesia.

Keibodan

Organisasi semi militer bentukan Jepang berikutnya adalah Keibodan. Keibodan merupakan barisan pembantu polisi yang dibentuk 29 April 1943 dengan tujuan utamanya adalah membantu tugas kepolisian Jepang di Indonesia. Sebagai contoh, mengatur lalu lintas dan pengamanan desa.

(Baca juga: 7 Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia)

Dalam melakukan perekrutannya, Keibodan berasal dari para pemuda Indonesia berusia 23-25 tahun dengan syarat utama menjadi anggota Keibodan adalah sehat secara fisik dan berkepribadian baik.

Barisan Pelopor

Barisan Pelopor merupakan organisasi yang memiliki suatu dewan pertimbangan secara pusat. Tujuan organisasi ini adalah untuk mengembangkan minat masyarakat dalam membantu Jepang melawan sekutu. Ir. Soekarno merupakan ketua dari organisasi ini, dibantu oleh beberapa pemuda seperti Otto Iskandardinata, Buntaran Martoatmojo dan R.P Suroso.

Organisasi ini berada di bawah organisasi Jawa Hokokai dan beranggotakan sekitar 60 orang. Dalam sub organisasi, dibentuk organisasi istimewa yang beranggotakan 100 orang dan berisikan para pemuda asrama yang terkenal di mata umum. Organisasi istimewa itu diketuai oleh Sudiro dan beberapa pemuda yang terkenal saat itu adalah Asmara Hadi Supeno, Johar Nur dan D.N Aidit.

Hizbullah

Hizbullah merupakan suatu organisasi kepemudaan yang bersifat sukarela yang dalam bahasa Jepang disebut sebagai Kaikyo Seinen Teishinti. Organisasi ini didirikan pada 15 Desember 1944, dan dibentuk setelah Jepang menerima kekalahan secara bertubi-tubi dan membuat keadaan Jepang semakin memburuk.

Jepang akhirnya mengeluarkan ultimatum untuk menambah pasukan perang menjadi 40.000 orang yang terdiri dari pemuda Islam. Hingga akhirnya, pada 7 September 1944, PM Jepang yang bernama Kaiso mengeluarkan janji tentang kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini diketuai KH. Zainul Arifinan Moh. Roem sebagai wakilnya.

Relawan dalam organisasi ini harus memenuhi syarat tertentu, salah satunya berada di rentang usia 17 hingga 25 tahun.