25 pramuka atau kepanduan masuk ke indonesia sejak zaman penjajahan

- Hari Pramuka Nasional diperingati setiap 14 Agustus. Di balik itu, ada sejarah panjang hingga kini jadi salah satu hari penting di Indonesia.

Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) muncul bahkan sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya loh. Pramuka turut berkontribusi dan menyulut berdirinya pergerakan nasional.

Istilah Pramuka sendiri pertama kali berkembang di Inggris. Saat itu Lord Robert Baden Powell of Gilwell, yang dikenal punya banyak pengalaman dan keterampilan survival melakukan pembinaan remaja.

Powell juga menulis sebuah buku berjudul 'Aids to Scouting' yang menjadi panduan bagi tentara muda Inggris untuk melakukan tugasnya. Setelah itu, pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Powell untuk melatih anggotanya.

Pada 1908, Powell lagi-lagi menulis buku tentang pengalamannya melakukan latihan kepramukaan. Buku ini diberi judul 'Scouting for Boy' dan kemudian menyebar di Inggris, dan negara lain, termasuk Indonesia.

Sejarah Hari Pramuka di Masa Penjajahan Belanda

Melansir dari situs resmi Kemdikbud dan Kemenkumham, pramuka juga menyebar ke Belanda hingga akhirnya masuk ke Indonesia. Pada 1912, didirikan Gerakan kepanduan di Hindia Belanda di Jakarta yang bernama Nederlands Padvinders Vereeniging (NPV).

Pada 4 September 1917, gerakan itu berganti nama menjadi Nederlands Indische Padvinders-Vereeniging. Gerakan ini sebagai bagian dari kepanduan Nederlands Padvinders Organisatie (NPO), yang berpusat di Belanda.

Pemimpin gerakan kemerdekaan tertarik melihat dibentuknya NPV. Mereka melihat Pramuka dapat digunakan untuk membentuk karakter masyarakat Indonesia. Akhirnya pada 1916, diprakarsai oleh Pangeran A.A. Mangkunegara VII tanpa campur tangan dari Belanda dibentuklah organisasi pramuka pertama di Indonesia bernama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO).

Lahirnya JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu, seperti JJP (jong java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamftsche Padvinderzj), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), dan Padvinders Muhammadiyah yang kemudian menjadi nama Hizbul Wathan atau HW.

Istilah Padvindery yang digunakan dalam organisasi kepanduan di Indonesia ternyata ditentang Belanda. Akhirnya, K.H Agus Salim mengganti istilah Padvindery dengan Pandu atau Kepanduan. Pada tahun 1930, organisasi PPS (Pandu Pemuda Sumatera), PK (Pandu Kesultanan), dan IPO bergabung menjadi satu membentuk KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).

Setahun kemudian, dibentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia). Kemudian pada 1938, organisasi ini berubah nama menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia).


Sebagai upaya menggalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa, BPPKI berencana untuk melakukan kegiatan All Indonesia Jamboree. Namun karena berbagai pertimbangan, nama tersebut diganti dengan PERKINO (Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem) dan diselenggarakan mulai tanggal 29 s/d 23 Juli 1941 di Yogyakarta. Inilah yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kegiatan Jambore seperti yang kini masih dilakukan.

Sejarah Hari Pramuka di Masa Penjajahan Jepang

Setelah Indonesia dijajah Jepang, kepanduan mulai terhambat. Saat itu banyak tokoh Kepanduan ditarik masuk Keibondan, PETA, dan Seinendan, organisasi bentukan Jepang yang digunakan untuk mendukung tentara Jepang.

Gerakan kepanduan juga dilarang oleh Jepang. Jepang menyebut gerakan itu berbahaya karena dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat jajahan.

Awal Ditetapkannya Hari Pramuka

Setelah Indonesia merdeka, dibentuklah organisasi Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, wadah satu-satunya kepanduan di Indonesia. Penetapan Pandu Rakyat Indonesia dikuatkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Nomor 93/Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947.

Pada 1950, muncul kembali organisasi-organisasi kepanduan yang pernah ada pada Perang Dunia ke-2. Kemudian, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Nomor 23441/Kab, Tanggal 6 September 1951 yang memungkinkan berdirinya organisasi kepanduan lain selain dari Pandu Rakyat Indonesia.

Hingga 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia yang kemudian tergabung dalam 3 federasi organisasi yaitu Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Tiga federasi itu kemudian melebur membentuk Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).

Kemudian lahir Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961 pada 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka yang ditandatangani oleh Pjs Presiden RI, Ir Juanda. Keppres tersebut menetapkan gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan yang mendapat izin untuk melaksanakan pendidikan kepramukaan di Indonesia.

Penetapan tanggal 14 Agustus sebagai Hari Pramuka juga dibuat melalui Keputusan Presiden RI Nomor 448 Tahun 1961.

Lihat juga video saat 'Jokowi Pimpin Upacara Peringatan Hari Pramuka Ke-59 di Istana':

[Gambas:Video 20detik]

(izt/imk)

Pramuka atau kepanduan masuk ke Indonesia sejak zaman penjajahan apa?

Pramuka Pada Masa Penjajahan Belanda Awal mula sejarah kepanduan di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang kepanduan milik Belanda yang bernama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada 1912.

Sejak tahun berapakah Gerakan Pramuka atau kepanduan di Indonesia dimulai?

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Di Jakarta, didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinders-Organisatie (JIPO) pada tahun yang sama.

Siapakah yang pertama membawa kepanduan ke Indonesia?

Di tahun yang sama, pertama kali gerakan kepanduan Indonesia diprakarsai oleh Mangkunegara VII di Surakarta dengan nama Javaansche Padvinders Organisatie.